Jauhnya rasa kecintaan umat terhadap masjid pada saat sekarang ini, bukan merupakan konsekwensi tragis, tetapi yang lebih dominan adalah; tidak jelasnya konsep pengelolah masjid yang dapat dirasakan jamaah manfaatnya secara langsung, keculai hanya sebagai sarana ibadah semata, dan makin terasa kalau jamaah/umat hanya dijadikan sebagai “donatur tetap” demi kemegahan bangunan masjid dan prasarana lainnya.

Selama ini fungsi masjid baru berada pada tahap sebagai sarana ibadah, dan sedikit sekali bidang sosial dan kegiatan muamalah terperhatikan sehingga sulit menarik kecintaan masyarakat untuk menghidupkan / memakmurkan masjid.

Oleh sebab itu sudah menjadi tanggung jawab bersama terutama pengurus masjid yang dimanakan untuk mengelola dan memfungsikan masjid dalam artian luas,

Tidak selayaknya lagi pengurus hanya sekedar mengumpulkan dana dari jamaah (jamaah sebagai donatur tetap) baik berupa sedekah, infak, zakat, hadiah maupun dalam bentuk lain, yang oreantasinya hanya pembangunan bidang fisik saja.

sementara jamaah atau masyarakat tidak merasakan dampak dari apa yang telah berikan kepada masjid, kecuali hanya sedikit sekali. Adapun masjid yang ideal adalah : “makmurnya masjid dengan jamaah dan dengan adanya masjid kehidupan jamaah menjadi makmur/sejahtera”.