Mia Damayanti

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Pegawai Singapore Airlines Memang Gila!

Pegawai Singapore Airlines Memang Gila!

Suatu pagi penghujung tahun 2015, bangun dengan sangat gembira karena ini hari terakhir dari sebuah tugas jauh, sudah waktunya pulang ke tanah air. Walau setiap malam melalui sambungan internet dapat melihat dan berbicara dengan keluarga, tetap saja rindu menggunung karena kesempatan bisa memeluk mereka erat setiap pagi dan sore nikmat yang tak tergantikan.

Bergegas pergi ke bandara Internasional, bawaanku tak banyak sehingga langkah kaki bisa lebih cepat. Biasanya perjalananku ke Australia bersama rombongan besar, tapi kali ini sendirian. Langsung menuju konter maskapai penerbangan Qantas. Kutunjukkan email bukti copy itinerary perjalanan, di dalamnya ada nomor-nomor penerbangan selama bertugas beberapa hari ini.

"Maaf, dari kode penerbangan itu, seharusnya sekarang ini anda terbang dari Melbourne, bukan dari sini." Pernyataan petugas pria itu mengagetkanku.

"Oh ya?!" Kembali kucek ulang urutan kode penerbangan yang berjejer di layar hp. Berbaris-baris keterangan, berupa nomor pesawat, kode kota, jam terbang, jam mendarat kupelototi ekstra hati-hati. Dan lemas menyadari ternyata memang belum ada perubahan jadwal penerbangan dari Qantas. Sebelumnya memang ada jadual tugas 2 hari di Melbourne, selain di Sydney dan Adelaide tapi kemudian tugas berubah dan jadwal terbang pulang tidak jadi dari Melbourne.

Mengambil nafas dalam-dalam, berpikir...

"Bisakah saya mengubah tiket saya sekarang?" Walau jantung berdegup kencang, kucoba tenang dan bertanya penuh harap pada petugas.

"Sebentar, saya cari informasinya, Kalau ada kami bisa bantu." Jawab petugas dengan cekatan. "Sayang sekali, penerbangan menuju Indonesia baru saja terbang sejam yang lalu, maafkan saya." Tampak petugas memandangku penuh rasa kasihan.

Dan detak jantung ini rasanya benar-benar seperti genderang perang. Sejenak layar pikiran gelap. Kulempar pandangan ke sekeliling. Mencari dimana bisa membeli tiket mendadak. Belum pernah membeli tiket di bandara, selalu belanja online.

"Kamu bisa coba tanya konter SQ, di sana. Cobalah, saya mendoakanmu." Petugas Qantas menunjuk sebuah konter yang terpisah sendiri di pojok kanan ruang bandara itu. Ada beberapa petugas memakai jas gading dan tidak ada antrian di depan konter.

"Baik, terima kasih. Tolong doakan saya." Sambil menganggukkan kepala dan menangkupkan kedua tangan, aku tersenyum pada petugas Qantas. Kalimat petunjuknya bagai suplai oksigen pelega sesaknya otak. Berlari kuseret koper kecil secepat-cepatnya.

"Permisi... Nona, bisakah anda membantu saya?"

Setelah mengucap Basmallah dan mengulang-ulang sebagian Asmaul Husna pereda degup jantung yang mulai menyesak dada, kuberhadapan dengan petugas SQ yang berwajah khas Jepang. Ia tersenyum, dan mempersilakan. Kuceritakan sejelas-jelasnya kesulitan yang sedang kualami.

"Sebentar, kami akan berusaha membantu, Ibu." Ia tersenyum, wajahnya terlihat serius ketika mencari info di layar komputernya.

"Ada pesawat kami menuju Singapura, 15 menit lagi boardingnya ditutup, kami coba hubungi rekan travel kami ya supaya Ibu bisa membeli tiketnya, karena konter ini sebenarnya tidak melayani pembelian tiket."

Ya Allah, bagaimana kalau harga tiketnya mahal? ini penerbangan Singapore Airlines, maskapai yang terkenal paling mahal. Dan aku membeli tiketnya di 15 menit lagi pintu pesawat ditutup. Kubaca shalawat nariyah sepenuh jiwa raga, Ya Rabb walau sebanyak kedipan mata masalah manusia, solusi dariMu selalu jauh lebih banyak lagi, aku percaya.

