Habib M. Farkhan

Pengajar bidang studi IPA di SMP Al Hikmah Surabaya sejak Maret 2004, mestinya menulis adalah bagian terpenting dari guru, oleh karenanya salah satu bentuk ibad...

Selengkapnya
Navigasi Web
“Peningkatkan Partisipasi Siswa Dalam Pembelajaran IPA Melalui Strategi “TPS”.

“Peningkatkan Partisipasi Siswa Dalam Pembelajaran IPA Melalui Strategi “TPS”.

ABSTRAK

Oleh: M. Farkhan Habib

Penelitian ini merupakan penilitian tindakan kelas untuk membantu kesulitan guru dan siswa dalam proses belajar mengajar materi sistem indera. Penelitian ini secara spesifik memiliki tujuan untuk mendiskripsikan peningkatan aktifitas siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan Strategi Pembelajaran Think-Pair-Share dan Mendiskripsikan hasil belajar siswa setelah melakukan kegiatan belajar mengajar pada pokok bahasan sistem indera yang dikembangkan berdasarkan Strategi Pembelajaran Think-Pair-Share.

Strategi think-pair-share dapat membantu menstrukturkan diskusi siswa dalam mengikuti proses yang telah ditentukan sehingga membatasi kesempatan pikirannya melantur dan tingkah lakunya menyimpang karena harus melapor hasil pemikiranyya ke mitranya/temanya. Thin-pair-share juga dapat meningkatkan partisipasi siswa dan meningkatkan banyaknya informasi yang dapat diingat siswa dan meningkatkan lamanya ”Time On Task” dalam kelas dan kualitas kontribusi siswa dalam diskusi kelas. Siswa dapat mengembangkan kecakapan hidup sosialnya.

Hasil penelitian ini adalah: 1) Strategi TPS (think-pair-share) dapat meningkatkan partisipasi aktif siswa selama pembelajaran. Pada pertemuan pertama sebesar 68.9% menjadi 85% pada pertemuan kedua. Ini berarti bahwa 85% siswa terlibat aktif selama pembelajaran sistem peredaran darah. 2) Strategi TPS dengan bimbingan terstruktur dari guru dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Peningkatan partisipasi aktif siswa selama pembelajaran membawa dampak positif terhadap ketuntasan belajar siswa, hal ini dapat dilihat capaian ketuntasan pada akhir pembelajaran sebesar 97%. Ini berarti daya serap siswa terhadap materi ini sangat optimal, 33 dari 34 mendapat nila >80. Jika dikonversi dengan daftar KKM menunjukkan tuntas belajar, sedangkan 1 siswa perlu mendapat pendampingan khusus.

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Berdasarkan analisis hasil belajar IPA pokok bahasan sistem peredaran darah tahun yang lalu (2014) menunjukkan bahwa ketuntasan belajar siswa kelas 8 SMP Al Hikmah tanpa remidi sangat rendah sekali yaitu berkisar antara 50-60%. Berdasar pengamatan guru menunjukkan bahwa partisipasi aktif siswa juga masih rendah, hal ini ditunjukkan dengan aktivitas siswa pada saat pembelajaran yang cenderung terlalu banyak mendengarkan, didominasi juga dengan menyalin catatan dari slide yang dibuat guru, ada juga sebagian kecil berbicara sendiri, menggambar yang tidak berhubungan dengan bab yang diajarkan dan beberapa aktivitas lainnya. Aktivitas ini bisa disebabkan oleh kejenuhan siswa karena strategi belajar yang digunakan guru tidak banyak melibatkan mereka. Bisa juga karena strategi yang digunakan tidak sesuai dengan tingkat kesulitan konsep yang harus dikuasai oleh siswa. Pokok bahasan sistem transportasi terdiri dari konsep-konsep penyusun organ peredaran darah dan penyakit yang berhubungan dengan sistem peredaran darah manusia yang merupakan pengetahuan yang harus dikuasai oleh siswa. Konsep-konsep tersebut mempunyai fungsi tertentu yang saling berhubungan. Banyaknya konsep yang harus dikuasai siswa merupakan suatu beban bagi siswa untuk memahami definisi konsep tersebut.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, dibutuhkan model pembelajaran yang dapat meningkatkan pemahaman, aplikasi konsep sains serta meningkatkan keterlibatan siswa dalam menemukan konsep khususnya pada pokok bahasan sistem transportasi makhluk hidup. Menurut Syah (2004), mengatakan bahwa salah satu model pembelajaran yang dapat memberikan kesempatan siswa untuk menerapkan pengorganisasian pengetahuan, ketrampilan proses dalam kehidupan sehari-hari serta meningkatkan keterlibatan siswa dalam pembelajaran adalah dengan pembelajaran kooperatif.

