Aku tidak pernah menyusahkan mama. Selama pandemi covid19 ini. Aku bisa merasakan kebahagiaan karena bisa berkumpul dengan orangtua dan adik-adikku.

Mama dengan sepenuh hati mengurus kami. Dia sangat pengertian. Aku tidak pernah diganggu kalau sedang tidur. Kecuali ada tugas online yang dikirim guru pada pagi hari. Barulah mama membangunkanku pagi-pagi untuk mengingatkanku mengerjakan tugas sekolah. Mama selalu mengawasi belajarku. Dia akan sangat marah jika wali kelasku menginformasikan lewat grup whatsap orangtua bahwa ada namaku belum menuntaskan pelajaran. Begitu besarnya kasih sayang mama. Meskipun dia suka sekali mengomel dan mengungkit-ngungkit. Jika ada makanan. Walaupun itu satu tidak lupa dibagi-baginya dengan ketiga anaknya. Agar kami bisa sama-sama merasakan.

Setiap pagi dia menyiapkan teh panas di teko besar lalu di simpan diatas meja makan. Agar kami bisa mengambil sendiri jika haus. Mama tidak membiarkan kami bekerja didapur. Meskipun seringkali kudengar Fadli merengek ingin membantunya mencuci piring. Bagi mama, anak laki-laki harus fokus belajar. Dia tidak ingin anak laki-lakinya turut membantunya mengerjakan pekerjaan di dapur.

Kecuali pekerjaan yang memang patut untuk kami laki-laki. Mama tidak membiarkan aku mencuci piring karena katanya aku tidak bersih mencuci. Masih ada bau sabun melekat dipiring. Mencuci baju juga mama yang handle semua. Katanya kalau aku yang mencuci masih berbusa dan bercak putih-putih di kain.

Jika selesai memasak. Mama akan memanggil semua anak-anaknya untuk makan bersama. Mama. Terimakasih atas semua yang telah kau berikan kepada kami anak-anakmu. Aku berjanji akan menjadi anak baik dan selalu mendengarkan nasehat mama.

14 Oktober 2020

#TantanganGurusiana hari ke-150