Saat ini sedang mewabah demam drama Korea di kalangan remaja sampai ibu-ibu. Pesona artis-artis negeri ginseng ini sanggup menyita waktu. Ibu-ibu yang awalnya rajin arisan bisa absen karena drakor. Belum lagi filemnya yang bisa membuat termehek- mehek dan terbang ke negeri hayalan.

Akibat dari drakor ini banyak suami dan anak-anak yang protes. Jatah waktu menemani suami sepulang kerja menjadi hilang. Para ibu-ibu lebih hafal nama artis korea dibandingkan perkalian.

Awalnya saya bukan pecinta Drama Korea atau drakor. Saya sering kesal melihat anak perempuan saya menghabiskan kuotanya untuk mengunduh drakor. Belum lagi, ketika saya meminta pertolongan kepadanya selalu diberi penangguhan. Memangnya koruptor, diberi penangguhan.

Pada suatu hari, anak gadis saya membujuk saya untuk menonton sebuah filem Korea. Awalnya saya menolak, tapi berkat kegigihannya saya menyerah. Filem itu terdiri dari 16 episode. Setiap episode memerlukan waktu lebih kurang satu jam penayangan. Episode pertama mulai membuat penasaran, ditambah cerita anak gadis yang menggebu-gebu bak sutradra.

Alhasil, saya menjadi kecanduan menontonnya hingga banyak pekerjaan saya yang tertunda. Menyadari hal itu, saya berpikir bagaimana cara menghilangkan candunya.

Hingga suatu hari, saya memutuskan menonton sebuah filem korea 16 episode dalam satu malam. Walaupun mata mengantuk, saya memaksakan diri. Drakor 16 episode itu berhasil saya tuntaskan dari sore hingga pagi diselingi makan, sholat, dan tanpa istirahat. Besoknya, saya merasa mual, pusing, dan mata mengantuk. Tetapi, sejak saat itu saya mulai bosan dan muak setiap melihat drakor. Ternyata memang benar, untuk menghilangkan kecanduan terhadap sesuatu, lakukan sampai Anda bosan dan eneg. Selamat mencoba😄😄

Lintau, 6 Juli 2029