Menurut Adib (2010), menyatakan bahwa penerapan pembelajaran koperatif dengan strategi think-pair-share sangat efektif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa, hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan hasil belajar siswa serta meningkatnya aspek afektif dan psikomotorik siswa pada setiap siklus. Hal senada disampaikan oleh Sa’dijah (2006), bahwa strategi think-pair-share (TPS) dapat meningkatkan keterlibatan siswa dalam seluruh proses pembelajaran yang pada akhirnya akan meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep yang dipelajari.

Strategi pembelajaran thik-pair-share yang selanjutnya disebut TPS sangat cocok untuk membantu siswa dalam memahami pengetahuan yang meliputi konsep pada sistem peredaran darah manusia dan meningkatkan peran aktif siswa dalam pembelajaran. Strategi pembelajaran TPS memiliki sintak-sintak sehingga siswa diarahkan untuk menemukan dan mamahami konsep secara mandiri dan terlibat secara penuh dalam pembelajaran melalui bimbingan guru. Penemuan konsep secara mandiri akan lebih bermakna dan mudah diingat oleh siswa dari pada siswa mengetahui definisi konsep dari guru. Lie (2008) menyatakan kelebihan strategi belajat think-pair-share dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam pembelajarandan Memberikan lebih kesempatan untuk kontribusi masing-masing anggota kelompok.

Berdasarkan penelitian yang menunjukkan keunggulan strategi think-pair-share tersebut, maka penulis memilih strategi pembelajaran think-pair-share (TPS) untuk memperbaiki keterlibatan siswa, pemahaman siswa dalam proses pembelajaran, kinerja guru dan meningkatkan hasil belajar siswa. Untuk itu dilakukan penelitian tindakan kelas yang berjudul : “Peningkatkan Partisipasi Siswa Dalam Pembelajaran IPA Melalui Strategi “TPS”.

B. Rumusan Penelitian

Dari uraian pada latar belakang masalah, maka dapat diuraikan pertanyaan peneltian yaitu: Bagaimana Efektifitas Peningkatkan Partisipasi Siswa Dalam Pembelajaran IPA Melalui Strategi “TPS”? Secara terperinci pertanyaan penelitian dijabarkan sebagai berikut :

1. Bagaimana aktifitas siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan Strategi Pembelajaran TPS?

2. Bagaimana hasil belajar siswa setelah melakukan kegiatan belajar mengajar pada pokok bahasan sistem peredaran darah yang dikembangkan berdasarkan Strategi Pembelajaran TPS?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dijabarkan dalam pertanyaan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah :

1. Mendiskripsikan peningkatan aktifitas siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan Strategi Pembelajaran TPS.

2. Mendiskripsikan hasil belajar siswa setelah melakukan kegiatan belajar mengajar pada pokok bahasan sistem indera yang dikembangkan berdasarkan Strategi Pembelajaran TPS.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini ialah :

1. Tersedianya perangkat pembelajaran (LKS, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, dan Media berupa power point presentation)

2. Strategi Pembelajaran TPS dapat dijadikan sebagai contoh dalam menyusun dan mengembangkan model pembelajaran IPA terutama pokok bahasan sistem peredaran darah pada manusia

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengutamakan kerjasama diantara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran kooperatif memiliki ciri-ciri (Rahayu, 1998):

· untuk menuntaskan materi belajarnya, siswa belajar dalam kelompok secara bekerja sama

· kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah

· jika dalam kelas terdapat siswa-siswa yang heterogen ras, suku, budaya, dan jenis kelamin, maka diupayakan agar tiap kelompok terdapat keheterogenan tersebut.

· penghargaan lebih diutamakan pada kerja kelompok daripada perorangan.

1. Tujuan Pembelajaran Kooperatif

· Hasil belajar akademik, yaitu untuk meningkatkan kinerja siswa dalm tugas-tugas akademik. Pembelajaran model ini dianggap unggul dalam membantu siswa dalam memahami konsep-konsep yang sulit.

· Penerimaan terhadap keragaman, yaitu agar siswa menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai macam latar belakang.

· Pengembangan keterampilan sosial, yaitu untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa diantaranya: berbagi tugas, aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain, memancing teman untuk bertanya, mau mengungkapkan ide, dan bekerja dalam kelompok.

2. Fase Model Pembelajaran Kooperatif :

Fase

Indikator

Aktivitas Guru

1

Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa

Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa

2

Menyajikan informasi

Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan

3

Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar

Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi efisien

4

Membimbing kelompok bekerja dan belajar

Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mengerjakan tugas

5

Evaluasi

Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya

6

Memberikan penghargaan

Guru mencari cara untuk menghargai upaya atau hasil belajar siswa baik individu maupun kelompok.

