Melisa

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Perjalanan

Perjalanan

Perjalanan menuju ruang guru di SAGUSABU

 

Selesai!

Air minum sudah, pena ada, handphone sudah berada dari tadi dalam tas. Apa lagi yang perlu ya? Eit….. “struk transfer ku mana?” aku mulai panik, tadi malam ada di atas meja ini, pikirku. Sambil mengutak-atik barang-barang yang bertabaran di atas meja. Oh, mungkin ada di dalam tas yang satu lagi, pikirku lagi. Mulai memeriksa bagian demi bagian dalam tas itu. Yaiy…….! Ketemu. Ada dua, buat ku dan muridku yang aku bantu menfasilitasi transfer. Struk ini sebagai bukti pembayaran kami ikut kegiatan pelatihan SAGUSABU Mediaguru. Dua lembar itu langsung aku bawa kabur dengan kendaraanku yang telah lama terparkir di depan rumahku. Dengan kecepatan sampai dengan 60 Km/jam kupacu ia. 

Hei….. hampir ku menabrak sepeda motor yang berada tepat di depanku. Lampu sign si Ibuk pengendara itu menyala di sebelah kiri namun ia bergerak ke kanan dan cusssssss…… ia masuk ke gang di sebelah kanan ku. Gimana coba rasa hatiku ini? Mau ngomong apa ya kepada si Ibuk? Atau perlukah ku panggil ia, layaknya seperti Pak Polisi, ku beri nasihat agar lebih berhati-hati dalam berkendara. Dan yang paling penting mengajak untuk lebih perhatian dengan tombol-tombol yang ada di sepeda motornya. Hmm… rasanya apa yang kupikirkan itu akan sia-sia mengingat si Ibuk tadi sudah menghilang dibalik tembok rumah kedua dari gang itu. Mampir? Ah gak mungkin. Lebih baik meneruskan perjalanan ini dari pada silaturahmi yang mungkin akan mempengaruhi kegiatan ku anti. Aku telat!

Tak mudah untuk mengatur hati yang barusan shock. Aku mulai menaikkan kecepatan vario ku. Hingga berhenti di lampu merah. Tiiiiiiiiiin…..! tiiiiiiiiiiin……! Bunyi klason motor dan mobil di bagian belakang bersahutan karena mereka sudah melihat warna lampu rambu-rambu itu berubah hijau. Rasa gak sabar mereka membuat aku sedikit dongkol. Coba pikir. Mana mungkin sesaat setelah lampu merah itu berubah ke hijau semua kendaraan serentak berjalan. Yang antri di belakang harus sabar dong. Mereka sebaiknya menunggu kendaraan di depan berjalan barulah mulai berjalan.

Terlepas dari ‘lampu merah’, dengan pikiran mumet, ku pacu lagi varioku. Di atas sepeda motor aku berpikir lagi, kok begitu ya perjalananku menuju sahabat penulis. Hal ini aku anggap tantangan menuju kesuksesan. No problem. 2 menit kemudian sampailah aku di tujuan. Segera aku parkit kendarranku. Di sinilah aku bisa tersenyum melihat ramainya teman-teman calon penulisi sukses. Ada yang kenal dan tak sedikit yang tak dikenal. Selain itu, hamparan buku-buku karya emas para penulis mencerahkan mata dan hatiku. Andai esok ada sebuah buku yang tertera namaku disana, tentu tentu hatiku lebih bahagia. Tapi tak apa, sekarang aku akan berusaha melalui bimbingan para senior seperti Ibu Feerly dan Ibu Warsiti yang sudah banyak menelurkan buku. Aku tunggu janji para panitia yang di tabel jadwal menuliskan para nara sumber yang luar biasa seperti Pak Mohammad Ihsan dan Ibu Wiwik Puspitasari. Oleh karena itu aku pilih kursi barisan terdepan. 

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap Bu Melisa.

10 Mar
Balas

Mantap sobat

10 Mar
Balas

tengkiu Bu.

10 Mar
Balas

Barakallah ica, you got your nice cover. Allahu Akbar!

10 Mar
Balas

tengkiu kakak channnn.

13 Mar



search

New Post