Menjadi guru di masa ini tidaklah mudah. Tetangga sebelah sering bilang menjadi guru zaman milenial ini ngeri-ngeri sedap. Ngeri bagaimana? Ngeri karena banyak anak secara fisik lebih senang menjadi orang dewasa, dari pada menjadi anak-anak sesuai usianya.

Kalau dibanding-bandingkan, seperti lirik lagunya Farel itu, perbedaannya sangat-sangat jauh dengan masa ketika saya pertama menjadi guru. Masa itu, siswi jarang bahkan tidak ada yang dandan ke sekolah ala orang dewasa. Tapi sekarang pemandangan itu sudah bisa kita saksikan sehar-hari di sekolah. Wajah tidak lagi polos, tapi sudah dipoles sehingga terlihat seperti wajah orang dewasa. Menarik sih, sehingga kita ingin memandangi terus. Di situlah sedapnya. Bisa menyaksikan wajah-wajah manis. Sambil bergumam. "Ah...ternyata zaman sudah berubah".

Demikian juga dengan etika, sopan santun, unggah-ungguh semuanya mengalami perubahan. Dulu jika terlambat datang ke sekolah, rasanya malu sekali. Apalagi dihukum guru, bumi yang dipijak serasa jungkir balik. Tapi zaman sekarang, melanggar peraturan sekolah itu memang salah, cuman kesalahan yang sama akan terus berulang, karena menipisnya rasa malu yang dimiliki. Mengapa begitu ya, ya karena zaman yang sudah berubah tadi.

Lalu bagaimana kita sebagai guru harus bersikap? Menurut saya, tetaplah mendidik dengan hati, berikhtiar dan ikhlas. Sebagai guru kita tetap berkewajiban mendampingi siswa mempersiapkan masa depan mereka agar kelak hidup sentosa walau kadang bersua dengan kerikil tajam atau bukit terjal dan tandus.

Begitu saja ya, tetap semangat dan SELAMAT HARI GURU

25112022