Masyudi Rahman

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

'ANAK TITIPAN LANGIT'

Cerita dimulai pagi ini, kamis 21 oktober 2022 seperti biasa kehidupan keluarga sudah mulai bersiap-siap untuk melaksanakan aktivitas masing-masing. Si ayah bekerja mencari nafkaf untuk keluarganya sementara si bunda harus melakukan aktivitasnya di rumah karna tidak bekerja. Sebutlah Muhammad al Mukhtar anak usia hampir memasuki usia 3 tahun, anak yang aktif, keingintahuannya sangatlah besar, jika dilarang pasti akan ngomel.

Say abi berangkat dulu ya ke kantor…. Ucap suami bu Afif.

Sambil bersalaman dan tidak lupa mencium keningnya, serta anak-anaknya.

Ketika hendak keluar dan menutup pintu rumah, Muhammad berlari dari dalam rumah,

Baba… baba… baba… ucapan khas anak ini dengan penuh semangat.

Baba…. Baba … Muhammad cium ….Muhammad cium….

Dengan terburu-buru sang ayah mengiyakan keinginannya dengan mencium keningnya dan tangannya…..

Sambil berucap, Baba ke kantor dulu ya nak…

Sambil mengangguk Muhammad langsung masuk kedalam rumah.

Namun entah kenapa ketika mendengar suara motor yang dihidupkan oleh ayahnya, ia berteriak !

Baba.. baba… Mamad ikut Mamad ikut … sambil menangis dengan ucapan lucu nan sedih karena tangisannya….

Si ayah lanjut menghidupkan motornya, sementara Muhammad terus menangis dalam rumah, sepatah dua kata sang ayah dari balik pintu, Mamad Baba kerja dulu ya, Mamad sama Umi……

Namun ia tetap menangis, namun karena waktu sudah menunjukkan pukul 06.55 wib sang ayah melajukan motornya sambil tersenyum kepadanya.

Kring…kring…kring suara telp bordering, sang ayah melihat ternyata istrinya sedang menelpon, Bi… abi pulang dulu pa bisa..

Ada pa say, ucap sang suami ….

Nih Muhammad memasukkan cairan detergent ke tendon milik tetangga kita… abi bisa kan pulang bentar.minta maaf kepada Mas Safril tetangga kita…

Ya insyaallah nanti pulang….maaf nih masih ngerjakan tugas sekolah…. Ucap sang suami.

Dalam hati sang suami sambil berdoa “ Ya Allah jadikanlah anak kami ini seorang ulama hebat, punya pondok besar yang nantinya ketika orang – orang butuh bisa gratis tanpa di pungut biaya, jadikan ia hafidz Qur’an yang wara’ “.

Karena sang ayah pernah membaca dari tulisan seorang ulama bahwa jika orang tua marah, maka selipkanlah doa dalam setiap marahnya kepada sang anak, jangan memarahi anak apalagi mendoakan yang buruk, karena ia adalah titipan langit untuk kita.

Sebagaimana sabda Rasulullah saw:

“Setiap anak terlahir dalam keadaan fitrah. Orangtuanya yang akan membuat dia yahudi, nasrani, dan majusi” (H.R. Muslim).

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Cerpen yang sangat keren pak Rahman salam kenal ijin follow dan follow back ya kutunggu terima kasih

22 Oct
Balas



search

New Post