Riska Merita

A happy teacher, a moody-writer, yellow & blue lover ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Mengendalikan Interpretasi dan Persepsi
sumber : google/duckorrabbit

Mengendalikan Interpretasi dan Persepsi

“Saya dosa apa ya sudah tiga tahun menunggu belum masuk kuota juga?”

Pikiran di atas adalah contoh sebuah opini dan interpretasi yang kita buat sendiri, tidak datang dari peristiwa yang sedang kita dialami.

Bagaimana ini bisa terjadi?

Epicticus menyatakan bahwa sesungguhnya bukan peristiwa / hal yang meresahkan kita, tetapi pikiran kita sendiri terhadap peristiwa / hal tersebut. Sesungguhnya semua hal yang menyebabkan kita sedih, stres, galau dan lain - lain berasal dari sebuah persepsi, anggapan dan pertimbangan. Sementara itu, sebuah peristiwa hampir selalu netral (tidak baik atau tidak buruk) namun akan berubah menjadi positif atau negatif karena kita memberikan interpretasi dan makna pada apa yang terjadi.

Pada dasarnya semua emosi dipicu oleh penilaian, opini, persepsi kita. Keduanya saling terkait dan jika ada emosi negatif, ketahuilah bahwa hal tersebut bersumber dari nalar / rasio kita sendiri. Berdasarkan hal tersebut, perlu kita sadari bahwa kita memiliki kekuatan untuk mengubah pikiran dan persepsi kita kapanpun juga. Marcus Aurellius menyatakan bahwa kita sesungguhnya memiliki kendali terhadap rasa cemas, khawatir, dan emosi negatif dengan cara mengendalikan interpretasi kita secara aktif. Dengan demikian, kita bisa menginterpretasi sebuah peristiwa secara rasional, sesuai dengan nature manusia untuk menggunakan nalar. Pikiran kita sesungguhnya berada di bawah kendali kita sendiri. Kita juga bisa mengendalikan respons lebay terhadap segala hal dengan mengingat betapa remehnya masalah kita jika dilihat dari jauh, bahwa sungguh tidak ada yang baru di kehidupan manusia. Plot yang sama di awal hingga akhir dan di panggung yang sama. Semua peristiwa yang terjadi pada diri kita pada dasarnya sudah pernah terjadi, sedang terjadi dan akan terjadi. Dan jangan lupa bahwa pada akhirnya semua akan terlupakan oleh waktu.

SUMBER : Filosofi Teras (Bab Lima, halaman. 94 - 126)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

salam literasi

21 Jun
Balas

Salam literasi mbak Risma

21 Jun

Keren buk semoga sukses selalu dan barakallahu fiik

21 Jun
Balas

Barakallahu fiik mbak Yuswa

21 Jun



search

New Post