Merliana

Guru di SMPN 2 Pulau Derawan...

Selengkapnya
Navigasi Web

Hanya Mimpi

Rumah tua itu tampak rapi dan bersih. Semua barang tertata rapi ditempatnya masing-masing. Aku memperhatikan sekelilingnya yang kini terlihat bersih. Kulihat mama masih sibuk berbenah didapur. Aku menghampirinya dan bertanya padanya.

"Mana penghuni rumah ini?" Tanyaku setengah berbisik padanya.

"Sudah kuusir, dia pindah kerumah sebelah" jawab mama.

Aku duduk merenung disampingnya. Dia masih sibuk dengan pekerjaannya.

"Kemarin kami menikahkan bapak dengannya, karena dia baik dan bisa mengurus bapak, ma" ucapku lagi.

Suasana senyap. Tidak ada jawaban dari mama. Aku beranjak dari sampingnya dan melangkahkan kakiku menuju teras depan. Aku tiba dianak tangga terakhir, mataku melirik ke kanan tepat kearah pintu rumah tetangga. Seorang wanita paruh baya berdiri diambang pintu. Tapi aku tidak melihat wajahnya, yang tampak hanya bayangannya ditelan remang-remang lampu jalanan. Wanita yang hampir 2 tahun ini menjadi istri bapak, setelah kepergian mama.

Sudah berapa kali mimpi seperti ini datang padaku. Apakah ini bunga mimpi? Apakah benar mama tidak menyukai ini? Ataukah ini dari pikiranku saja?

Zayidku Sayang

Aku menggandeng tangan mungil Zayid ke sebuah jembatan. Sekiranya kami sedang menunggu pesawat landing. Kami akan terbang ke balikpapan bersama Zayid. Untuk menenangkan anak itu aku mengajaknya ke toko makanan yang dekat dengan dermaga. Aku menuju rak minuman ringan dan snack untuk bekalnya. Setelah membayar ke kasir, aku menarik tangannya dan keluar dari toko itu. Tiba di dermaga, seorang pramugari mengatakan padaku bahwa aku tidak boleh mengajak anak ini pergi bersamaku.

"Kenapa tidak boleh?" Tanyaku masih dengan harap bahwa aku bisa membawa Zayidku bersamaku.

"Lagi pandemi bu, anak kecil rawan terkonfirmasi, sayangilah anak ibu" kata pramugari itu.

Aku berbalik mencari siapa yang bisa mengantarkan Zayidku untuk pulang kerumah mama. Dengan susah payah aku mencari nomor handphone bapak, tapi tidak ketemu.

Bu Yus, salah satu teman guru, datang bersama anaknya dengan mengendarai sepeda motor.

"Bu, minta tolong bawakan Zayid pulang kerumah, aku tidak bisa membawanya berangkat"

Bu Yus mendudukkan Zayid diatas boncengan motornya dan membawanya pergi. Aku kembali menelpon bapak dan beliau mengangkatnya

"Tadi mau minta tolong sama bapak untuk menjemput Zayid ke sini, karena Zayid tidak dibolehkan ikut terbang. Tapi sudah kutitip sama bu yus" kataku mengakhiri pembicaraan.

Entah kenapa latar adegan ini berada didermaga bukannya dibandara udara.

5 Oktober 2020

#TantanganGurusiana hari ke-141

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post