MASRURI

(M Vut Asmakhum Rmhk) biasa disapa Vut atau Emput, lahir di Indramayu, 28 Agustus 1965. Menulis sejak duduk di bangku SMP (puisi, cerpen, f...

Selengkapnya
Navigasi Web
Sepulang Perawatan Ayah Trauma Berat
FatherGoHome

Sepulang Perawatan Ayah Trauma Berat

Kini ayah melangkahkan kakinya untuk meninggalkan Rumah Sakit yang sekian lama telah menjadi rumah kedua untuk kesembuhan ayah, di rumah sakit itulah ayah dipertemukan dengan sosok dr. Pratiwi Oktaviani yang sangat baik. dr. Pratiwi Oktaviani sudah sangat berjasa bagi semua pasien rumah sakit umum daearah kota mangga. Semoga dokter mendapat tempat teristimewa di sisi Allah, demikian doa dalam benak ayah. Berbalut rasa sedih yang amat sangat, dengan hati berat ayah kini melangkah menuju ambulance rumah sakit diiringi tenaga medis yang bertugas untuk mengantar ayah pulang kerumah. Setelah ayah berada di dalam mobil ambulans kemudian mobil pun segera melaju meninggalkan rumah sakit dan menuju ke rumah. Sepanjang perjalanan ayah takhenti menitikkan air mata demi mengingat dr. Pratiwi Oktaviani yang telah berpulang ke rahmatullah. Ayah tak kuasa mengingat seluruh kebaikan dr. Pratiwi Oktaviani. Ayah tidak tahu harus harus berbuat. Apakah harus merasa senang dapat sembuh dari penyakit yang mematikan dan bisa berkumpul kembali bersama seluruh anggota keluarga, atau dia harus terus meratapi nasib atas kehilangan orang yang sangat berjasa dan memberikan kehidupan baru baginya. Ayah hanya bisa menangis untuk semua itu.

Setelah beberapa saat kemudian kini ayah telah sampai di rumah. Ayah melihat di sepanjang lorong memasuki rumahnya warga sekitar seluruhnya mengenakan masker berdiri di pinggir jalan mengelu-elukan kepulangan ayah sambil bertepuk tangan kepada ayah serta serta mengulas senyum bahagia demi melihat ayah yang sudah memenangkan pertarungan melawan virus yang sangat mematikan. Sesampainya di rumah, ayah langsung masuk ke kamar. Di kamar, ayah hanya bisa tertegun. Tak ada sepatah katapun keluar dari mulut ayah. Satu jam lebih, ayah seperti sedang bercakap-cakap dengan diri-sendiri secara tertutup. Saat suara langkah kaki makin mendekat, dan pintu kamar terbuka, kami hanya mendapati ayah tercenung dalam-dalam. Beberapa saat, di dalam kamar utama itu hening.

“Ayah…” sapa ibu penuh cinta.

“Apa yang terjadi selama perjalanan pulang sih, Yah? Susul aku berspekulasi memperkuat kalimat ibu. Tentu saja kami sangat heran. Hal semacam itu baru terjadi seumur hidup dalam diri ayah. Apa mungkin akibat berpisah dengan kami terlalu lama seolah-olah selama ayah menjalani masa perawatan merasa dikucilkan oleh kami semua.

“Bu, apa masih mungkin ayah bisa hidup lebih lama lagi?” Tanya ayah yang karuan membuat terkejut kami Semua.

“Ayah … tidak usah berpikir yang bukan-bukah ah!” Sergah ibu.

"Yang penting sekarang ayah sudah bersama-sama lagi di rumah cinta kita ini". Imbuh kakak.

“Ayah ... mengidap penyakit yang sangat berbahaya, dan gambaran nyata berlangsung setiap hari di hadapan ayah, bahkan dokter yang merawat ayah penuh kesabaran dan riang gembira itupun tak kuasa menaklukkan penyakit yang sama seperti yang menggerogoti tubuh ayah". Jelas ayah hingga akhirnya kami semua tahu mengapa sejak tiba di rumah cinta ayah seperti orang linglung.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post