MIMIN YULISTIYOWATI

Guru IPA SMPN 3 Balung Jember Jawa Timur , masih belajar menulis, mohon kritik dan saran "MELOMPAT LEBIH TINGGI"...

Selengkapnya
Navigasi Web

Jerami

#437

Judul : Jerami

Mentari sudah mulai tenggelam, sementara Sisi belum juga berangkat ke musala. Teman mengajinya sudah banyak yang datang, mereka berlarian sambil menunggu azan magrib tiba.

Haji Nasir keluar dari rumah megahnya, tangannya dilambaikan memanggil Aldo.

“Aldo, sini!” Aldo segera berlari menghampiri Haji Nasir

"Do, sebentar lagi kamu azan magrib, Ya!"

Aldo mengangguk gembira, segera dia mengambil wudhu kemudian bergegas masuk ke musala dan mengumandangkan azan magrib.

"Allahuakbar ... Allahuakbar ... " Suara azan menggema, Sisi segera berlari mengambil mukena dan sajadah kecilnya, dia tergesa berangkat ke musala karena omelan nenek Mua.

"Mulai tadi, kok belum berangkat? Ayo cepat, itu sudah azan."

Sisi berlari menuju musala, beruntung jarak rumah dengan musala sangat dekat jadi dia tidak terlambat.

Segera setelah azan usai, semua mengambil posisi untuk shalat magrib. Berdiri berjajar dengan merapatkan dan meluruskan saf.

Sisi mengambil saf paling belakang, kemudian dia membaca niat salat magrib berjamaah, tapi tangan bude Nani memegang pundaknya dan membetulkan saf Sisi yang masih mencong kanan kiri.

"Ayo, luruskan safnya!"

Sisi menoleh ke kanan ke kiri untuk merapatkan dan meluruskan safnya. Setelah lurus segera dia membaca niat salat magrib berjamaah.

Perutnya mulai melilit lagi, sedang salat magribnya masih satu rokaat lagi. Rasa mulas tak bisa lagi ditahannya, seperti ada yang mau keluar dari dalam perutnya

Sisi bertambah gelisah, rasanya sudah tidak bisa ditahan lagi dan ....

"Buss," sebuah gas keluar tanpa bisa ditahan.

Dalam hati bersyukur, 'untung gak bunyi.' Lalu Sisi melanjutkan salatnya.

Aroma kurang sedap menyeruak di antara shaf-shaf salat. Mau tak mau timbul kegelisahan diantara para santri musala dan para jamaah salat magrib

"Assalamualaikum warohmatullah," sebuah salam yang menandakan selesainya salat magrib.

Para jamaah salat, mulai kusak kusuk akan aroma itu, Pak Haji Nasir mengeraskan bacaannya zikir sebagai tanda agar para jamaah berzikir dan tidak meributkan soal aroma itu.

Selesai berzikir dan berdoa, para jamaah pulang dan menyisakan santri yang akan mengaji malam itu.

Haji Nasir meminta para santri duduk berjajar sebelum mengaji dimulai, sepertinya ada yang ingin beliau sampaikan.

"Coba, ada yang tahu apa saja yang membatalkan wudhu."

"Buang angin,"

"Hilang akal,"

Mereka bersahutan menyebutkan hal-hal yang membatalkan wudhu

"Lalu, kalau kita kentut saat shalat, apakah batal?"

"Batal," ucap mereka serempak

Sisi malu, wajahnya memerah, dia salah tingkah.

'Padahal kan gak bunyi?' pikirnya, 'tapi bau.' sisi lain hatinya berkata

Sisi bingung antara mengulang salat atau tetap berbohong agar tidak ketahuan kalau dia yang kentut saat salat magrib tadi.

Sisi terus menunduk, perdebatan di hatinya makin seru, seperti ada dua mahluk putih di sebelah kanan dan mahluk hitam di sebelah kiri, keduanya meminta untuk terus mempertahankan pendapat masing-masing.

"Kalau batal artinya salatnya harus diulang, ya!"

“Iyaa,” serempak mereka menjawab

Mata Sisi mulai berair, antara malu dan merasa bersalah tapi untuk melangkah keluar musala dan mengambil wudhu lagi lalu mengulangi salat sepertinya akan membuatnya semakin malu.

“Kalau tadi ada yang kentut silakan ulangi salatnya!” Haji Nasir Kembali mengulang kalimatnya.

Sisi segera keluar dari musala dan bergegas mengambil wudhu kembali. Tatapan mata heran dari seluruh santri tak dia hiraukan.

Sebenarnya dia malu mengakui kesalahannya tapi jujur adalah hal yang harus dia pilih.

"Dari mana, Si?" tanya Haji Nasir

Sisi tersipu, "ambil wudhu dan salat lagi, Pak Haji,"

"Bagus, pinter, anak salehah," ucap haji Nasir lagi

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Wauw...keren say...kejujuran memang hrs diutamakan...sukses sllu

26 Mar
Balas

Qow, Sisi keren, sukses selalu bunda

26 Mar
Balas

Unik ceritanya Ibu

26 Mar
Balas



search

New Post