Mavianti

Seorang pendidik di salah satu Perguruan Tinggi Swasta di Kota Medan dan juga ibu dari 2 orang anak laki-laki, yang selalu berusaha melakukan yang terbaik demi ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Tak Sesuai Ekspektasi

Tak Sesuai Ekspektasi

"Mas, kita bawa si Abang pangkas yok nanti sore kalau gak hujan" ajakku ke suami.

"Boleh, semoga gak hujan ya Say" jawab suami.

"Aamiin" jawabku.

Memang akhir-akhir ini sering tiba-tiba hujan kalau sore. Kadang siangnya panas eh tiba-tiba hujan. Gak bisa diprediksilah pokoknya. Makanya berharap kalau nanti sore gak hujan sebab si Abang sudah "gondrong" rambutnya. "Ngrewuwuk" istilah jawanya.

Si Abang pun sudah disounding sejak tadi malam.

"Abang, insyaAllah besok kita pangkas ya nak. Daripada Abang nangis kalau dipangkas lebih baik Abang nurut supaya cepat selesai pangkasnya. Dan pulang pangkas kita beli bolu kesukaan Abang" ujatku ke anak sulungku. Ia cuma mengangguk sambil bilang "iya Ma" walaupun kurang jelas.

Waktu yang direncanakan untuk pangkas tiba. Tidak hujan memang tapi sedikit mendung. Jadi berdasarkan kesepakatan dengan suami kami ke barbershop terdekat. Sebab tukang pangkas konvensional yang di seberang jalan belum pernah coba. Sedangkan tukang pangkas langganan pun jauh, khawatir hujan ditengah jalan makanya di fix kan ke pilihan awala tadi.

Sesampainya di lokasi kami mengikuti protokol kesehatan yang diterapkan di barbershop tersebut sebelum masuk. Setelah masuk ternyata kami harus menunggu giliran yaitu yang kedua. Tiba giliran kami, suami duluan yang dipangkas supaya nanti tinggal "nyrateni" si Abang. Kurang lebih satu jam akhirnya selesai suami pangkas.

Eh, begitu giliran Abang mau dipangkas malah mewek. Dibujuk pake hp dan diputarkan vidio kesukaannya pun gak mempan. Yang ada malah makin kuat nangisnya sambil nunjukin si Abang kang pangkas karena pake masker. Wadooh, ampun mama bujuk supaya Abang mau dipangkas. Hingga hasilnya nihil, fix abang gak jadi pangkas. Weleh, bersyukur hujan belum turun.

Ketika malamnya, suami buka cerita bahwasanya gaya rambut yang diinginkannya ketika pangkas gak sesuai keinginannya. Tapi begitu disampaikan hasrat tersebut ke tukang pangkasnya kalau bagian depan agar dipotong sedikit lagi, menurut suami biar rapi tapi jawabannya malah "gak apa-apa bang biar keren". Suami gak protes karena berdasarkan pengalaman temannya yang protes seperti itu justru dico*elin sama si tukang pangkasnya. Jadinya suami pilih diam.

Alhasil kalau diingatin pangkas suami lebih milih ke tukang pangkas konvensional langganannya dari pada ke tempat yang kemarin. Biar jauh tapi hasilnya sesuai dengan ekspektasi kita. Dari pada dekat namun diluar jangkauan kan gak enak di hati. Ya kan!

#SHSB2020

#SHSB34

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

salam literasi

17 Jun
Balas



search

New Post