Megawati Purba

Saya seorang guru di tingkat SMP. Ribuaan siswa sudah berinteraksi dengan saya. Ribuan karakter juga yang sudah saya hadapi. Sebagai guru, banyak yang say...

Selengkapnya
Navigasi Web
Sisi Lain Memperingati Jumat Agung

Sisi Lain Memperingati Jumat Agung

Pada dasarnya manusia selalu menginginkan kenyamanan dalam hidupnya. Baik nyaman secara fisik, maupun nyaman hati dan pikiran. Secara demikian banyak cara atau usaha yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan kenyamanan dalam hidupnya. Walaupun untuk mencapai niat tersebut, tidak semuanya dilakukan dengan cara-cara yang wajar atau benar.Tidak terkecuali berusaha mendapatkan kenyamanan dalam mengikuti kegiatan keagamaan seperti misa, ibadah dan kebaktian.

Mengikuti kegiatan Tri Hari Suci, diawali dengan Misa Kamis Putih, Malam Paskah, dan Paskah. Berdasarkan pengalaman sebelumnya, hari-hari khusus ini selalu dihadiri umat yang jumlahnya lebih banyak dari Misa hari minggu biasa. Ini bisa terjadi karena anggota keluarga yang selama ini berada di luar kota saatnya pulang. Mengingat hari tersebut sangat spesial bagi umat kristiani.

Demikianlah rangkaian Tri Hari Suci ini dilaksanakan. Mengingat pengalaman sebelumnya, umat yang datang, bisa dipastikan tidak tertampung di dalam gereja. Bagi umat yang ingin duduk di dalam gereja, harus rela datang lebih awal, jauh sebelum waktu Misa dimulai.

Berebut tempat???

Yes, oke. Aktivitas ini bisa disebut rebutan tempat. Kembali pada naluri manusia yang ingin mendapat kenyamanan dalam hidupnya. Apapun dilakukan demi mendapatkannya.

Begitu juga dengan kami. Pada misa Kamis Putih, kami berangkat dari rumah dua jam sebelum misa dimulai. Dalam hati saya berkata, nanti kami pastilah yang pertama datang. Dengan jumawa, saya melangkah masuk gereja. Ternyata, wouwww, puluhan umat sudah duduk manis di tempat yang paling nyaman sesuai pilihannya. Pikiran saya salah. Terus jam berapa mereka berangkat?? Yang membuat saya lebih terpana, mereka yang sudah datang tidak hanya para lansia seperti kami, tapi keluarga muda, anak setara Rekat dan OMK juga sudah ada di dalam gereja.

Saya melangkah menuju tempat duduk yang menurut saya paling nyaman. Ternyata beberapa bangku sudah ada tas, Puji Syukur, buku panduan Misa, dan handsanitaizer. Berjejer mewakili orang yang akan duduk di bangku tersebut. Artinya saya tidak bisa lagi mendudukinya karena sudah ada yang booking.

Setelah melihat hal tersebut, saya berpikir kalau besok saya akan melakukan hal yang sama. Jadi kami tidak perlu duduk terlalu lama menunggu Misa dimulai.

Saya benar-benar melakukannya. Walau saya tahu kalau tindakan ini tidak benar. Yah, kan ingin nyaman? Pagi hari saya sudah pesan seseorang untuk menaruh buku panduan di bangku pilihan ketika gereja mulai dibuka.

Tanpa was-was kehabisan tempat, kami pun santai berkemas. Toh sudah ada yang booking tempat. Ternyata oh ternyata saya salah lagi. Beberapa waktu sebelum Misa dimulai, beredar pemberitahuan lewat WA grup. Intinya, pesan tempat tidak berlaku. Jika ingin duduk di dalam gereja, berangkatlah lebih awal.

Tidak berselang lama, kami pun sampai di gereja. Gereja sudah penuh. Tapi bersyukur kami masih bisa duduk di deretan bangku paling belakang. Itu hasil perjuangan seorang teman yang berani malu demi temannya yang tidak tahu malu.

Sejatinya kita sudah tahu apa yang telah dijanjikan-Nya. "Diberkatilah orang yang datang dalam nama Tuhan". Artinya kita mau di dalam gereja, di aula, di parkiran, di pos kamling, di gazebo atau di mana saja. Toh kita sudah datang dalam nama Tuhan?

Lalu bagaimana?? Nah... kalau mau duduk manis di dalam gereja, datanglah lebih awal. Tapi ingat, kalau kemarin dua jam sebelum Misa dimulai, kita masih bisa dapat tempat duduk. Tapi tidak yakin kalau sore ini. Mungkin kita harus datang tiga jam sebelum Misa. Lha. ., terus ngapain? Ya, berdoa. Silakan Rosario berkali-kali sambil memohon semoga segera bisa membangun gereja yang besar sehingga tidak perlu berebut tempat.

Selamat Paskah, Berkah Dalem.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post