Fenomena yang tidak pernah terjadi dikampungku. Air laut meluap. Banjir sampai ke depan rumah. Padahal rumah kami lokasinya cukup jauh dari bibir pantai.

Malam ini selesai salat magrib. Air mulai mengalir deras dari belakang rumah. Alirannya terbagi menjadi dua. Ke belakang rumah dan ke samping rumah. Yang disamping rumah mengalir deras sampai kedepan rumah. Arusnya laju sehingga dalam beberpaa menit saja di depan rumah banjir. Tangga rumah tergenang air. Pernah terjadi beberapa pulu tahun silam keadaan seperti ini. Tapi ini yang paling parah.

Panik. Yentu saja saya panik. Ini baru saya saksikan dengan mata kepala sendiri.

Takut. Ada ketakutan dalam hati. Kemana kami akan lari jika air laut ini terus meluap dan mengharuskan kami mengungsi?. Pulau kecil yang dikelilingi laut ini memang sudah tidak alami. Abrasi terjadi di setiap bibir pantai.

Bangunan-bangunan penginapan dipinggir pantai sudah seperti semut. Tidak menampakan keindahan pantai dengan pasir putihnya. Bahkan pulau Sanggalau. Salah satu objek wisata pulau derawan yang dulunya hanya beberapa meter luasnya. Kini sudah semakin lebar. Mungkin pasir-pasir di pantai pulau derawan terbang kesana.

Terlihat jelas sekali jika bibir pantai yang berada di lokasi kiani habis terkikis air. Cottage-cottage yang dulu berdiri megah disana kini satu persatu bangunannya runtuh. Mungkin ada sekitar setengah hektar luas pantai itu terkikis air.

Semoga kampungku ini selalu terjaga dari segala mara bahaya dan murka Allah. SWT. Aamiin

18 Oktober 2020

#TantanganGurusiana hari ke-154