Guru itu digugu dan ditiru. Peribahasa yang tak asing di telinga. Dimana makna kontekstual kalimat tersebut, bahwa Guru itu figur yang selalu ditaati dan diikuti. Baik tutur kata maupun tingkah laku.

Guru merupakan salah satu profesi. Didalamnya terdapat tuntutan keahlian, tanggung jawab dan kesetiaan. Jadi untuk menjadi seorang Guru itu harus adanya persiapan dan kesiapan.

Sesuai dengan Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan, bahwa Guru adalah tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanalan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat bagi pendidik pada perguruan tinggi (pasal 39 ayat 1)

Guru yang profesional menekankan kepada penguasaan ilmu pengetahuan atau kemampuan manajemen berserta strategi penerapannya. Maister (1997) mengemukakakn bahwa profesionalisme bukan sekedar pengetahuan teknologi dan manajemen tetapi lebih menekankan sikap. Pengembangan profesionalisme lebih dari seorang teknisi, bukan hanya memiliki keterampilan yang tinggi tetapi memiliki suatu tingkah laku yang di persyaratkan.

Keprofesionalismean seorang pendidik bukan hanya ditandai dengan administrasi yang rapi. Seorang Guru dikatakan profesional jika bisa membimbing dan mengarahkan anak didiknya menjadi anak yang berkualitas dan berkarakter. Sesuai dengan Deklarasi Menteri Muda Nadiem Makarim. Tentang Merdeka Belajar yang salah satunya membuat RPP yang bermula puluhan lembar menjadi satu lembar.

Guru yang profesional harus menyadari. Bahwa keberadaannya di kelas itu sebagai artis. Dimana semua tingkah laku, ucapan bahkan segala aktifitasnya itu menjadi pusat perhatian siswa. Sesuai dengan Undang-undang RI Nomor 14 tahun 2005. Seorang Guru harus memiliki 4 kompetensi yang salah satunya Kompetensi Kepribadian. Seorang guru harus memiliki kepribadian yang baik. Seperti bertutur kata dengan sopan, menegur siswa dengan aturan, melerai kasus dengan pertimbangan dan sebagainya.

Seorang Pendidik harus berkarakter. Ada sebuah peribahasa. Guru kencing berdiri, murid kencing berlari. Maknanya jika Seorang Guru melakukan kesalahan kecil maka seorang murid akan mengikuti kesalahan tersebut yang mungkin lebih fatal. Contohnya jika seorang Guru mencuri emas satu gram, maka bisa jadi seorang murid akan mencuri emas satu kilogram. Jadi, sikap dan tingkah laku yang baik itu sangat penting dimiliki oleh seorang Guru.

Seorang Guru yang profesional dan berkarakter adalah pembelajar sejati. Karena [menuntut ilmu itu adalah kewajiban. Kewajiban yang harus dilakukan dari kita dilahirkan hingga ajal menjemput. Ilmu Pengetahuan itu seperti makanan. Dimana memakan makanan adalah sebuah kebutuhan. Jika tak terpenuhi kita kan kelaparan. Ilmu Pengetahuan itu dinamis. Sehingga mau tidak mau. Suka atau tidak suka. Kita sebagai pendidik harus beradaptasi dengan perubahan zaman. Jadi, seorang Guru harus terus mengupgrade dan mengupdate segala ilmu pengetahuan guna meningkatkan kualitas dirinya. Karena guru yang berkualitas akan lahirkan anak didik yang berkualitas pula.

Jas Merah. Salah satu ungkapan Soekarno yang terkenal. Jangan lupakan sejarah. Saat Nagasaki dan Hiroshima dibom atom oleh. Dua kota itu merupakan dua kota terbesar Jepang. Hal itu menjadikan Jepang menyerah dan mengaku kalah atas Sekutu. Hal itu pula yang menjadi latar belakang Indonesia Merdeka. Saat Jepang benar-benar terpuruk. Saat mereka hendak bangkit kembali. Langkah awal yang mereka lakukan adalah dengan menanyakan. Berapa banyak Guru yang masih hidup. Guru lah yang menjadi titik pusat kebangkitan bangsa Jepang. Hingga saat ini Jepang adalah salah satu Macan Asia. Tak diragukan kualitas produk-produk Jepang yang dihasilkan. Betapa tersohornya kedisiplinan dan kesejahteraan negaranya kini. Kebangkitan Jepang dan Kemerdekaan Indonesia tepat di tahun 1945. Perbedaanya adalah Jepang merupakan Negara Maju, sedangkan Indonesia adalah negara Berkembang. Renungan untuk para Guru dan Anak Bangsa. Kebangkitan Guru adalah Kebangkitan Bangsa.