Masyudi Rahman

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Membangun Peradaban melalui Perpustakaan

"Membangun Peradaban melalui Perpustakaan".

Ungkapan bijak Imam Syafi’I “ jika kamu tidak sanggup menahan lelahnya belajar, maka kamu harus sanggup menahan perihnya kebodohan “. Ungkapan ini sangatlah menarik untuk kita simpulkan bersama dalam membangun peradaban melalui perpustkaan sebagi topic atau tema.

Membangun sebuah peradaban tidak mudah membalikkan telapak tangan, namun butuh perjuangan dan perjuangan itu harus dimulai dari generasi mudanya. Teringat sebuah ungkapan Bung Karno tokoh pemuda waktu itu Beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia”. Sebuah kalimat legenda yang sempat dipekikkan oleh bapak bangsa, yang kalimatnya kini menjadi kenyataan dikutip: https://jatim.kemenkumham.go.id. Berbeda halnya dengan Nabi Muhammad SAW dalam mengubah Kota Madinah menjadi Kota yang religius hingga Nabi SAW di sambut dengan penuh suka cita saat hijrah, dialah Mushab bin Umair yang dengannya Madinah berubah total menjadi sebuah peradaban gemilang.

Berbeda dengan generasi di negeri kita tercinta ini, para pemudanya acuh tak acuh dalam membangun sebuah peradaban, mereka sibuk dengan dunia hedonism, terbukti dengan adanya fashion week, mereka terjebak pemahaman sekularisme yang menjauhkan kehidupan dari agamanya (baca:Islam). Apalagi membangun peradaban melalui perpustakaan maka dibutuhkan usaha yang serius dari para guru, dan tidak kalah penting oleh Negara.

Dikutip dari laman: https://bisniskumkm.com/harbuknas-2022, berdasarkan survey yang dilakukan Program For International Student Assessment (PISA) yang di rilis Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) pada 2019, Indonesia menempati peringkat ke 62 dari 70 negara, atau merupakan 10 negara terbawah yang memiliki tingkat literasi rendah. Berbeda halnya dengan era saat ini di mana era digitalisasi sangatlah mudah tinggal ‘klik’ saja mbah google kata orang-orang sudah bisa kita nikmati.

Banyak jargon-jargon terkait perubahan melalui literasi, mulai dari salam literasi, hingga apapun bentuknya. Pada tanggal 27 September 2022 hingga tanggal 08 Oktober 2022 Kemenag kota Malang, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan kota Malang, Cabdin Malang dan Batu, dan Rumah Literasi Telaga Ilmu, mengadakan Bimtek dengan topic : IN2 Bimtek PBL Ceris 1 Kota Malng-Dengan Ceris Kita Tingkatkan Literasi, Kuatkan Moderasi dan Mewujudkan Nilai-nilai Karakter Menuju Kota Malang Bermartabat. Bimtek ini berupaya untuk membuat sebuah tulisan para guru, yang hasilnya nanti berwujud sebuah karya novel/cerpen, cerita bergambar untuk anak PAUD/TK, SD/MI Kelas 1-3, cerita pendek untuk anak SD/MI Kelas 4-6 dan masih banyak lagi buku – buku yang lain.

Namun pertanyaannya, apakah anak-anak bangsa ini benar-benar mencintai buku, berapa lama mereka bisa membaca dengan seksama, apakah mereka paham atas apa yang di bacanya, dan deretan pertanyaan-pertanyaan lainnya. Ketika kita mendampingi mereka dalam membaca buku, mereka hanya senang melihat gambarnya saja, namun tidak membaca teks yang terdapat dalam buku bacaan tersebut. Walhasil ini akan menjadi sebuah PR besar bagi pemangku jabatan di negeri ini, bagaimana buku bisa mengalahkan gadget mereka.

Para guru dan orang tua mungkin akan senang, ketika melihat anak-anak mereka diajak berkunjung oleh sekolah atau dinas tertentu kesebuah perpustakaan umum, atau rumah literasi, bangganya kita dan mengatakan anak-anak kita senang membaca, dengan berfoto ria, namun pada faktanya mungkin mereka jenuh di sekolah dengan banyaknya pelajaran dan nilai yang harus mereka capai untuk memenuhi target KKM.

Harapan dari terselenggaranya lomba menulis di gurusiana atau media guru ini agar kesadaran akan pentingnya membangun peradaban melalui perpustakaan bisa terus diopinikan, dan menjadi wujud kepedulian kita semua sebagai agen perubahan. Sehingga untuk membangun sebuah peradaban melalui perpustakaan itu benar-benar terwujud hanya dengan membaca.

Mari para penggerak literasi dan para guru serta orang tua hebat, kreativitas kalian ditunggu oleh sekian juta anak-anak bangsa, agar mereka tidak seperti apa yang katakana oleh Imam Syafi’I “jika kamu tidak sanggup menahan lelahnya belajar, maka kamu harus sanggup menahan perihnya kebodohan”. Dan tentunya kita mempunyai andil tuk mencerdaskan anak-anak bangsa ini. Mari kita biasakan dan tanamkan membaca sejak agar mereka mencintai buku dan membuat sebuah perubahan melalui perpustakaan.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap ulasannya, pak. Salam kenal

12 Oct
Balas

alhamdulillah, salam kenal juga bu. semoga kita sama-sama belajar tuk membangun generasi ini menuju generasi yg cinta literasi

13 Oct

Bagus pak ulasannya . ;) Salam literasi

12 Oct
Balas

alhamdulillah, semoga bisa belajar banyak dari panjenengan.

13 Oct

Saya juga sama pak masih belajar ;)

13 Oct

Saya juga sama pak masih belajar ;)

13 Oct

salam literasi, mohon bimbingannya njih bu. insyaallah perlu banyak bakan garam dari panjenengan semua.

13 Oct
Balas



search

New Post