Salah satu cara penyembuhan diri bagiku, mungkin orang lain juga mengalami hal yang sama adalah dengan cara berkarya. Aku ingat sekali dengan apa yang disampaikan oleh Hengky Yuliansyah dalam sebuah reels instagram nya “Satu peluru bisa menembus satu kepala. Satu kata bisa menembus jutaan kepala. Hati-hati dengan kata-kata yang kita keluarkan!. Barangkali ada orang yang hidupnya hancur karena kata-kata yang kita keluarkan!. Tapi barangkali kita punya kesempatan juga mengubah hidup orang dari kata kata kita.” Beberapa waktu yang lalu ketika ada oknum yang tidak suka dengan kita bahkan dia berani memfitnah, darahku mengalir dengan cepat ingin rasanya menyentil ginjalnya. Bahkan itu terlihat jelas dari mimik wajah ketika kita tidak menyukai orang tersebut karena sangkin kesalnya dengan kata-katanya tersebut.

Karena tidak sekali dua kali ini orang melakukan hal seperti ini. Melainkan hampir keseringan. Mungkin urat malunya sudah putus. Bahkan bisa jadi sudah tidak berfungsi lagi. Setelah aku resapi hal tersebut sebelum istirahat di malam hari aku selalu melakukan perenungan di malam hari dengan cara memaafkan orang-orang tersebut. Hingga aku berdialog dengan diriku sendiri. Kalau aku ikuti emosiku seperti yang lalu-lalu beda aku dengan dia apa?. Memang beberapa tahun belakangan ini aku mencoba menjadi anggota laskar bomat atau bodo amat dengan apa yang disampaikan orang-orang hal negatif tentang diriku. Lalu, seiring waktu aku selalu ditegur oleh semesta dengan kalimat-kalimat orang lain melalui tulisannya. Bahkan beberapa potongan video yang mengena ke hati. Lantas kembali tingkat kewarasanku muncul kembali. Dan yang sangat menarik aku ambil dari kalimat yang disampaikan oleh akang Keanu Reeves “Before you ask why someone hates you, ask yourself why you give a fuck.” Sebelum kamu bertanya kenapa seseorang membencimu, tanyalah kepada dirimu sendiri dulu, kenapa kamu peduli. Kamu itu orang yang sangat menarik, kamu mempunyai kelebihan-kelebihan yang diberikan oleh semesta bahkan si para pembenci itu tidak mempunyai hal tersebut. Ya, kamu bisa lakukan saja seperti tidak terjadi apapun dengan si “tukang ngomongin” kita. Dia kan julid dengan di belakang kita, dan manis di depan kita. Ya manisin saja seperti tidak terjadi apa-apa. Ini kalimat yang keren disampaikan oleh bu Nana Padmosaputro dan aku sangat menyetujuinya

Nah, mungkin salah satu kelebihan aku itu adalah dengan cara menuliskan apa yang aku alami saat ini. Sehingga terasah lebih baik kalimat-kalimat yang ingin aku terbitkan. Coba kamu tanyakan kepada nya, karya apa yang sudah dia buat. Pasti belum ada kan?. Dengan cara berkarya seperti ini selain kesehatan mental kita lebih baik, bisa juga menghasilkan cuan atau duit. Aku salah satu pemuja uang juga dong!. Tidak hanya dengan karya tulisan yang kita bisa lakukan, bisa jadi dengan jualan atau apapun asalkan itu halal. Daripada kita pusingkan orang lain toh. Dan aku bisa berterima kasih juga kok sama kamu, karena kamu salah satu objek maupun subjek dari karya aku juga. Simbiosis mutualisme dong kita.

PROFIL PENULIS

Miftahul Husna Nasution itu nama lengkapku biasa dipanggil dengan Miftah, kegiatan sehari-hari adalah mengajar di sebuah sekolah swasta di Kota Medan. Tepatnya di SMP Muhammadiyah 1 Medan. Alamat email yang biasa saya gunakan adalah [email protected] dengan nomor telefon ataupun wa 0813 6229 6049