MHT

Muhamad Husni Tamami atau MHT lahir di Bogor, 19 Agustus 2000. Hobinya adalah menulis dan ia merupakan founder dari ^Ibarat Kata^. Ia mengatakan bahwa menulis a...

Selengkapnya
Navigasi Web
Kisah Anak yang Menyesali Perbuatannya Kepada Ibundanya

Kisah Anak yang Menyesali Perbuatannya Kepada Ibundanya

Seorang anak bernama Rega, ia menyesal karena ulah yang ia lakukan setelah ibunya dipanggil oleh Rabbnya. Rega adalah anak yang disayangi oleh ibunya.Rega memang anak yang baik, namun ia adalah salah satu orang yang menyesal dalam hidupnya.

Ibu Rega terserang penyakit yang komplikasi, berobat ke rumah sakit bahkan berobat tradisional sudah beberapa kali dilakukan. Setiap berobat, ibunya selalu meminta antar kepada dirinya. Bahkan di suatu ketika, Rega sedang mengikuti sebuah acara yang sangat besar untuk mengembangkan dirinya selama 4 hari, ibu Rega menelpon, mengungkapkan bahwa tak ada lagi orang yang mau mengantarkannya berobat kecuali Rega.

"Anakku sayang, ibu sangat rindu denganmu. Selama 4 hari kamu pergi, ibu merasa kesepian. Ibu ingin berobat nak, tapi tak ada yang mengantar. Ibu kangen diantar berobat olehmu, nak," ungkap sang ibu dengan rasa haru tertanam pada dirinya.

Rasa sakit yang tertanam pada diri seorang Rega. Sakit karena ia tak bisa mengantarkan ibunya untuk berobat karena terhambat oleh ruang dan waktu. Air mata berlinang membasahi wajahnya, namun ia mengusapnya agar orang lain tak melihatnya.

"Bu, maafkan Rega ya bu. Sekarang Rega belum bisa antarkan ibu untuk berobat. Insya Allah setelah Rega pulang, Rega akan antarkan ibu berobat lagi," balas Rega dengan suara yang kecil karena sedih mendengar ungkapan ibunya.

Sebenarnya, Rega itu ingin pulang. Ia ingin bersama dengan ibunya, tapi apa daya, ia harus mengikuti acaranya hingga selesai.

***

Saat pembagian hasil pembelajar selama 1 semester (raport), Rega bingung, karena ayahnya tak bisa untuk mendampingi Rega mengambil raportnya. Kemudian ia ingin meminta ibunya, tetapi tak tega melihatnya, karena ibunya masih sakit. Ia pun memberanikan diri kepada wali kelasnya saat itu, ia menjelaskan bahwa kedua orang tuanya tidak bisa mendampingi Rega untuk mengambil raportnya.

"Bu, mohon maaf. Orang tua Rega ga bisa ngambil raport. Karena ayah yang sedang ada urusan dan ibu lagi sakit," pinta Rega dengan hati sedih.

"Tak bisa diambil sendiri, nak. Harus ada orang tua atau yang mewakilinya," ujarnya singkat karena sibuk dengan persiapan pembagian raport pada saat itu.

Hati gelisah yang terasa oleh Rega, ia harus menerima kenyataan yang ada. Ia ingin menangis, tapi ia malu, karena ia di kelilingi teman-temannya bahkan orang tua teman-temannya.

Namun tak disangka-sangka, sosok ibu kandung yang masih sakit datang menghampiri Rega.

"Nak, kelasnya dimana?" tanya sang ibu yang wajahnya terlihat pucat.

Akibat Sungguh saat itu hati Rega terharu karena hal ini. Ia mengetahui, bahwa ibunya sedang sakit dan memaksakan untuk hadir dan mengambil raport dirinya.Tak banyak bicara, lalu Rega mengantarkan ibunya ke kelas yang merupakan tempat belajar di sekolahnya.

Ucapan syukur Alhamdulillah, setelah ibunya keluar dari kelas, ia memberitahu Rega bahwa dirinya menjadi orang pertama di kelas. Konon, selama 7 tahun ia sekolah, ia belum pernah berada di posisi pertama. Terlihat secara tersirat, ibunya sangat bangga kepada anaknya. Walau ia tak ungkapkan secara langsung.

***

Liburan telah tiba, banyak orang yang memanfaatkan liburannya dengan keluarg. Tapi beda dengan Rega. Ia malah di sekolah, membuat karya yang akan dikenang oleh orang lain di sekolahnya. Liburan selama 2 pekan ia habiskan dengan membuat karya di sekolahnya. Selama liburan, ia hanya sedikit bersama dengan ibunya. Karena dirinya selalu pulang malam setiap harinya, walau ada hari-hari tertentu saat waktu Ashar sudah berada di rumahnya.

Selama liburan, bakti pada ibunya sangatlah berkurang. Hingga akhirnya waktu liburan pun selesai. Ia harus kembali ke aktivitas kesehariannya di sekolah. Namun, hanya waktu 1 minggu setelah liburan, ia harus merelakan kepergian sosok ibunya. Rasa sedih yang sangat dalam karena kepergian ibunya. Ia menangis hingga Al-Qur'an yang dibacanya basah akibat air matanya.

Sungguh, Rega merasa menyesal akibat perbuatannya. Terlebih ketika waktu liburan, ia malah menyibukkan diri dengan sekolahnya. Mungkin hasil pembelajaran yang dirinya menjadi orang pertama adalah kado terbaik dan terakhir yang ia berikan kepada ibunya.

Kutipan Kata Mutiara :

Dari cuplikan kisah di atas, selama orang tua mu masih ada, maksimalkanlah baktimu kepadanya. Jangan sampai kamu menyesal di akhir. Berikanlah kado-kado terbaik sebanyak-banyaknya melauli prestasi dan kesuksesanmu. Karena dengan itulah secara tidak langsung orang tua mu merasa bangga dan senang.

Semoga bermanfaat :)

Cp : 0821-2582-6729

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Subhanallah, selalu ada makna tersirat yang menjadi hikmah dari tulisan Nak Husni ini. Tulisan yang menjadi muhasabah diri terkait bakti pada orang tua. Sejatinya rida Allah di atas rida orang tua. Sukses selalu dan barakallah

20 Feb
Balas

Alhamdulilah, terima kasih bu... semoga berkah

20 Feb



search

New Post