Maulana Iskandar

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Refleksi  (Komprehensif) Best Practice Pelaksanaan Praktik Lapangan (PPL)

Refleksi (Komprehensif) Best Practice Pelaksanaan Praktik Lapangan (PPL)

Refleksi (Komprehensif) Best Practice Pelaksanaan Praktik Lapangan (PPL) Di SMK Negeri 1 Haurwangi

NAMA : Maulana Iskandar

NIM PPG : 22906232

Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan Pendidikan Profesi Guru Kategori 1 Tahap 2 Universitas Negeri Manado Tahun 2022

PENGESAHAN

Laporan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) di SMKN 1 Haurwangi ini telah disusun sesuai dengan Pedoman PPG Dalam Jabatan Universitas Negeri Manado dan diketahui oleh dosen pembimbing, guru pamong, serta diketahui oleh kepala sekola.

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas limpahan berkah, rahmat, taufik dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan rencana tindak lanjut aksi 1 dan 2. Tujuan pembuatan laporan rencana tindak lanjut ini adalah selain untuk prasyarat tugas pada kegiatan refleksi (komprehensif) dan rencana tindak lanjut juga untuk melatih kompetensi penulis dalam mendesain Pembelajaran inovatif yang dapat di aplikasikan di kelas. Selain itu tujuan lain yang relevan adalah untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang model-model dan media pembelajaran inovatif baik secara teori maupun praktiknya di satuan pendidikan khususnya di kelas.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tersusunnya laporan ini adalah berkat kerjasama, dorongan, bimbingan serta bantuan dari berbagai pihak baik moril maupun materiil maka dari itu pada kesempatan ini kami mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. Deitje Adolfien Katuuk, M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri Manado

2. Drs. Jan Ratu., m.pDselaku pengelola bidang studi PPKN Universitas Negeri Manado

3. Prof. Cosmas Poluakan M.Si Direktur Koordinator PPG Univrsitas Negeri Manado

4. Dr. Apeles Lexi Lonto., M.Si selaku dosen pembimbing lapangan program PPG dalam jabatan Kategori 1 gelombang 2

5. Etni Langkai, S.Pd selaku guru pamong PPG dalam jabatan Kategori 1 gelombang 2 Universitas Negeri Manado

6. Antonius Eko yang bertindak selaku admin kelas B yang tidak pernah dan tak kenal lelah membersamai kami di program PPG ini.

7. Mirafuddin, S.Pt., M.M.Pd selaku kepala sekolah SMKN 1 Haurwangi

8. Iyep Hermawan, S.Pd selaku wakil kepala sekolah bidang Kurikulum

9. Rekan sejawat yang tergabung dalam keluarga SMKN 1 Haurwangi

10. Rekan seperjuangan kelompok B yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang selalu semangat untuk menyelesaikan PPG ini.

Dengan adanya laporan rencana tindak lanjut aksi 1 dan 2 ini diharapkan guru ataupun calon guru yang membaca bisa mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang penerapan model dan media pembelajaran inovatif ini. Setelah mempelajari laporan ini maka guru-guru diharapkan bisa memiliki ide gagasan inovatif dan kreatif sehingga bisa diaplikasikan di dalam kelasnya masing-masing.

Menyadari bahwa laporan rencana tindak lanjut aksi 1 dan 2 ini masih perlu banyak penyempurnaan maka kami mengharapkan masukan kritik yang kompati dan saran yang Simpati untuk perbaikan isi dan sistematika laporan ini di masa mendatang. Selamat membaca semoga bermanfaat dalam menambah referensi dan khazanah keilmuan di bidang pendidikan.

