MASRURI

(M Vut Asmakhum Rmhk) biasa disapa Vut atau Emput, lahir di Indramayu, 28 Agustus 1965. Menulis sejak duduk di bangku SMP (puisi, cerpen, f...

Selengkapnya
Navigasi Web
Hidup Ibarat Selebar Daun Kelor
Belenggu Penculikan

Hidup Ibarat Selebar Daun Kelor

Mbak Tutik kalang kabut, dalam pikiran seolah-olah mati akan lebih baik daripada harus menanggung beban sedemikian berat. Setelah kepergian rentenir itu pikiran mbak Tutik sangat labil. Sedangkan beban yang dia pikul tanpa diketahui siapa pun di dalam keluarganya. Diluar sepengetahuan mas Kuncung, Asri apalagi Lingga. Tatapan mata mbak Tutik kosong dan dalam pikirannya seolah berdiskusi memikirkan bagaimana mendapatkan uang sebanyak itu dalam waktu 4 hari. Sampai juga lintasan pikirannya kepada salah seorang teman yang sejak lama dikenal sebagai bramacorah kelas kakap berjuluk Ceking, meski nama aslinya Sutamin. Ia menajadi pelanggan setia nasi kucingnya tiap malam sebelum pergi ke rumah dangdut. Suatu saat Ceking pernah mengajak mbak Tutik untuk merampok bank yang karuan saja segera ditolak mentah-mentah oleh mbak Tutik. Karena takpernah sedikitpun terlintas dalam benak mbak Tutik untuk melakukan pekerjaan gila itu. Merampok memerlukan strategi supra abnormal dan di dalam jiwa tertanam rasa kejam tanpa pandang bulu. Bahkan Ceking pernah juga sangat sungguh-sungguh mengajak mbak Tutik berkomplot untuk melakukan penculikan anak semata wayang juragan kapal ikan.

“Tik, bagaimana kalau situ saya ajak berkomplot menculik anak Juragan Warto yang kaya-rayanya paling pol itu. untuk kemudian kita minta uang tebusan.” Ajak Ceking pada suatu malam.

“Ngaco kamu King, untuk melakukan itu memerlukan persiapan matang. Kita harus melakukan pengamatan seacara seksama, apa dan dimana anak itu berkegiatan agar diketahui peluang menyambarnya secepat kilat,” Ujar mbak Tutik sekenanya.

“Memang benar, Tik. Kita harus benar-benar mengetahui setiap kegiatannya sehingga kita tahu kapan penculikan yang tepat dilakukan.” Tambah Ceking bersemangat.

“Itu saya rasa semakin menguntungkan karena kita mengenal anak itu, kapan dan di mana anak itu lengah dari pengawasan kepercayaan orang tuanya, saya rasa besok kita sudah bisa melancarkan aksi kita,” Imbuh Camung tim andalan Ceking. Ceking dan mbak tutik lebih dalam menatap ke arah Camung. Mereka heran dengan ucapan Camung.

“Apa maksudmu … kamu sudah kenal dengan anak calon target kita, siapa?” Tanya mbak Tutik.

“Andi Suwarto namanya.” Jawab Camung.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kereeen cerpennya, Pak. Salam literasi

27 Dec
Balas

WAh, ada ajakan untuk jadi perampok ya...ternyata mereka sekonkong berbuat jahat, selanjutnya seperti apakah aksi mereka. lanjut bu. salam

27 Dec
Balas



search

New Post