(Suprijono, 1998)

B. Strategi TPS (Think-Pair-Share)

1. Pengertian

Think Pair Share adalah suatu metode pembelajaran kooperatif yang memberi siswa waktu untuk berfikir dan merespon serta saling bantu satu sama lain. Metode ini memperkenalkan ide “waktu berfikir atau waktu tunggu” yang menjadi faktor kuat dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam merespon pertanyaan. Pembelajaran Kooperatif model Think-Pair-Share ini relatif lebih sederhana karena tidak menyita waktu yang lama untuk mangatur tempat duduk ataupun mengelompokkan siswa. Pembelajaran ini melatih siswa untuk berani berpendapat dan menghargai pendapat teman. Think Pair Share (TPS) adalah strategi diskusi kooperatif yang dikembangkan oleh Frank Lyman dan kawan-kawannya dari Universitas Maryland pada tahun 1981. TPS mampu mengubah asumsi bahwa metode resitasi dan diskusi perlu diselenggarakan dalam setting kelompk kelas secara keseluruhan.

Think Pair Share memberikan kepada siswa waktu untuk berpikir dan merespon serta saling bantu satu sama lain . Think Pair Share memiliki prosedur yang secara eksplisit untuk memberi siswa waktu untuk berpikir, menjawab, saling membantu satu sama lain. Dengan demikian diharapkan siswa mampu bekerja sama, saling membutuhkan, dan saling bergantung pada kelompok kecil secara kooperatif (Susilo, 2005).

2. Tahapan-Tahapan Pelaksanaan Think Pair Share

Susilo (2005, menyebutkan tahapan demi tahapan yang dilakukan pada pelaksanaan Think-Pair-Share, antara lain:

Tahap satu, think (berpikir).

Pada tahap ini guru memberikan pertanyaan yang terkait dengan materi pelajaran. Proses TPS dimulai pada saat ini, yaitu guru mengemukakan pertanyaan yang menggalakkan berpikir ke seluruh kelas. Pertanyaan ini hendaknya berupa pertanyaan terbuka yang memungkinkan dijawab dengan berbagai macam jawaban.

Tahap dua, pair (berpasangan).

Pada tahap ini siswa berpikir secara individu. Guru meminta kepada siswa untuk berpasangan dan mulai memikirkan pertanyaan atau masalah yang diberikan guru tadi dalam waktu tertentu. Lamanya waktu ditetapkan oleh guru berdasarkan pemahaman guru terhadap siswanya, sifat pertanyaanya, dan skedul pembelajaran. Siswa disarankan untuk menulis jawaban atau pemecahan masalah hasil pemikirannya.

Tahap tiga, share (berbagi).

Pada tahap ini siswa secara individu mewakili kelompok atau berdua maju bersama untuk melaporkan hasil diskusinya ke seluruh kelas. Pada tahap terakhir ini siswa seluruh kelas akan memperoleh keuntungan dalam bentuk mendengarkan berbagai ungkapan mengenai konsep yang sama dinyatakan dengan cara yang berbeda oleh individu yang berbeda

Adapun langkah-langkah dalam pembelajaran Think-Pair- Share adalah: (1) guru membagi siswa dalam kelompok berempat dan memberikan tugas kepada semua kelompok, (2) setiap siswa memikirkan dan mengerjakan tugas tersebut sendiri, (3) siswa berpasangan dengan salah satu rekan dalam kelompok dan berdiskusi dengan pasangannya, (4) kedua pasangan bertemu kembali dalam kelompok berempat. Siswa mempunyai kesempatan untuk membagikan hasil kerjanya kepada kelompok berempat. Think-Pair-Share memiliki prosedur ynag ditetapkan secara eksplisit untuk memberi siswa waktu lebih banyak untuk berpikir, menjawab, dan saling membantu satu sama lain (Nurhadi, 2003). Sebagai contoh, guru baru saja menyajikan suatu topik atau siswa baru saja selesai membaca suatu tugas, selanjutnya guru meminta siswa untuk memikirkan permasalahan yang ada dalam topik/bacaan tersebut

3. Alasan-Alasan Penggunaan Think Pair Share

Ada beberapa alasan mengapa TPS perlu digunakan, antara lain:

1) TPS membantu menstrukturkan diskusi. Siswa mengikuti proses yang telah ditentukan sehingga membatasi kesempatan pikirannya melantur dan tingkah lakunya menyimpang karena harus melapor hasil pemikiranyya ke mitranya/temanya.