Cianjur, 16 Januari 2023

penulis

LATAR BELAKANG

Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKN) merupakan salah satu mata pelajaran yang dipelajari di tingkat sma/smk sederajat. Adapun konsep PPKN yang dipelajari saat melaksanakan PPG yaitu tentang menampilkan sikap yang sesuai dengan hukum dan kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara dalam menyampaikan konsep-konsep tersebut masalah pembelajaran yang sering timbul adalah :

1. Pembelajaran di kelas kurang menarik masih satu arah atau pembelajaran masih berpusat pada guru dan belum melibatkan peserta didik dikelas

2. Guru kurang mampu memotivasi semangat peserta didik saat pembelajaran

3. Guru belum merancang pembelajaran yang aktif dan menyenangkan

4. Peserta didik kurang bersemagat mengikuti proses pembelajaran

5. Peserta didik tidak berani bertanya pada saat proses pembelajaran

6. Model pembelajaran yang digunakan guru kurang inovatif sehingga pembelajaran terlihat monoton

7. Model dan strategi pembelajaran yang digunakan kurang tepat

Sejauh ini pembelajaran di SMK Negeri 1 Haurwangi Kabupaten Cianjur masi melakukan pembelajaran yang berpusat pada guru, di mana sebagian besar proses pembelajaran masih didominasi oleh guru dengan melibatkan metode yang konvensional atau metode derama dan diskusi informasi. Padahal materi ini membuat keterlibatan peserta didik lebih aktif dalam pembelajaran. Bila dikaji dari materinya yang syarat dengan pemahaman dan bacaan tentu saja Ini harus menuntut pemahaman yang sangat tinggi. Keterlibatan peserta didik dalam proses belajar mengajar merupakan suatu hal yang sangat menentukan dalam pencapaian hasil belajar dan harus didukung oleh media pembelajaran dan metode atau model pembelajaran yang tepat oleh guru. hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Dalam kurung (2002) dalam Si Lana dan Riana (2008) bahwa pengalaman belajar yang dialami peserta didik akan terasa berbeda jika menerapkan media pembelajaran yang berbeda pula.

Pembelajaran PPKN pada hakekatnya tidak hanya sekedar menghafal teori dan memahami keadaan yang ada di lingkungan sekitar saja tetapi juga harus mampu mendorong peserta didik terlibat aktif menemukan dan memecahkan masalah melalui nilai dan sikap. Namun kenyataannya yang sering terjadi bahwa PPKN masih dianggap pelajaran yang jenuh dan membosankan oleh sebagian besar peserta didik di SMK Negeri 1 hawangi Kabupaten Cianjur. Adapun permasalahan yang dihadapi pada proses pembelajaran PPKN secara keseluruhan tidak jauh berbeda dengan mata pelajaran yang lainnya. namun demikian sebagian besar konsep PPKN yang mempelajari tentang menampilkan sikap yang sesuai dengan hukum dan kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara tidak dapat dilihat serta menjadikan cara penyampaian pesan materi PPKN tersebut menjadi tidak mudah. Selain itu munculnya anggapan bahwa pelajaran PPKN merupakan pelajaran yang jenuh, membosankan dan hanya ceramah saja diyakini karena beberapa faktor diantaranya adalah strategi pembelajaran, media dan cara penyampaian yang dilakukan oleh guru masih didominasi guru itu sendiri dan bersifat konvensional monoton membosankan dan tidak melibatkan para peserta didik ). Sebagian besar guru masih banyak mendominasi pembelajaran dengan menerapkan metode ceramah sebagai metode alternatif dalam mentransfer pengetahuan sehingga peserta didik cepat bosan dan tidak tertarik mengikuti pembelajaran. hal ini yang akhirnya Menyebabkan peserta didik Kurang semangat dan termotivasi dalam belajar PPKN. Dengan demikian pemilihan media, metode dan pendekatan yang tepat diharapkan dapat membantu peserta didik dalam memahami konsep belajar PPKN.

