Semua Menyalakan Kembang Api, Kita tidak!

Ayah...mengapa semua menyalakan kembang api, kenapa kita tidak?

Rengekkan Keysha memecahkan keheningan di 31 Desember 2018 pukul 21.35 WIB. Sang ayahpun bingung menjawabnya. Ditambah lagi dengan ratapan si Sulung Nadjib dengan ekspresi sendu bercampur mendung bergayut."Ibu kenapa kita tidak ke alun-alun? disana ada pesta kembang api.

Sayapun mencoba berdialog dengan nurani untuk beberapa saat. Memutuskan sesuatu yang saya anggap berat, karena ini menyangkut pertautan beberapa hati yang masih terlalu dini untuk menghayati makna sebuah party kembang api dan essensi-essensi yang terikat didalamnya.

Keysha, Nadjib. Ibu punya cerita untuk kalian. Malam ini kita tidak tidur sampai jam 24.00 nanti. Baiklah kita persiapkan acara malam ini dengan syukuran di rumah saja.

"Malas Bu, masa yang lain bakar-bakar ayam, terus menikmati pesta kembang api di alun-alun kita cuma di rumah saja" Nadjib berargumentasi sembari memainkan hape yang sedari tadi dipegangnya.

"Jangan khawatir kita akan buat acara seru meski kita di rumah. Sekarang persiapkan mie, telor untuk syukuran nanti malam. Kita buat acara jelang tahun baru ini dengan membaca Al Qur'an, sholat Tahajud dan mengevaluasi kesalahan-kesalahan dan kegiatan yang belum sempurna di tahun 2018.

"Okay Bu" Keysha si Bungsu meski usia masih 5 tahun dengan mudah menerima wejangan saya. Sungguh terharu rasa di kalbu. Memiliki anugerah terindah dari Allah seorang putri cantik yang sudah mengerti betapa bentuk syukur tidak harus dilewatkan dengan sebuah party kembang api.

Mari bermuhasabah di penghujung tahun.