Tanpa Uang Jajan
Tanpa Uang Jajan
Tantangan Hari Ke-26
#TantanganGurusiana
Ranti baru saja selesai sarapan bersama kakaknya. Sarapan istimewa keluarga mereka yang mungkin tidak dimiliki oleh keluarga lain. Nasi dingin dengan rautan gula merah dicampur kelapa parut. Hhmmm ...lezat .... gumam Ranti.
"Ranti berangkat ya, Pak, Bu. Assalamualaikum," Ranti bersalaman sambil mencium tangan kedua orang tuanya. "Waalaikumussalam, hati-hati ya, Nak," sahut bapak dan ibunya melepas kepergian anaknya. "Bekalnya sudah dibawa, Nak," tanya ibunya mengingatkan. "Sudah, Bu. Nasi dengan lauknya ikan yang kupancing kemarin," Ranti berlalu sambil berlari-lari kecil.
Ranti berjalan menyusuri jalan setapak. Ia sendirian melewati ladang dan persawahan. Temannya Rara dan Asya ke sekolah melalui jalan raya diantar orang tuanya naik motor. Mereka sudah berdua berboncengan dengan ayahnya, jadi tidak mungkin Ranti ikut serta. Bagi Ranti itu sudah hal biasa. Ia pergi dan pulang sekolah seorang diri tanpa diantar oleh orang tuanya. Sesekali mereka jalan kaki bertiga pulang sekolah kalau ayah Rara berhalangan menjemput.
Lonceng pertanda istirahat berbunyi. Semua murid berlarian ke luar kelas. Ranti membuka bekal makanannya. Ia makan dengan lahap.
"Ayo makan, Sil," ajak Ranti pada Sisil yang duduk di kursi sebelahnya sambil menyantap jajanannya.
"Terima kasih, aku bosan makan nasi terus. Di rumah nanti toh kita makan nasi juga. Kamu tidak jajan?" tanya Sisil sambil mengayun-ayunkan kakinya.
"Kulihat kamu jarang sekali jajan. Apa kamu tidak diberi uang jajan oleh bapakmu?" Sinta menyelidik.
"Tidak, aku tidak diberi uang jajan oleh bapak," Ranti menjawab santai.
" Kalau tidak diberi, ya diminta dong," sahut Sisil beranjak mengambil air minumnya.
"Aku sudah biasa tidak jajan. Bapak tidak punya uang, makanya aku tidak diberi uang jajan. Kata bapakku, aku tidak boleh minta uang jajan, " jawab Ranti menoleh ke arah Sisil.
"Memangnya kenapa tidak boleh minta uang jajan?" tanya Sisil penasaran.
"Bapakku bilang, kalau bapak punya uang, aku pasti akan diberi uang jajan. Jika pagi itu bapak tidak memberi uang jajan, berarti bapakku tidak punya uang. " jawab Ranti sambil tersenyum.
Sisil manggut- manggut sambil memperhatikan Ranti. Dalam hati ia berpikir, betapa kecil dirinya di hadapan Ranti.
"Hebat si Ranti. Aku jadi malu pada diriku sendiri. Aku selalu merengek minta uang jajan pada orang tuaku setiap hari. Kalau tidak dapat uang jajan, aku tidak mau sekolah, " bisiknya.
Sisil sangat bangga punya teman seperti Ranti. Anaknya baik, cerdas, dan sopan. Ia disayangi oleh semua guru dan teman-temannya.
Sisil menyesali sikapnya yang sering memaksakan kehendak pada orang tuanya. Ia tidak peduli orang tuanya dapat uang dari mana. Padahal penghasilan ayahnya tidak seberapa sebagai tukang kebun. Sedangkan ibunya di rumah saja mengasuh adiknya yang masih kecil.
Kota Solok, 02 Juni 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mudahan Sisil bisa seperti
Seperti ranti
Cerita yg bagus bisa buat perubahan bagi pembacanya
Bagus ceritanya
Mantul Bunda...
rancak bu
Keren ceritanya bund....
bagus ceritanya bun
Keren. Mengalir lancar ceritanya....