2) TPS meningkatkan partisipasi siswa dan meningkatkan banyaknya informasi yang dapat diingat siswa.

3) TPS meningkatkan lamanya ”Time On Task” dalam kelas dan kualitas kontribusi siswa dalam diskusi kelas.

4) Siswa dapat mengembangkan kecakapan hidup sosialnya.

4. Keunggulan-Keunggulan Think Pair Share

Keunggulan-Keunggulan Think Pair Share, antara lain:

1) TPS mudah diterapkan diberbagai jenjang pendidikan dan dalam setiap kesempatan.

2) Menyediakan waktu berpikir untuk meningkatkan kualitas respon siswa.

3) Siswa menjadi lebih aktif dalam berpikir mengenai konsep dalam mata pelajaran.

4) Siswa lebih memahami tentang konsep topik pelajaran selama diskusi.

5) Siswa dapat belajar dari siswa lain.

6) Setiap siswa dalam kelompoknya mempunyai kesempatan untuk berbagi atau menyampaikan idenya.

C. Sistem Peredaran Darah Manusia

Sistem peredaran darah pada tubuh manusia berfungsi untuk mengangkut nutrisi, oksigen, karbondioksida serta sisa metabolisme. Proses ini berlangsung terus menerus selama kehidupan manusia. Darah merupakan jaringan yang tersusun atas plasma, sel darah merah, sel darah putih, dan keping-keping darah. Kurang lebih 55% bagian dari darah adalah plasma.

1. Darah

a. Darah Merah (Eritrosit)

Eritrosit berbentuk bulat pipih dengan bagian tengahnya cekung (bikonkaf). Sel darah merah tidak memiliki inti sel. Eritrosit berfungsi untuk mengangkut oksigen dari paru-paru ke sel-sel di seluruh tubuh. Oleh karena itu, jenis sel darah ini yang paling banyak terdapat dalam darah. Satu milimeter kubik darah (lebih kurang sekitar satu tetes) terdiri atas lima juta lebih sel darah merah. Warna merah pada darah disebabkan adanya hemoglobin (Hb) dalam sel darah merah. Hemoglobin atau zat warna darah merupakan suatu protein yang mengandung unsur besi. Fungsi hemoglobin mengikat oksigen dan membentuk oksihemoglobin. Oksigen diangkut dari paru-paru dan diedarkan ke seluruh sel tubuh. Hemoglobin yang mengikat oksigen (oksihemoglobin) berwarna merah cerah, sedangkan hemoglobin yang masih mengikat karbondioksida berwarna merah tua keunguan.

b. Sel Darah Putih (Leukosit)

Berbeda dengan sel darah merah, sel darah putih memiliki bentuk yang tidak tetap atau bersifat amuboid dan mempunyai inti sel. Jumlah sel darah putih juga tidak sebanyak jumlah sel darah merah. Setiap satu milimeter kubik darah mengandung sekitar 8.000 sel darah putih. Fungsi utama sel darah putih adalah melawan penyakit yang masuk ke dalam tubuh dan membentuk antibodi. Peningkatan jumlah leukosit merupakan petunjuk adanya infeksi. Jika jumlah leukosit sampai di bawah 6.000 sel per cc darah, maka disebut sebagai kondisi leukopeni. Jika jumlah leukosit melebihi normal (di atas 9.000 sel per cc), maka disebut leukositosis. Berdasarkan ada atau tidaknya butir-butir kasar (granula) dalam sitoplasma, leukosit dapat dibedakan menjadi granulosit dan agranulosit. Granulosit merupakan kelompok sel darah putih yang mempunyai granula dalam sitoplasmanya. Sebaliknya, agranulosit tidak mempunyai granula. Leukosit jenis granulosit terdiri atas eosinofil, basofil, dan netrofil. Agranulosit terdiri atas limfosit dan monosit.

c. Keping Darah (Trombosit)

Bentuk trombosit beraneka ragam, yaitu bulat, oval, dan memanjang. Trombosit tidak berinti sel dan bergranula. Jumlah sel keping darah atau trombosit pada orang dewasa sekitar 200.000 – 500.000 sel per cc. Umur dari keping darah sangat singkat, yaitu 5 sampai dengan 9 hari. Di dalam trombosit terdapat enzim trombokinase atau tromboplastin. Enzim tromboplastin akan mengubah protein yang disebut protrombin (calon trombin) menjadi trombin karena pengaruh ion kalsium dan vitamin K dalam darah. Trombin akan mengubah fibrinogen (protein darah) menjadi benang-benang fibrin. Benang-benang fibrin ini akan membentuk jaring-jaring di sekitar sel-sel darah, sehingga luka tertutup dan darah tidak menetes lagi.

d. Plasma Darah

Plasma darah merupakan cairan darah yang sebagian besar terdiri atas air (92%). Selain itu, dalam plasma darah juga terdapat protein plasma yang terdiri atas albumin, fibrinogen, dan globulin. Zat-zat lain yang terlarut dalam plasma darah antara lain sari makanan, mineral, hormon, antibodi, dan zat sisa metabolisme (urea dan karbondioksida).

