Dongeng 'AMIN YANG SELALU MEMBACA BASMALAH' (117)
Pada zaman dahulu, di sebuah negeri hiduplah seorang anak yatim yang bernama Amin. Ia hidup bersama ibu dan adiknya yang berumur 3 tahun bernama Maira. Amin terkenal karena kesalihan dan budi pekertinya yang baik. Amin mempunyai kebiasaan menghafal Al-Quran dan mulutnya selalu basah melafalkan basmalah setiap waktu.
“Bismillah…,bismillah….,bismillah…,” ucapnya saat menimba air di sumur.
“Amin, bisakah kau membantu ibu, Nak,” suara ibunya terdengar memanggil dari dapur.
“Iya, Ibu, apa yang bisa Amin bantu,” ujar Amin bergegas memenuhi panggilan ibunya.
“Bantu ibu untuk menjaga adikmu Maira dikamar ya, Nak, ibu lagi memasak,” pinta ibunya.
“Baik, Ibu, bismillah,” jawab Amin segera meninggalkan pekerjaannya untuk melihat adiknya di kamar.
Amin setiap pagi selalu membantu ibunya menimba air di sumur, dan mematuhi perkataan ibunya. Ia sangat sayang dan berbakti kepada ibunya. Walaupun umurnya baru 10 tahun tapi Amin sudah biasa mengerjakan pekerjaan orang dewasa sejak ayahnya meninggal. Setiap sore ia ikut membantu ustad Soleh mengajar mengaji di surau.
Ketika ada waktu senggang, ia menggunakan waktunya untuk mengulang hafalan Al-Qurannya.
“Amin, ibu telah berjanji pergi ke rumah nenekmu untuk mengantarkan makanan kesukaannya. Namun, hari ini ibu kurang enak badan. Maukah kau pergi mengantarkannya, Nak?” tanya ibunya dengan lembut.
“Baik, Ibu,” jawab Amin.
“Hati-hati di jalan ya, Nak,” ujar ibunya.
“Insyaallah, Allah selalu bersamaku, Ibu,” jawab Amin.
Ibu Maisarah tersenyum melepas kepergian Amin. Ia merasa sangat senang melihat Amin yang semakin besar serta menjadi anak yang salih.
Untuk menuju rumah neneknya, Amin harus melewati sebuah hutan lebat. Sepanjang perjalanan mulutnya tidak pernah berhenti melafalkan basmalah. Ketika sampai di hutan, Amin mendengar sesuatu di balik semak-semak. Ia mulai waspada dan melihat sekelilingnya seraya tak henti mengucapkan basmalah. Ternyata dari balik semak-semak itu muncullah seekor harimau besar yang sedang kelaparan. Melihat hal itu, Amin sangat terkejut namun tetap berusaha tenang dan semakin menguatkan lafal basmalah yang keluar dari mulutnya. Harimau itu nampak terdiam namun tetap maju selangkah demi selangkah mendekati Amin. Jarak yang begitu dekat itu tidak memungkinkan Amin untuk lari, sehingga jarak harimau itu hanya tinggal beberapa langkah lagi dari Amin.
“Wahai harimau, engkau adalah makhluk ciptaan Allah yang diperintahkan untuk selalu menyembah-Nya, sementara aku juga makhluk ciptaan Allah yang selalu memuji kebesaran-Nya. Aku berserah diri atas ketentuan Allah kepadaku. Maukah kau memberiku jalan untuk mengerjakan amanat ibuku? Bismillah…,Bismillah,” ucap Amin kepada harimau sambil menatap tajam mata harimau itu.
Dengan izin Allah, harimau itu berlalu pergi dari hadapan Amin.
“Alhamdulillah, Ya Allah, Engkau telah menyelamatkanku dari harimau yang kelaparan itu,” ucap Amin bersyukur kepada Allah SWT. Kemudian Amin melanjutkan perjalanannya menuju rumah nenek.
Sampai di rumah neneknya, Amin menceritakan kejadian di hutan kepada neneknya.
“Alhamdulillah, engkau selamat cucuku, bersyukurlah Allah telah menyelamatkanmu, ini semua balasan atas kesalihanmu selama ini,” ujar neneknya kepada Amin.
“Alhamdulillah, Nek,” ujar Amin sambil memeluk neneknya.
Karena jarak rumahnya dengan nenek yang jauh, Amin segera berpamitan pulang setelah mengobrol cukup lama dengan nenek dan kakeknya. Walaupun nenek dan kakeknya meminta Amin untuk bermalam, tapi Amin telah berjanji kepada ibunya untuk segera kembali.
“Berhati-hatilah, Cu,” ujar nenek dan kakek melepas Amin dengan rasa khawatir.
“Insyaallah, Nek,” ujar Amin.
Untuk kembali ke rumahnya Amin sengaja memilih jalan lain, menuruti nasihat nenek untuk menghindari bertemu harimau itu lagi. Namun, Amin harus melewati sebuah sungai besar yang menghubungkan desanya dengan desa nenek. Jalan itu telah lama tidak dilalui orang karena jembatannya yang mulai rusak, sehingga banyak orang memilih jalan melalui hutan walaupun jaraknya lebih jauh.
“Bismillah, semoga perjalananku dilindungi Allah SWT,”ucap Amin dalam doanya.
Amin mulai berjalan pulang sambil tetap mengucapkan basmalah. Ketika sampai di jembatan, Amin kembali menemui rintangan. Jembatan yang biasanya masih ada ternyata sudah hanyut dibawa air besar akibat hujan lebat beberapa waktu lalu. Ditambah lagi jembatan itu sudah lama tidak digunakan, sehingga tidak diketahui kapan jembatan itu hanyutnya.
Amin merasa bimbang dan ragu, karena perjalananya tinggal sedikit lagi untuk sampai di rumah. Kalau mau kembali ke rumah nenek, Amin pasti kemalaman di jalan sementara Amin telah berjanji untuk segera pulang kepada ibunya. Ia tidak ingin membuat ibu dan adiknya cemas menunggunya. Lama Amin terdiam di pinggir sungai itu seraya mulutnya tak henti melafalkan basmalah. Kemudian Amin teringat cerita Ustad Soleh tentang Nabi Musa AS dan doa yang dipanjatkan nabi Musa AS kepad Allah SWT ketika dikejar Firaun di sungai Nil.
Dengan penuh harapan dan keyakinan Amin berdoa kepada Allah SWT dengan khusuknya. Setelah itu Amin berdiam sesaat memperhatikan keadaan sungai dengan bibirnya yang selalu mengeluarkan lafal basmalah. Tiba-tiba saja dengan ajaib Amin melihat beberapa batu besar menonjol ke luar dari dalam sungai membentang seperti jembatan. Padahal sebelumnya Amin yakin sekali tidak melihat batu-batu besar itu, apalagi dengan arus sungai yang begitu deras. Kembali Amin mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas pertolongan yang diberikan Allah kepadanya. Dengan segera Amin menyeberangi sungai itu sambil berlompatan dari batu-batu besar itu hingga ke seberang sungai. Setiap ia melompat dari batu satu ke batu lainnya, mulutnya tak henti mengucapkan basmalah.
Ketika sampai di seberang, Amin melihat ke arah sungai yang baru saja diseberanginya. Ternyata batu-batu itu telah menghilang bersamaan dengan air sungai yang semakin membesar.
Akhirnya Amin selamat sampai kembali ke rumahnya dengan pertolongan Allah SWT dan mulutnya yang tak pernah henti mengucapkan basmalah.
Lintau, 10 Mei 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Bagus sekali
Keren Bu
Kisah yang bagus untuk anak