Dua petugas di depanku sibuk menelepon beberapa nomor tampaknya. Dan ada petugas lain mengabari kru di pesawat menyatakan bahwa ada penumpang yang harus ditunggu. Lima menit paling mencekam.

Tetiba sebuah tangan menyentuh tanganku, tangan Miss Jepun yang cantik.

"Ibu, jangan khawatir... kami akan membantu, ini perjuangan kita."

Hah?! Tercekat nafas di tenggorokan. Perjuangan kita... bergaung jauuh ke dasar hati, tak tahan menahan getarnya, air mataku tumpah.

"Thank you! Thank you!" Berkali-kali kuanggukkan kepala sambil memejamkan mata. Aamiin ya Allah, tolong...

"Yes! We made it! Mam, you are going home! Perjuangan kita berhasil!" Petugas SQ berseru gembira dan ternyata 7 menit misiku mencari tiket pulang memang benar-benar menjadi misi mereka juga.

Gila, jadi urusan pribadi konsumen mereka anggap sebagai misi tim. Selain berusaha membuatku tenang selama menunggu, mereka juga membantu dengan memberikan harga tiket pesawat yang terjangkau, sekitar $500. Ternyata itu kursi promo pesawat yang masih ada dan mereka berikan padaku. Petugas-petugas gila! mereka tidak memberikan tiket dengan harga tertinggi walau tahu aku sangat butuh terbang pulang. Tak percaya tapi nyata.

Miss Jepun kemudian mengajakku berjalan cepat menuju pemeriksaan imigrasi, letaknya tidak dekat dan sempat membuat nafasku agak tersengal. Untungnya tak ada antrian di imigrasi, semua lancar dan sempat Miss Jepun melambaikan tangannya di seberang tali pembatas.

"You will be home tonight, congratulation." Senyumnya masih terbayang jelas di ingatan.

Di pintu pesawat, kru sudah menunggu. Mereka bertepuk tangan dan tersenyum menyambutku. Tampaknya mereka tahu si penumpang terakhir ini baru membeli tiket 15 menit yang lalu.

"Ibu perlu minum, nanti kami antarkan ke kursinya, ya. Silakan duduk dulu." Seorang gadis cantik berambut lurus berponi dan berpakaian kebaya ala SQ menunjukkan arah menuju kursiku.

Lagi-lagi, aku bengong dengan pelayanan dan perkataan yang terdengar.

Menurutku, petugas SQ benar-benar gila!

Alhamdulillah, rasanya masih tak percaya, ketika pesawat mengudara dan indahnya kota di bawah sana terlihat. Setengah jam yang lalu, aku masih tak yakin bisa terbang pulang pagi ini. Tapi kepedulian, kesigapan, pertolongan petugas-petugas di bandara membuka harapan hingga mewujudkannya.

Mereka, petugas-petugas gila!

Semoga Tuhan memberikan berlipatganda kebaikan untuk mereka, yang lebih gila baiknya, aamiin.

Membayangkan hal yang sama mudah ditemukan dan dirasakan juga di tanah air, membuatku menarik nafas dalam. Suatu saat karakter baik yang menolongku akan menjadi karakter anak muridku. Takkan putus berharap dan berusaha.

SQ
DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Orang baik akan selalu berjumpa dgn orang-orang yg baik. Pertolongan yg sempurna yg didapat adalah buah manis pertolongan yg diperbuat sebelumnya.

18 Apr
Balas

Semoga Tuhan memberikan mereka berlipatganda kebaikan untuk mereka, yang lebih gila baiknya, aamiin. Membayangkan hal yang sama mudah ditemukan dan dirasakan juga di tanah air, membuatku menarik nafas dalam. Suatu saat karakter baik yang menolongku akan menjadi karakter anak muridku. Takkan putus berharap dan berusaha. aamiin..

18 Apr
Balas

Menegangkan ................

19 Apr
Balas

Woww merinding banget bacanya bu..

18 Apr
Balas

Aduuh..ikut deg degan bacanya. Kereeeen.. mbak Mia. Ayo cerita di Adelaide. Ketemu panda yg amazing. Ditunggu cerita selanjutnya ya...

18 Apr
Balas

Wow....amazing!

18 Apr
Balas

Jadi ikut deg degan nih

18 Apr
Balas

Makasiiih banyak. Buku diary saya, banyak yang belum jadi tulisan digital, nih. sayang saya tak sempat menanyakan nama mereka, karena terburu-buru mengejar waktu. Alhamdulillah

18 Apr
Balas



search

New Post