2. Organ Peredaran Darah

a. Jantung

Organ dalam tubuh yang berdetak pada daerah dada adalah jantung. Jantung merupakan salah satu organ peredaran darah yang penting bagi tubuh manusia. Seperti pompa, jantung berfungsi memompa darah, sehingga darah dapat diedarkan ke seluruh tubuh. Meskipun kerja jantung sangat berat, tetapi jantung kamu bukanlah organ yang ukurannya sangat besar. Besar jantung manusia kira-kira sebesar sekepalan tangan.

Jantung terdiri atas 4 ruangan, yaitu serambi (atrium) kiri, serambi kanan, bilik (ventrikel) kiri, dan bilik kanan. Serambi jantung berada di sebelah atas, sedangkan bilik jantung di sebelah bawah. Antara serambi kiri dan bilik kiri terdapat dua buah katup yang disebut bikuspidalis. Antara serambi kanan dan bilik kanan terdapat tiga buah katup yang disebut trikuspidalis. Katup-katup tersebut berfungsi menjaga agar darah dari bilik tidak kembali ke serambi. Dinding jantung di bagian bilik kiri lebih tebal karena bilik kiri berfungsi memompa darah ke seluruh tubuh. Saat berdenyut, setiap ruang jantung mengendur dan terisi darah. Selanjutnya, otot-otot jantung berkontraksi dan memompa darah keluar ruang jantung. Kedua serambi mengendur dan berkontraksi secara bersamaan, begitu juga kedua bilik akan mengendur dan berkontraksi secara bersama-sama.

b. Pembuluh Darah

Pembuluh darah dibedakan menjadi dua, yaitu pembuluh nadi (arteri) dan pembuluh balik (vena). Arteri merupakan pembuluh darah yang mengalirkan darah keluar jantung, sedangkan vena mengalirkan darah masuk ke dalam jantung. Arteri berisi darah yang mengandung banyak oksigen, kecuali arteri paru-paru. Vena berisi darah yang mengandung sedikit oksigen, kecuali yang berasal dari paru-paru. Ujung arteri dan vena bercabang-cabang menjadi pembuluh-pembuluh kecil yang disebut pembuluh kapiler. Pembuluh kapiler menghubungkan arteri dan vena dengan sel-sel tubuh (Zubaidah, 2014).

D. Hipotesis Tindakan

Penggunaan strategi pembelajaran think-pair-share yang mengedepankan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran dan penghargaan kepada karya siswa dengan langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut: (1) guru membagi siswa dalam kelompok berempat dan memberikan tugas kepada semua kelompok, (2) setiap siswa memikirkan dan mengerjakan tugas tersebut sendiri, (3) siswa berpasangan dengan salah satu rekan dalam kelompok dan berdiskusi dengan pasangannya, (4) kedua pasangan bertemu kembali dalam kelompok berempat; (5) Memberikan penghargaan, dapat meningkatkakan keterlibatan siswa dalam mengkonstruksi konsep selama proses belajar mengajar serta mengkatkan hasil belajar siswa kelas 9-E pada pokok bahasan sistem indera dengan indikasi meningkatnya ketuntasan belajar siswa mencapai > 80%.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Subyek dalam penelitian ini adalah siswa siswa kelas 8-D SMP Al Hikmah Surabaya dengan jumlah siswa 34 orang jenis kelamin laki-laki, dengan tingkat kemampuan yang heterogen serta usia berkisar 13-14 tahun. Tema bahasan tentang sistem peredaran manusia, mata pelajaran IPA Semester Genap.

B. Skenario Penelitian

1. Pengembangan Perangkat

Perangkat pembelajaran dikembangkan dalam penelitian ini terdiri dari rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), strategi pembelajaran thik-pair-share dan lembar kerja siswa (LKS). RPP dan LKS dikembangkan sesuai dengan kekhususan materi, kondisi siswa serta lingkungan sekolah yang ada. Buku yang digunakan adalah “Belajar Ilmu Pengetahuan Alam untuk kelas VIII”, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia 2014.