Salah satu konsep PPKN yang dipelajari di SMK Negeri 1 Haurwangi adalah konsep belajar asik, interaktif serta menyenangkam dengan metode inquirydengan model pembelajaran yang inovatif. Konsep ini diberikan kepada peserta didik kelas XI dan kelas XII semester ganjil sehingga guru diharapkan dapat menyampaikan konsep ini semenarik mungkin untuk menciptakan persepsi kepada peserta didik bahwa pelajaran PPKN juga dapat dipelajari dengan cara yang menyenangkan dan tidak membosankan dengan demikian perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan pemahaman dan hasil belajar peserta didik pada materi menampilkan sikap yang sesuai dengan hukum dan kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara Hal inilah yang kemudian menjadi dasar bagi penulis untuk mencoba membuat media pembelajaran alternatif sebagai media bantu bagi peserta didik dalam memahami konsep

Berdasarkan hal tersebut penulis kemudian mencoba membuat media pembelajaran yang diterapkan dan dapat membantu peserta didik di dalam mengatasi Kesulitan-kesulitan pada pembelajaran konsep menampilkan sikap yang sesuai dengan hukum dan kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara media pembelajaran tersebut berupa penggunaan media ajar power point dengan demikian media pembelajaran inovatif ini sangat dimungkinkan untuk digunakan sesuai kebutuhan.

Untuk meningkatkan keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran penulis mencoba menerapkan salah satu model pembelajaran inovatif yaitu model problem Based Learning (PBL). Adapun alasan pemilihan model pembelajaran ini selain menggerakkan peserta didik untuk menghasilkan suatu produk Tetapi lebih jauh bisa menjelaskan dan menganalisis Hasil produk yang dibuatnya dengan demikian situasi pembelajaran yang tercipta akan lebih menarik dengan suasana belajar yang menyenangkan dan berpusat pada peserta didik sehingga harapannya dapat meningkatkan semangat belajar respon positif dan hasil belajar peserta didik serta keberanian peserta didik untuk mengungkapkan pendapat.

Dengan demikian kombinasi penerapan model pembelajaran problem Based Learning (PBL) dengan media Power Point ini selain dapat menjadi model dan media pembelajaran yang kreatif dan inovatif pada pembelajaran PKn juga dapat menjadi bagian dari solusi alternatif untuk meningkatkan semangat belajar serta hasil belajar peserta didik pada materi menampilkan sikap yang sesuai dengan hukum dan kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara di kelas XI dan XII di SMK Negeri 1 Haurwangi tahun ajaran 2022-2023.

B. DESKRIPSI AKSI NYATA

a. Tahap Persiapan

Adapun kegiatan yang dilakukan dalam tahapan ini adalah :

a. Melakukan kegiatan pengantar PPL melalui google meet bersama dosen pembimbing dan guru pamong

b. Mengajukan jadwal PPL

c. Melakukan perizinan kepada kepala sekolah, wakil kepala bidang kurikulum, kesiswaan serta kepala program keahlian TKJ

d. Koordinasi dengan rekan sejawat untuk pelaksanaan pengambilan gambar

e. Mengkondisikan peserta didikyang ikut PPL

f. Membuat media pembelajaran inovatif

g. Memilih model pembelajaran inovatif yaitu model problem based Learning (PBL)

h. menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) disusun menggunakan media inovatif. penyusunan RPP berdasarkan kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi dengan memperhatikan kata kerja operasional yang sesuai

i. menyusun kisi-kisi instrumen dan rubrik penilaian

j. menyusun lembar observasi pengamatan guru dan peserta didik. lembar pengamatan guru disusun berdasarkan sintaks model pembelajaran yang digunakan. sementara lembar pengamatan peserta didik yang disusun ada dua yaitu lembar observasi untuk mengamati aktivitas afektif dan lembar pengamatan psikomotor.

k. Mendiskusikan dengan partisipan yang bertindak sebagai observer untuk memperoleh masukan terhadap RPP, media, dan lembar pengamatan yang digunakan

2. Persiapan Mengajar

Ada beberapa kegiatan untuk mempersiapkan proses mengajar diantaranya :

a. Mempelajari bahan yang akan diajarkan.

