mentas maning

aku seorang pesakitan -__- menjadi guru wiyata di MA darul ma'la Winong PATI 1997-2010, mejadi Guru SMP negeri 2 Winong 2003-2010, menjadi guru di S...

Selengkapnya
Navigasi Web
pencuri harti

pencuri harti

Berdua denganmu. Tubuhku mendidih kala kau sentuhkan bibirmu pada kening, selanjunya terjun bebas ke bawah untuk melumat lidahku. Sungguh tak percaya, di mana aku telah lakukan hal gila denganmu. Semacam ciuman penghabisan, di mana kau dan aku bertukar liur di antara cumbu-cumbu liar. Aku tak bisa mengakhirinya, begitu juga denganmu. Kita telah melakukannya hingga hampir pagi. Bagi kita, lepaskan lumatan adalah dosa. Lanjutkan saja, saling menggigit hingga rindu tak lagi terasa. “Kau tak bosan, Mas?” “Adakah cinta berkawan dengan bosan?” “Sungguhkah kau cintaiku?” “Apa aku harus mengawinimu untuk tunjukkan itu?” Lebih baik tak kuteruskan jawab, sebab akan percuma. Fokusmu hanya pada peluk dan cumbu. Kau begitu sibuk hangatkan diriku dengan sejuta peluk yang telah lama kau janjikan. Aku menyadari bahwa kau ingin lunasi janji. Cumbumu adalah kenikmatan yang pahit. Dan relaku kau jadikan pahit. Lakukanlah hingga hampir pagi. Buat malam enggan dengar desah pada kamar tengah. Jangan berhenti hingga siang berani tampakkan diri. Jemarimu senang berlama-lama mainkan ujung rambut sebelum kau pilih akhiri jejak-jejak cumbu pada keningku. Harus kuakui bahwa kau tak hanya lumat habis bibirku namun juga hatiku. *** Kita telah tiba pada sebuah perpisahan setelah semalam lelah mainkan desah. Sudah kukatakan sebelumnya padamu bahwa aku begitu benci sebuah pertemuan sebab akan lahirkan kepedihan yang menyakitkan. Aku lihat, kau sibuk palingkan sedihmu pada cerita lucu dan tawa palsu. Kau coba hadirkan ceria seperti awal pertama jumpa. Perpisahan telah di depan mata, akuilah itu. Terimalah dengan hati yang tanpa berontak dan mata berkaca. “Mas, keretaku sebentar lagi. Aku harus segera naik atau akan tertinggal.” “Naiklah. Aku akan pergi bila ekor kereta tak lagi tampak.” “Berjanjilah untuk lepaskan sedih.” “Pasti.” Aku di kereta. Tugu adalah pembatas kisah kasih yang terajut semalam. Sementara orang-orang sibuk lalu-lalang, segera kusembunyikan air mata yang tak tertahankan. Aku benci perpisahan! Sudah saatnya aku pergi dan yang telah terjadi harus diakhiri. Buah-buah kenikmatan yang pahit harus dipetik untuk kemudian dihanguskan. Dihilangkan hingga tak berbekas. Biarlah rindu tercecer di sepanjang rel kereta sebab aku takkan pernah memungutnya kembali. Semua tentangmu harus terhapuskan segera. Sebuah perpisahan yang akan akhiri segalanya. Bila sanggup kucuri masa lalu, aku memilih untuk tak mengenalmu dan kemudian memulangkan rindu hingga aku tak perlu menjemputnya seperti kemarin. Kau datang tak terduga, seperti pencuri yang tak pernah permisi. Hianatnya, aku telah cicipi manis cinta dan juga peluk cumbumu. Aku malu pada kotak kenang, sebab aku telah menyekatnya jadi dua dan mengisinya dengan kisah yang berbeda. *** Bulan terluka pada tanah basah. Tak lama lagi akan membusuk pada cinta yang terkutuk. Hujan turun luruhkan rasa. Derasnya paksaku rela. Sebuah air mata yang jatuh pada nama yang salah. Namamu. Bila rindu paksaku kembali padamu, akan kubawa serta kematian dan kutikamkan pada jantungmu. Berhentilah bernapas. Berhentilah berdesah. Berhentilah bercumbu. Berhentilah berkata: Aku menginginkanmu. Aku harus segera lupakan ciuman terakhir di stasiun kereta juga desah pada kamar tengah. Adalah sebuah kesalahan telah biarkan kau gauli hasratku. Pergilah ke neraka yang jangan pernah kembali, sebab aku telah bersuami. ----bersambung---- sebuah cerpen dari puisi Khrisna Pabichara "Semacam Ciuman Penghabisan" | unduh ebook Melankoli Warung Kopi djebeng wangsitaladja karangkonang winong pat

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post