2. Pelaksaan Pembelajaran

Pelaksanaan tindakan pembelajaran akan dilakukan dua kali pertemuan, pertemuan pertama dengan durasi 3 x 40 menit dan pertemuan II dengan durasi 2 x 40 menit. Materi yang akan dipelajari adalah sistem peredaran darah manusia yang meliputi organ penyusun dan fungsi masing-masing, serta gangguan yang sering terjadi pada peredaran darah manusia. Pelaksanaan pembelajaran dengan tahapan sebagai berikut:

a) Pemberian Pretest

Pada awal pembelajaran sebelum guru menerapkan strategi pembelajaran thik-pair-share. Pretest ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan awal siswa dan mereka dapat mengikuti pelajaran dengan baik serta untuk mengetahui apakah diantara tujuan pembelajaran ada yang dikuasai oleh siswa

b) Penerapan strategi pembelajaran Thik-Pair-Share

Dengan langkah sebagai berikut :

1) Tahap satu Think (berpikir); guru memberikan ilustrasi pembuka tentang hakekat transportasi yang terjadi pada tubuh manusia. Penjelasan tersebut diharapkan akan menimbulkan pertanyaan terbuka yang kemudian akan dibahas oleh para siswa pada tahap selanjutnya. Guru berusaha menggiring pertanyaan tersebut kepada organ-organ penyusun dan fungsi sistem perdaran darah manusia. Siswa diminta untuk berfikir menemukan alternatif penyelesaian yang ada pada lembar kerja siswa.

2) Tahap kedua Pair (berpasangan)

Pada tahap ini siswa diminta untuk berpasangan 3-4 orang per pasangan, dengan harapan akan terjadi kontribusi aktif pada saat aktivitas ini. Aktivitas ini diharapkan didominasi oleh kegiatan diskusi antar peserta, tema yang menjadi diskusi adalah permasalahan yang ada di dalam LKS yang telah dipikirkan pada saat tahap pertama yang telah dilalui. Untuk memudahkan dalam penyampaian hasil diskusi, masing-masing pasangan diminta untuk membuat semacam poster yang isinya berbagai macam tulisan hasil diskusi jawaban dari pertanyaan yang ada di dalam LKS.

3) Tahap ketiga Share (berbagi)

Pada tahap ini guru akan menunjuk beberapa pasangan untuk mempresentasikan (sharing) hasil diskusinya di depan peserta lain. Siswa lainnya diberi kesempatan untuk bertanya, berpendapat, memberi tambahan informasi atas apa yang disampaikan oleh kelompok yang ada di depan mereka. Guru membimbing agar aktivitas diskusi tetap berjalan lancar sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

c) Pengamatan aktifitas siswa

Pengamatan yang dilakukan terhadap aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran thik-pair-share antara lain mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru/siswa, membaca (buku ajar siswa dan LKS), diskusi antar siswa, menyampaikan hasil belajar, dan merangkum pelajaran. Pengamatan ini dilakukan mulai membuka pelajaran sampai pelajaran berakhir. Pengamatan dilakukan kepada 12 siswa sebagai sampel yang mewakili aktivitas seluruh siswa dalam satu kelas. Pengamatan dilakukan secara menyeluruh terhadap siswa yang telah dipilih ini dengan menggunakan lembar observasi aktivitas siswa pada lampiran 1.

d) Pemberian Postest

Pada akhir pelajaran diberikan postest bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan strategi pembelajaran thik-pair-share.

C. Teknik Pengumpulan Data

Data yang akan diperoleh selama melakukan tindakan adalah berupa :

a. Data hasil observasi terhadap aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran, dengan menggunakan lembar observasi sebagaimana terlampir pada lampiran 1. Kemudian data tersebut direkap untuk dilakukan penarikan kesimpulan

b. Data hasil belajar siswa berupa nilai pre tes dan post test. Data ini digunakan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa

D. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah stastistik deskriptif, yaitu memaparkan hasil penelitian berdasarkan data yang diperoleh, untuk mengetahui hasil pembelajaran. Data yang dianalisis dengan statistik deskriptif adalah ketuntasan hasil belajar siswa dapat dihitung dengan cara: jumlah siswa yang telah mencapai skor >80 dibagi keseluruhan siswa dikalikan 100.

Data hasil observasi aktivitas siswa dianalisis dengan menggunakan statistik diskriptif juga, untuk mengetahui aktivitas siswa yang dominan selama kegiatan pembelajaran. Data dihitung dengan cara: Frekuensi aktivitas yang muncul dibagi jumlah observasi yang direncakan dikali 100.