b. Menentukan metode yang paling tepat untuk bahan yang akan disampaikan.

c. Mempersiapkan media dan metode yang akan digunakan d) Mempersiapkan perangkat pembelajaran (RPP, media pembelajaran, referensi yang dapat menunjang materi yang akan disampaikan).

d. Kegiatan selama mengajar diantaranya membuka pelajaran, penyampaian materi,menutup pembelajaran, media Pembelajaran

e. Bahan diantaranya :

· Buku pelajaran

· Menbuat RPP yang inovatif kreatif dan menyenangkan dengan mengunakan model pembelajaran Problem Base Learning (PBL) sesuai arahan dari dosen pembimbing dan ibu guru pamong

· Bahan ajar

· Media pembelajaran

· Lembar kerja peserta didik (LKPD)

· Instrumen Penilain

f. Alat

· Laptop 1 buah,

· PC 3 buah

· Kamera atau gawai minimal 1 untuk menganbil gambar dan tripod

· Proyektor

· Jaringan internet

· Spidol

3. Tahap Pelaksanaan

Pada aksi 1 kegiatan praktik pembelajaran inovatif dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 8 Desember 2022 pada jam 13.00-14.00 WIB. Sedangkan pada aksi 2 dilaksanakan pada tanggal 4 januari 2023 pukul 10.30-11.30 WIB atau 11.30-12.30 WITA. Adapun langkah-langkah pertemuan 1 dan 2 sebagai berikut :

Kegiatan pendahuluan:

a. Peserta didik bersama guru berdoa untuk memulai pembelajaran

b. guru memberi salam dan menyapa peserta didik

c. guru mempersiapkan Post test

d. guru menyampaikan apersepsi kepada peserta didik

e. guru memberikan motivasi kepada peserta didik

f. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

g. Guru memberikan informasi tentang kegiatan yang akan dilakukan

Kegiatan inti :

Fase 1: orientasi peserta didik kepada masalah

h. Guru menyampaikan satu permasalahan seperti yang terdapat pada bahan ajar PPKN dan peserta didik diarahkan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.

Fase 2 mengorganisasikan peserta didik

i. guru mengorganisasikan peserta didik menjadi 6 sampai 7 kelompok dengan masing-masing kelompok beranggotakan 5 orang

j. guru membagikan lembar kerja peserta didik

k. guru menginformasikan secara singkat langkah-langkah pengerjaan tugas

l. guru mengarahkan peserta didik mengerjakan tugas seperti yang tertulis pada LKPD

m. peserta didik secara berkelompok mengerjakan tugas berdasarkan LKPD

Fase 3 : membimbing penyelidikan individu atau kelompok

n. Guru :mau fasilitasi peserta didik yang kesulitan mengerjakan tugas pada media yang sudah dikerjakan

o. Dengan mendatangi tiap kelompok guru membimbing peserta didik dalam penyelidikan menyelesaikan tugas dan memberikan penjelasan atas pertanyaan peserta didik

Fase 4. mengembangkan dan menyajikan hasil karya

p. guru mendorong dialog diskusi antara peserta didik dalam kelompoknya

q. guru mendorong peserta didik untuk berbagi tugas dengan temannya

r. guru membantu peserta didik dalam menyampaikan hasil karya berupa tugas yang terdapat pada lkpd dengan mengingat batas waktu

s. guru mengarahkan peserta didik untuk mengkaji kembali hasil pengerjaannya apabila waktu masih tersedia

t. guru minta tiap kelompok untuk Menyajikan hasil diskusinya di depan kelas sementara kelompok yang lain mendengarkan dengan seksama

fase 5 : Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

u. guru meminta setiap kelompok untuk mengevaluasi proses pemecahan masalah kelompok lainnya secara bergantian tentang konsep materi yang tersedia

Kegiatan penutup :

v. guru membimbing peserta didik diskusi kelompok yang diarahkan untuk membuat kesimpulan

w. guru memberikan penekanan-penekanan pada materi yang esensial

x. Guru menyampaikan materi yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya

y. guru menutup pembelajaran.

