Habib M. Farkhan

Pengajar bidang studi IPA di SMP Al Hikmah Surabaya sejak Maret 2004, mestinya menulis adalah bagian terpenting dari guru, oleh karenanya salah satu bentuk ibad...

Selengkapnya
Navigasi Web

Hakikat mengajar adalah belajar

Kalo ditanya pengalaman menarik pada saat mengajar rasanya semua menarik, karena harus memahami satu persatu karakter mereka, yang paling menarik adalah mendampingi anak-anak yang berada dikelas bawah. Saya butuh ekstra kesabaran dan strategi yang menarik agar meraka dengan cepat menguasai.

Pagi itu waktunya masuk dikelas anak-anak yang memiliki karakter yang bervariasi yang kelas 9E, segala strategi sudah saya persiapkan matang-matang mulai dari rencana A, B, dan C. Pokok semua rencana sudah matang, dengan langkah pasti kubuka kelas dan menyapa mereka, melihat sepintas raut muka mereka sangat bervariasi, ada yang tsayat ada yang biasa-biasa saja ndak peduli sama sekali ada yang semangat, pokoknya lengkap dah di kelas ini. Seperti biasa saya tanya kepada mereka siapa yang belajar tadi malam, hanya 3 orang saja mengacungkan tangan yang lain ndak sempat belajar karena capek dan sibuk bermain katanya. Ok rencana harus dirubah berarti mereka harus mendengar penjelasan dulu baru diminta untuk berkerja dalam kelompok. Kumulai penjelasan dengan pelan dan sabar dan memilih kata yang sederhana dengan harapan mereka semua bisa mengikuti penjelasan. Beberapa dari mereka terlihat mengikuti dan memperhatikan penjelasan dengan baik, waktu itu materinya adalah pewarisan sifat. Menurutku materi ini memang sederhana tetapi agak sulit dipahami karena melibatkan hitungan matematis, saya coba kasih contoh tahap demi tahap dan beberapa kali saya memastikan apakah kalian mengerti....?, dengan pasti mereka menjawab “ngerti......”, lega rasanya saya mendengar jawaban itu. Nah untuk memastikan apakah mereka benar-benar bisa seperti biasa saya kasih satu contoh soal, saya beri waktu beberapa menit agar mereka mengerjakan, betapa tidak terkejut hampir semua anak-anak bilang merasa kesulitan mengerjakan, pada hal saya hanya merubah angkanya saja, kemudian mereka meminta menjelaskan ulang materi yang tadi saya jelaskan, dengan sabar saya coba jelaskan sampai tiga kali, saya perhatikan beberapa diantara mereka menunjukkan putus asa karena selalu salah menjawab dan bilang “loh kalo saya liat ustad menjelaskan kok gampang ya, tapi kenapa kok ketika saya ngerjakan sendiri ndak bisa”. Dalam hatiku berkata ahh ini bisa diatur kalo anak seperti ini kan masih punya semangat. Kemudian coba saya bertanya kepada kelompok anak sepesial yang dipromotori oleh Faruq dan kawan-kawan ternyata mereka juga meresa kesulitan, oke saya putuskan untuk menjelaskan kembali, seperti biasa dengan semangat saya jelaskan, tiba-tiba mereka bertanya “ sebentar ustad, itu nanti kalo keluar di unas berapa soal sih?, dengan pasti saya jawab ya antara 2 sampai 3 soal lah. Spontan mereka menjawab, owalah belajarnya sulit gini keluarnya cuman 2, trus buat apa kita mikir susah-susah kan pilihan ganda, tinggal pilih salah satu sudah selesai ndak usah mikir benar salahnya hehehehe.” Mendengar jawaban itu saya terdiam seketika dan merasa kecewa karena dari awal sudah semangat menjelaskan ternyata motivasi dalam diri mereka sangat rendah, dan cenderung menggampangkan segala sesatu, ingin rasanya langsung marah kepada mereka karena penjelasanku sangat tidak dihargai, waktu 2 jam pelajaran berakhir dengan kekecewaan begini, tetapi saya harus bersabar dengan anak-anak ini, dan saya coba memberikan motivasi kepada mereka dan saya jelaskan ya kalo memang begitu mau kalian semoga materi lainnya kalian bisa menjawab dengan benar, biarlah 3 soal ini salah. Coba banyangkan kalo semua soal kamu anggap begini, trus apa jadinya nanti.

Dari pengalaman ini ada satu pelajaran berharga yang harus saya asah setiap saat yaitu sabar, sabar dan sabar dalam memahami karakter anak-anak, bagaimanapun juga mereka masih butuh bimbingan kita. Dan dari merekalah akhirnya muncul ide-ide kreatif saat merencanakan pembelajaran. Sebenarnya mereka punya potensi, karena mereka belum berhasil menggali saja dan saya yakin kelak mereka punya akan menunjukkan keunggulan masing-masing.

Penggalan kisah 2013

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Setuju Pak Setiap anak terlahir dengan jati diri sendiri

10 Mar
Balas

sepakat

10 Mar



search

New Post