Nyanyian Rembulan (177)
Kembali malam menyapa dalam kegelapan
Berteman bias kasih matahari kepada bulan
Walau terkadang redup, hilang, dan tenggelam
Namun, tetap berputar dalam garis edar takdir
***
Dinginnya begitu menusuk menancap sukma
Hangatnya berpijar membuat cahaya
Berbeda tapi sama dalam makna
Melabuhkan asa dalam temaram yang berjalan
***
Wahai matahari...
Bakar aku dalam kehangatan sepanjang masa
Wahai bulan...
Peluk aku dalam gelap malam yang menghilang
Beri arti akan rasa dan dahaga
Beri makna akan takdir yang digariskan
Hingga saatnya aku mengerti
Berlalu, pergi, berlari atau berdiri
***
Ah...
Sulitnya berlalu dalam dekapan yang melenakan
Beratnya pergi dalam rindu yang mengoyak dada
Perihnya berlari dalam pasungan kepapaan
Sakitnya berdiri dalam onak berduri tiada henti
***
Inikah nyanyian rembulan
Inikah teriakan matahari
Inikah lengkingan suara alam
Syahdu, keras, dan menghempas
Lintau, 9 Jui 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kereeeen bgt bu. Sukses terus ya bu
Luar biasa
Keren pak
Mantap puisinya bu. Barakallahu fiik
Mksh bun, barakallahu..
Alam menjadi sumber inspirasi yang tak ada habis-habisnya. Salam literasi, sukses selalu.
Benar pak.. barakallahu..
Mantap puisinya Bu, salam
Mksh bun