3. Tahap refleksi/upaya perbaikan

Tahap refleksi dilakukan oleh guru bersama observer yang hasilnya menunjukkan bahwa praktik pembelajaran yang telah dilakukan masih terdapat kekurangan-kekurangan dalam pelaksanaannya. tindakan yang nantinya bisa dijadikan dasar untuk perbaikan pada pertemuan berikutnya Adapun hasil yang ditunjukkan pada Hasil Refleksi Praktik Pembelajaran berikut :

Kekurangan:

1. kurangnya interaksi peserta didik dalam kelompok

2. guru lupa menyampaikan penilaian yang akan dilakukan dan juga lupa melalui proses pembelajaran

3. Beberapa peserta didik kurang aktif

4. Sebagian peserta didik tidak selesai mengerjakan tugas

Rencana Tindakan :

1. Guru mengarahkan peserta didik untuk aktif bekerja sama

2. guru harus menyampaikan penilaian yang akan dilakukan pada awal pembelajaran dan melakukan penelitian proses

3. guru mengarahkan ketua kelompok untuk lebih aktif dalam membimbing anggota kelompok agar lebih berperan aktif dalam menyelesaikan tugas

4. guru mengarahkan peserta didik untuk memilih salah satu tugas yang akan dikerjakan

Adapun pada pertemuan yang berikutnya semua pelaksanaan kegiatan berjalan sesuai dengan yang telah direncanakan titik namun berdasarkan hasil observasi dan pengamatan yang dilakukan secara langsung Masih ditemukan beberapa peserta didik yang kurang aktif dalam kegiatan diskusi kelompok. Adapun Solusi yang dilakukan yaitu dengan mengingatkan secara langsung tugas dan fungsi masing-masing anggota kelompok. Selain itu pengaturan waktu juga perlu dipertimbangkan terutama pada kegiatan yang menghasilkan suatu karya agar pada kegiatan saja dapat diatur dengan sebaik-baiknya

C. PEMBELAJARAN

1. Keberhasilan yang didapat

Dampak dari aksi dan langkah-langkah yang telah dilakukan yaitu hasil yang dirasakan sangat positif dan hasilnya efektif. Hal ini dapat dilihat dari:

a. penggunaan media pembelajaran yang inovatif sangat membantu pemahaman peserta didik Pada konsep pelajaran PPKN mater pelajaran yang dapat dibuktikan dari hasil tes dan post test di mana hasil penilaian rata-rata antara Pretest dan postes terjadi peningkatan

b. pemilihan model pembelajaran inovatif yaitu PBL Serta aktivitas pembelajaran yang berpusat pada peserta didik sangat membantu dalam meningkatkan semangat peserta didik, partisipasi aktif peserta didik dalam pembelajaran sehingga selain meningkatkan keaktifan juga mampu meningkatkan motivasi peserta didik dalam proses pembelajaran

c. sebagian besar respon peserta didik terhadap kegiatan pembelajaran ini adalah sangat senang jika pembelajaran menggunakan media yang sangat menarik

d. Penggunaan media inovatif menggunakan power point sangat membantu pemahaman peserta didik pada materi kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara dibuktikan dengan hasil evaluasi pembelajaran peserta didik diatas KKM

e. Pemilihan metode yang variatif sangat efektif untuk meningkatkan keaktifan peserta didik yang terlihat saat pembelajaran

f. Pemilihan model Problem Based Learning (PBL) dapat menumbuhkan berfikir kritis peserta didik yang dapat terlihat daritanggapan dan jawaban yang di sampaikan oleh peserta didik saat melakukan diskusi.

g. Desain pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dapat meningkatkan keaktifan saat proses pembelajaran sehingga peserta didik semangat dan termotivasi untuk mau belajar.

