Pagi ini menyusuri persawahan. Tanaman padi yang menjadi harapan para petani terlihat kering. Seharusnya di usia sekarang sejak ditanam, tanaman ini sudah lebih tinggi karena hampir berusia dua bulan.

Ketika menanam, hujan sering turun. Tapi dalam berjualannya waktu, hujan yang ditunggu untuk menyuburkan tanaman, ternyata tidak kunjung datang menyapa. Bahkan banyak bibit yang sudah disemai, dibiarkan sampai mati.

Sekarang ini, kita memang sulit untuk menebak cuaca. Secara teori saat ini sedang musim hujan, tapi faktanya tidak demikian. Perubahan siklus alam rupanya sangat dipengaruhi aktivitas manusia. Dahulu para petani bisa membaca musim. Tapi setelah eksploitasi alam yang tidak terkendali teori-teori musim menjadi sering berbeda dengan kenyataannya.

Mendung sering menggantung. Selanjutnya gerimis. Tapi curahan air dari langit itu hadir hanya seperti curahan air mata. Apa ada pengaruh dari lagu Mendung Tanpa Udan itu ya??

Kadang memang hujan turun, tapi airnya tidak cukup untuk membasahi tanah. Malah kondisi seperti ini membuat rumput berebut bertumbuh. Tanaman petani terhimpit antara rumput dan kekeringan.

Keluhan petani sering terdengar karena hujan belum juga turun. Tapi mereka masih punya harapan. "Semoga datangnya Imlek membawa berkah. Hujan turun, padi yang sempat kering akan tumbuh dan panen berlimpah". Begitu kata seorang petani mengungkapkan harapannya.

Bagi sebagian petani, walaupun mereka tidak ikut merayakan, tapi mereka percaya kehadiran Imlek membawa harapan. Harapan turunnya hujan untuk menyuburkan bumi. Harapan turunnya hujan mengairi sawah-sawah kering. Harapan turunnya hujan untuk melanjutkan kehidupan.

Gong Xi Fat Cai 2022