Maya fasindah, M.Pd.

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Ghanua

Tantangan hari ke-28 #tantangangurusiana30hari

Aku langsung memeluknya sekuat tenagaku, airmata pun tak henti bercucuran hingga membasahi baju bi Sinah.

"Wah...Ghania, sepertinya berat badanmu nambah ini, pelukannya kenceng banget." ledek bi Sinah.

"Ah, bibi gak seru neh...bukannya ikut sedih, malah meledekin aku. Ceritanya kan jadi gk seru, gk kayak di tivi-tivi itu biar penonton ikutan sedih, ah....bibi." Kataku kesal.

"Hahahahahahaha, ghania....ghania....kamu tuh ada-ada aja, kebanyakan nonton film kamu ya?"

"Tuh kan, bibi ngeledekin aku lagi, tertawa pula. ah udah ah, bibi gak seru. Kelihatannya bibi semakin sehat neh, tambah cantik."

"Dasar ghania, gak berubah. Masih sama tingkahnya, ngomong-ngomong Andini mana? Bibi kangen banget neh, pasti dia tambah pintar. Andini, andini, sini sayang bi Sinah datang menjemput kamu."

Bi Sinah mempercepat langkahnya menuju Andini. Dilihatnya Andini sedang tertidur lelap dalam buaian merah jambu dikelilingi pita hijau. Sangat cantik, secantik wajahnya. Matanya berkaca-kaca, pandangannya hanya tertuju pada wajah Andini. Kecupan hangat mendarat di kening dan pipinya. Andini pun seperti menyambut kecupan bi Sinah, dia menggoyangkan badannya lalu tertidur lagi.

Sembari menunggu Andini bangun dari tidurnya, bi Sinah mengobrol dengan Ayah dan juga bu Ely di ruang tengah. Aku sesekali mengintip dan mendengar percakapan mereka. Sebenarnya hal ini tidak diperbolehkan, terlebih aku kan masih berusia 11 tahun tak pantas mendengarkan pembicaraan orang tua. tetapi aku penasaran dengan apa yang akan dibicarakan mereka.

"Bang, Kak. Aku sangat berterimakasih kalian mengizinkan aku menjemput kembali Andini dan Ghania, terlebih lagi tinggal bersamaku. Tadinya aku berfikiran kembali ke kampung, namun Ghania masih kelas 5 SD, biarlah dia menamatkan sekolahnya dulu, setelah itu aku berniat mengajak nya tinggal di kampung bersama Ibu kita." ucap bi Sinah.

"Ya, Sinah tidak apa-apa, aku sangat memahami bagaimana keadaanmu saat ini. Sebenarnya aku ingin sekali tinggal bersama anak-anak ku. Namun dengan berbagai pertimbangan, mereka ku izinkan tinggal bersamamu. Tapi, jika kau ingin membawa mereka ke kampung, nantilah dulu fikirkan lagi. Bukankah kau memahami bagaimana keadaan Ibu kita." jelas Ayah.

"Tapi bang, siapa tau dengan adanya cucu di dekat Ibu, Ibu jadi lebih baik bang."

"Rasa-rasanya itu tidak mungkin. Ya sudahlah, kita tidak usah memikirkan itu. Kita serahkan saja semuanya pada Allah swt."

"Ya, yang terpenting sekarang ini adalah Ghania dan Andini tidak merasa kesepian dan kurang kasih sayang. Kitalah keluarganya yang selalu menyayangi dan mendukungnya nanti." Sahut bu Ely.

"Ya kk, akupun sudah memikirkan bagaimana kedepannya nanti. Apa yang disukainya dan apa yang tidak yang terpenting kita tetap berada di sisinya. Terimakasih banyak ya kk, sudah menyayangi mereka seperti anak sendiri."

Bu Ely memberikan senyumannya pada Bi Sinah sembari mengelus-ngeluskan bahunya. Aku sangat lega sekali mendengarkan mereka sangat menyayangiku dan juga Andini. Namun aku bingung dengan perkataan Ayah, berarti aku masih punya nenek? nenek ku di kampung? trus kenapa Ayah dan Bi Sinah tidak pernah menceritakannya padaku. Ada apa sebenarnya dengan nenek ku? Siapa dia? kenapa mereka khawatir kalau aku tinggal bersama nenek di kampung. Aku harus cari tahu soal ini. Ya harus.

Suara tangisan Andini menghentikan pembicaraan mereka. Bi Sinah langsung beranjak dari duduknya menuju kamar kami. Ia melihat Andini tengah menangis. Digendongnya dan ribuan ciuman mendarat di wajah Andini.

Andini seolah-olah memahami bahwa Ibunya datang menjemputnya. Ia pun menghentikan tangisnya dan mengoceh. Sepertinya Andini mengatakan bahwa ia juga sangat rindu pada bi Sinah. Lepas makan siang kami pun pergi bersama Bi Sinah pulang ke rumah.

Nang omah bae,Lalang Tanjung, 8 Mei 2020.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post