2. Kegagalan yang didapat

Pada praktik pembelajaran inovatif pada umumnya terlaksana dengan sangat baik namun ada beberapa kegiatan dan yang pelaksanaannya Tidak sesuai harapan karena kondisi yang tidak memungkinkan yaitu :

a. Jaringan internet yang kurang stabil sehingga pelaksanaan sign in yang dilakukan dosen pembimbing lapangan dan group Pamong sedikit mengalami kendala

b. pada pertemuan yang kedua ada beberapa kegiatan dalam proses pembelajaran yang terlewat

c. guru belum merespon pembelajaran berbasis TPACK sepenuhnya seperti yang diarahkan Pemerintah maupun LPTK penyelenggara

D. RENCANA PERBAIKAN

Berdasarkan hasil observasi dan pengamatan ada beberapa rencana perbaikan di masa mendatang agar kegiatan praktik pembelajaran inovatif ini khususnya penerapan model problem Based Learning berbasis media pembelajaran inovatif dapat terlaksana dengan efektif dan efisien sesuai dengan yang telah direncanakan Adapun rencana perbaikan ke depan yaitu sebagai berikut:

1. Guru menjelaskan di awal tentang fungsi masing-masing anggota kelompok dalam pembelajaran yang terkait dengan tugas sehingga kegiatan diskusi menganalisis masalah atau pencarian solusi dapat berjalan dengan lancar

2. guru harus lebih tegas dalam pengaturan waktu terutama pada saat pengerjaan tugas peserta didik sehingga karakter disiplin peserta didik akan tumbuh secara perlahan-lahan

3. Dalam perancangan maupun proses pelaksanaan pembelajaran masih terkendala jaringan maupun sarana prasarana yang tersedia sehingga untuk kedepannya perlu perencanaan pembelajaran berbasis digital sesuai dengan tuntutan zaman

E. PENUTUP

Kegiatan praktik pembelajaran inovatif sangat penting bagi guru dalam meningkatkan pengetahuan serta keterampilan sesuai dengan apa yang diharapkan pemerintah agar menjadi guru yang profesional. Pembelajaran yang berkualitas berawal dari guru yang berkualitas juga. guru yang berkualitas diharapkan akan selalu melakukan inovasi pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan zaman melalui kegiatan pendidikan profesi guru khususnya pada praktik pembelajaran inovatif diharapkan guru-guru bisa merancang dan menyelenggarakan pembelajaran yang kontekstual dan berkarakter melalui penerapan model, metode dan media pembelajaran yang inovatif.

Keseluruhan berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap penerapan model problem Based Learning dapat disimpulkan bahwa bisa dijadikan salah satu alternatif untuk mengatasi motivasi belajar peserta didik terutama dalam menganalisis sebuah masalah. melalui penerapan model problem Based Learning selain dapat mengatasi masalah semangat belajar peserta didik maupun keaktifan peserta didik juga dapat membantu meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan kemampuan memecahkan masalah.

Pembelajaran lebih menarik perlu dipadukan dengan berbagai model pembelajaran berbasis aktivitas sehingga memungkinkan untuk menghasilkan inovasi Dalam proses pembelajaran. selanjutnya Diharapkan dengan adanya penulisan laporan ini kamu sebagai pendidik tidak hanya mendapatkan ilmu atau menambah wawasan saja tetapi juga diharapkan dapat menerapkan ilmu tersebut kepada peserta didik maupun teman sejawat.

Selain itu kami selaku pendidik sangat mengharapkan agar profesi guru ini tidak hanya bersifat formalitas saja namun dapat diterapkan dan dikembangkan lagi agar benar-benar layak menyandang guru yang profesional dengan menciptakan pembelajaran yang lebih inovasi sehingga wawasannya lebih bertambah luas

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Sukses selalu, Pak. Salam literasi

08 Jun
Balas



search

New Post