Micoyendra

Bangga menjadi diri sendiri. Apapun profesi kita asalkan halal di mata Allah tetaplah bangga. Saya bangga jadi guru Sekolah Dasar. Bisa mendidik dan mem...

Selengkapnya
Navigasi Web
Aku Tidak Menyontek Lagi
Sumber foto : https://www.gambaranimasi.org/img-animasi-bergerak-membaca-0390-150165.htm

Aku Tidak Menyontek Lagi

Aku Tidak Menyontek Lagi

Tantangan Hari Ke-27

#TantanganGurusiana

Gibran sedang asyik main game online. Ia tak menghiraukan panggilan Eko, kakaknya. Sudah beberapa kali Gibran diingatkan untuk belajar. Namun ia terus main game.

"Gib, kamu tidak belajar?" ujar Eko dengan nada sudah mulai meninggi. "Iya, Kak. Tanggung nih, lagi seru!" Gibran melanjutkan permainannya. "Besok ujian kenaikan kelas, dari tadi kamu main melulu. Apa mau tinggal kelas?" sambil melirik Gibran. Sudah habis kesabaran Eko menegurnya. "Terserah kamu," Eko melanjutkan belajar.

Gibran dan Eko, dua kakak beradik yang berbeda tabiatnya. Eko, anak yang rajin belajar, penurut, dan selalu juara kelas. Sementara Gibran, adiknya pemalas dan sering membantah orang tua. Kedua orang tuanya pergi pagi dan pulang sore berjualan di pasar.

"Kamu tidak kasihan pada ayah dan ibu, tiap hari bekerja untuk menghidupi kita. Seharusnya kita tahu diri. Tidak menyusahkan mereka. Ayah dan ibu sudah capek bekerja seharian. Jangan tambah rasa lelah mereka untuk menegur kamu tiap hari. " Eko masih berusaha menasihati Gibran. Dilihatnya Gibran sudah berhenti main game.

"Iya, Kak. Aku akan belajar," sahut Gibran sambil menyambar bukunya. Setelah dibacanya beberapa saat, ia tertidur dengan wajah menempel di atas buku.

"Sudah, tidur sana. Jangan lupa shalat isya," ujar Eko setengah berteriak. Gibran menuju kamar mandi dan berwudhu. Selesai shalat, ia langsung tidur.

Dalam hati ia bicara, " buat apa capek -capek belajar, aku kan punya sohib." Tak lama kemudian, ia sudah tertidur pulas. Eko masih setia dengan buku di depannya.

Bu Guru memasuki kelas membawa soal ujian. Gibran mulai gelisah. Tiap sebentar matanya tertuju ke pintu seperti menunggu seseorang. Semua murid duduk di bangku masing-masing dengan tertib.

Kelas diawali dengan berdoa. Bu Guru mengecek kehadiran. Mata Bu Guru tertuju pada bangku kosong di sebelah Gibran.

"Bayu kemana Gibran?" tanya Bu Guru membuat Gibran tersentak. Ia melamun memikirkan nasibnya ujian hari ini. "Sa___ya tidak tahu, Bu," jawab Gibran tergagap.

"O ya, Bu. Ini ada surat dari orang tua Bayu, Bu." Egi mengantarkan surat itu ke depan.

"Terima kasih, Egi.". Bu Guru membuka amplop surat.

"Ooo, Bayu izin tidak sekolah karena neneknya meningal di kampung," jelas Bu Guru setelah membaca surat Bayu.

Gibran makin gelisah. Keringat dingin mulai mengalir di tubuhnya. Biasanya ia selalu mengandalkan Bayu setiap ujian. Tidak perlu belajarpun ia dapat menjawab soal ujian hasil dari contekannya pada Bayu. Sampai berakhirnya waktu ujian, Gibran tak mampu menjawab soal ujian tersebut.

Dalam hati ia berjanji tidak akan menyontek lagi. Gibran mulai rajin belajar. Pengalaman hari ini cukup memberi pembelajaran yang bermakna bagi Gibran.

Kota Solok, 03 Juni 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap buk...salam literasi

05 Jun
Balas



search

New Post