Hari ke 312.

Bismillahirrahmanirrahim.

Pengalaman pertamaku melihat WC duduk, sangat mengesalkan. Kejadian itu terjadi ketika Aku melaksanakan tugas pokokku di SMP Negeri 3 Libureng.Karena tidak terbiasa, Aku takpernah membuang hajat di atasnya. Padahal Aku berdomisili di kota Makassar.

Kesal dengan WC duduk, ternyata tidak seberapa, dibandingkan dengan BAB di WC cemplung. Penuh dengan nuansa sedih dan lucu. Untuk mengenangnya Aku menuliskannnya di Gurusiana. Di beberapa daerah, jambang atau WC, dibuat sangat sederhana dan umumnya ada di luar rumah. Terkadang WC, tanpa pelindung. Jadi bisa dibayangkan jika hujan, maka pastilah basah kuyup. Yang membuatku ngeri, kalau malam mau Pub atau BAB, tentulah menjadi pengalaman yang mendebarkan. Bukan hanya nyamuk yang mengganggu tetapi ular, kelelawar. dan lipan menjadi tamu asing.

.Para warga biasanya membuat WC, di luar rumah atau di halaman belakang. WC ini dikenal sebagai WC cemplung. Dinamai Cemplung karena tinja langsung masuk ke air yang tertampung dalam lubang. Kalau tidak hati-hati, percikan air akan muncrat ke bokong.

" Aihh, nyamuk ganas dan mana kayu tempatku bertumpu mulai keropos lagi," ucapku miris. Tiba-tiba tampak orang sedang berjalan ke arahku. Jantungku berdenguk kencang. Sekali lompat dan Aku kabur seperti disengat tawon. Duhh, malunya. Rupanya warga sudah maklum dan biasa lewat belakang rumah. Beda dengan Aku, yang salah sangka. Mengira diintipin orang. Duhhh, malunya tidak kebayang...