M. Hasim

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Mantap Tulisanmu Bro

Mantap Tulisanmu Bro

Betul, kata teman saya. Guru Bahasa Indonesia yang memiliki tulisan bagus bukanlah sesuatu yang istimewa. Meski disanjung Mantap Tulisanmu Bro! Hebatnya di mana? Kan tak ada. Guru Bahasa Indonesia jangan terlalu bangga. Jika pertama kali menulis lalu mendapatkan pujian yang membuat hati merasa di atas singgasana. Wajibnya biasa-biasa saja.

Mengapa? Jelas, namanya juga guru Bahasa Indonesia. Mampu menulis karya sastra maupun karya ilmiah (PTK) harusnya sesuatu yang sederhana. Mampu menulis prosa, puisi, pantun, pidato, cerpen, novel, roman, naskah drama dan berperan dalam drama bukan hal spesial juga. Mampu menulis Opini, PTK, Best Practice, Reportase, Kolom, resensi, dan parenting di gurusiana harusnya mudah-mudah saja.

Di sekolah jika ada rekan-rekan bertanya tentang tata bahasa, EYD, peribahasa harusnya bisa menjawab di luar kepala. Di luar kepala maksudnya bisa menjawab dengan mudah lo ya. Bukan di luar kepala karena tak tahu lalu buka buku contekan pakai kacamata. Bahkan, kalau perlu menjadi kamus berjalan di manapun berada. Iya, harus dicoba suatu kala.

Masa iya. Ada guru Bahasa Indonesia tidak bisa apa-apa. Bisa berdosa. Menulis tak bisa, berbicara kurang cakap bersuara, membaca terasa berat lama-lama, mendengarkan pun tak kuasa. Waduh bahaya, apa kata dunia?

Jika memang ada guru bahasa Indonesia yang tak bisa apa-apa. Belajarlah, berusahalah, mulai sekarang dan seterusnya. Apa tak malu muka? Jika terus begitu-begitu saja. Begitu-begitu terus maksud saya, Anda kurang terbuka dengan kemampuan yang dipunya. Guru bahasa Indonesia itu wajib berkarya.

Apa sih yang terasa di hati Anda? Ketika guru matematika bisa segalanya. Ketika guru IPA mampu mengolah rasa menjadi tulisan yang luar biasa. Ketika guru bahasa inggris berbicara dan menulis di atas rata-rata.

Jika Anda tidak merasakan apa-apa. Itu sungguh luar biasa. Kemampuan Anda saat ini belum ada harganya. Mungkin, menulis bukanlah prioritas Anda. Mengajar sekedar untuk melepaskan tugas kewajiban belaka. Hati-hati, suatu saat bisa saja Anda merasakan malunya. Kasar ya kata-katanya? Aduh maaf ya.

Saya tidak bermaksud merendahkan Anda wahai guru Bahasa Indonesia. Sekali lagi saya katakan tidak lo ya. Kalau Anda tidak mampu menguasai semuanya. Pilihlah salah satunya. Anda harus begitu karena Anda bukan hanya harapan bangsa. Tapi, Anda bagian dalam kehidupan saat ini pula.

*Penulis adalah peserta pelatihan menulis SAGUSABU Pangkalan Bun

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Bra Vo

24 Jul
Balas

Tulisanmu mantab, bro. Dahsyat

24 Jul
Balas

Mantap, Broooo.

24 Jul
Balas

Guru bahasa ya. Menurut saya semua guru perlu meningkatkan kemampuannya.

24 Jul
Balas

Ya, Pak. Saya guru Bahasa Indonesia. Kritikan untuk saya pribadi karena duduk manis saja. Mapel lain luar biasa menaklukkan kemampuan saya. :)

24 Jul

Luar biasa. Pas banget sasarannya.

24 Jul
Balas

Sipp bagus pak, nyata pake bangettt. Maksudnya benar benar rill dan terjadi dlm kehidupan. Sudah mulai tertata baik bahasanya pak.

24 Jul
Balas

mantap bro critical-nya

24 Jul
Balas

Super... Sangat mengena ke saya...

24 Jul
Balas

Untung saya bukan guru bahas. *eh :D

24 Jul
Balas

Ah, jadi malu saya :D

24 Jul



search

New Post