B. Kriteria Keberhasilan

Keberhasilan dari penerapan strategi pembelajaran think-pair-share adalah jika ketuntasan klasikal minimal mencapai 80 % dengan Kriteria ketuntasan individu minimal untuk mata pelajaran IPA sebesar 80 (Daftar SK KKM SMP Al Hikmah Surabaya Tahun 2014). Jika 80 % siswa mendapat skor 80 atau lebih maka model ini berhasil meningkatkan hasil belajar siswa kelas 8-D SMP Al Hikmah Surabaya. Meningkatnya peran aktif siswa dalam pembelajaran diperlihatkan dengan dominasi aktivitas diskusi (membaca buku, diskusi, presentasi, dan merangkum) yang mencapai 75 % lebih merupakan indikator pendukung keberhasilan model ini. Berarti 75 % siswa terlibat aktif diskusi selama PBM berlangsung.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa

Observasi dilakukan selama kegiatan pembelajaran dengan mencatat aktivitas yang paling dominan tiap 3 menit berulang selama proses pembelajaran berlangsung. Untuk pertemuan I durasi 3 x 40 menit dan pertemuan ke II 2 x 40 menit.

Dari data tersebut dapat diketahui bahwa persentase aktivitas siswa selama pembelajaran pada pertemuan I pada masing-masing indikator adalah sebagai berikut:

1. Memperhatikan penjelasan guru/siswa sebesar 29.2 %

2. Membaca buku ajar sebesar 13.9 %

3. Diskusi antar siswa sebesar 25 %

4. Menyampaiakan hasil belajar (Presentasi) sebesar 18.3 %

5. Merangkum pelajaran sebesar 11.4 %

6. Aktivitas yang tidak relevan sebesar 2.2 %

Dari data tersebut diperoleh informasi bahwa persentase aktivitas siswa selama pembelajaran pada pertemuan II adalah sebagai berikut:

1. Memperhatikan penjelasan guru/siswa sebesar 14.7 %

2. Membaca buku ajar sebesar 16.4 %

3. Diskusi antar siswa sebesar 39.2 %

4. Menyampaikan hasil belajar (Presentasi) sebesar 18.1 %

5. Merangkum pelajaran sebesar 11.7 %

6. Aktivitas yang tidak relevan sebesar 0.0 %

Berikut ini adalah grafik yang menunjukkan perbandingan aktivitas siswa pada pertemuan I dan II.

Grafik 4.1 Perbandingan aktivitas siswa antara pertemuan I dan II

B. Data Hasil Nilai Siswa

Berikut ini adalah data hasil nilai sebelum dan seudah dilakukan pembelajaran selama 2 kali tatap muka

Berikut adalah tabel yang menujukkan perbandingan ketuntasan siswa pada pertemuan 1 dan 2.

Tabel 4.2 Ketuntasan Siswa Pada Pertemuan I dan II

C. Pembahasan

Pada pertemuan awal guru membuka dengan menjelaskan bahwa pada pembelajaran kali ini akan menggunakan strategi baru yang lebih banyak melibatkan aktivitas siswa, sehingga partisipasi aktif siswa sangat diharapkan. Pada tahap think (bepikir), guru memberikan penjelasan tentang sistem transportasi secara umum dan kemudian diarahkan kepada sistem transportasi pada pada manusia, dan lebih spesifik pada peredaran darah manusia. Pada tahap ini siswa diminta mencermati permasalahan-permasalahan yang sudah tertuang dalam lembar kerja. Semua siswa diminta untuk berpikir secara mandiri terlebih dahulu tentang alternatif solusi yang akan ditawarkan pada saat mereka ketemu dengan kelompok berbagi mereka. Untuk mempermudah mengorganisasi siswa, siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dengan komposisi 4 siswa sebagai kelompok pada tahap berikutnya yaitu tahap pair (bebagi).

Tahap pair (berpasangan) siswa dipasangkan dengan 4 siswa untuk mencari alternatif penyelesaian terhadap permasalahan-permasalahan yang dimiliki oleh kelompok tersebut dengan cara berdiskusi, membaca buku, curah gagasan sampai pada satu kesimpulan yang disepakati.

Tahap selanjutnya adalah share (berbagi), pada tahap ini masing-masing kelompok diberi kesempatan untuk melaporkan hasil diskusinya di depan siswa satu kelas. Siswa lain diberi kesempatan untuk menanggapi, bertanya atau menyanggah apa yang telah disampaikan apabila ada yang kurang tepat. Guru memberi bimbingan dan umpan balik jika ada permasalahan yang tidak terpecahkan pada saat itu.

Pada tabel 4.1 menunjukkan bawah pada pertemuan I, partisipasi aktif siswa yang meiputi; membaca, diskusi, merangkum, menyampaikan hasil selama pembelajaran sudah cukup besar yaitu 68.9% jika dibanding dengan pembelajaran dengan strategi ceramah dan mencatat. Tetapi aktivitas mendengarkan searah (partisipasi pasif) masih tergolong besar yaitu 29.2%, ini disebabkan karena siswa lebih fokus memperhatikan penjelasan tahapan-tahapan yang harus dilakukan dalam pembelajaran dengan menggunakan strategi TPS ini. Selain itu masih dijumpai aktivitas yang tidak relevan sebesar 2.2% misalnya sibuk menggambar yang tidak berhubungan dengan materi, melamun dan kurang fokus, hal ini dikarenakan belum dipahaminya secara menyuluruh peran masing-masing anggota dalam satu kelompok ketika mengikuti proses diskusi.

Pada tabel 4.2 menunjukkan peningkatan partisipasi aktif siswa pada pertemuan II yaitu sebesar 85%. Sedangkan aktivitas mendengar penjelasan (partisipasi pasif) sebesar 15%, mengalami penurunan dibanding pada pertemuan I. Ini desebabkan oleh tingkat pemahaman siswa terhadap strategi yang digunakan sudah baik sehingga tidak perlu ada penjelasan detail, proses pembelajaran berjalan lancar sehingga waktu efektif mereka lebih banyak digunakan berinteraksi aktif dua arah. Aktivitas yang tidak relevan selama kegiatan pembelajaran sudah tidak dijumpai, karena siswa semakin memahami peran masing-masing pada proses diskusi ini, semua memiliki kontribusi yang sama dan saling menunjang.

Ketuntasan pada nilai pretes sebesar 62% menunjukkan bahwa terdapat 23 dari 34 siswa yang mendapatkan nilai > 80, sedangkan 13 siswa lainnya mendapat nilai < 80, jika dikonversikan dengan daftar kriteria ketuntasan minimal mata pelajaran IPA masih jauh dari KKM.Setelah siswa mengalami pembelajaran dengan menggunakan strategi belajar TPS, capaian ketuntasan belajar siswa sebesar 97%, ini berarti bahwa terdapat 33 siswa yang memperoleh nilai >80 dan 1 siswa yang mendapat <80. Jika dikonversikan dengan daftar kriteria ketuntasan minimal mata pelajaran IPA, sudah mencapai di atas KKM yang telah ditentukan.

Strategi TPS berdampak positif meningkatkan hasil belajar siswa melalui peningkatan partisipasi aktif siswa selama pembelajaran, siswa termotivasi untuk terlibat lebih jauh dalam pembelajaran karena mereka diberi kesempatan yang leluasa untuk mengungkapkan pendapat, gagasan dan masukan atas apa yang mereka ketahui. Secara tidak langsung percaya diri mereka juga meningkat dan berimbas pada penguasaan konsep yang sedang mereka pelajari.

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Dari data hasil dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Strategi TPS (think-pair-share) dapat meningkatkan partisipasi aktif siswa selama pembelajaran. Pada pertemuan pertama sebesar 68.9% menjadi 85% pada pertemuan kedua. Ini berarti bahwa 85% siswa terlibat aktif selama pembelajaran sistem peredaran darah.

2. Meningkatnya partisipasi aktif siswa selama pembelajaran membawa dampak positif terhadap ketuntasan belajar siswa, hal ini dapat dilihat capaian ketuntasan pada akhir pembelajaran sebesar 97%. Ini berarti daya serap siswa terhadap materi ini sangat optimal, 33 dari 34 mendapat nila >80. Jika dikonversi dengan daftar KKM menunjukkan tuntas belajar, sedangkan 1 siswa perlu mendapat pendampingan khusus.

B. Saran

Agar strategi ini dapat digunakan di kelas dan materi lain makan perlu dilakukan hal-hal sebagai berikut:

1. Perlu dikaji terlebih dahulu karakteristik materinya apabila ingin menggunakan strategi ini.

2. Perlu diadakan kuisioner respon siswa terhadap pemakaian strategi TPS, untuk mengetahui seberapa optimal TPS membantu siswa dalam memahami suatu materi.

3. Guru hendaknya mampu menggunakan metode mengajar dengan baik yang memungkinkan berkembangnya potensi siswa. Metode mengajar yang baik tidak saja menciptakan situasi kelas yang hidup, tetapi juga mempermudah siswa dalam mencapai tujuan belajar yang telah ditentukan.

4. Guru hendaknya mampu menjadi motivator sekaligus menjadi fasilitator bagi siswa-siswanya. Hal ini akan merangsang identifikasi pada diri siswa yang sekaligus dapat menemukan jati diri siswa yang pada akhirnya dapat mempercepat pemahaman siswa dalam belajar.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post