MIMIN YULISTIYOWATI

Guru IPA SMPN 3 Balung Jember Jawa Timur , masih belajar menulis, mohon kritik dan saran "MELOMPAT LEBIH TINGGI"...

Selengkapnya
Navigasi Web

Jerami

Judul : Jerami

Perkemahan Pertama Sisi (1)

Anak-anak berseragam pramuka terlihat riang gembira, mereka berjajar rapi membentuk lingkaran. Sesekali bertepuk tangan sambil bernyanyi.

“Siapa suruh jadi pramuka, siapa suruh jadi pramuka , diri sendiri sendiri senang …. “ lagu wajib anak-anak yang sedang berkemah.

Belajar mandiri walau cuma tiga hari kurang beberapa jam. Perkemahan mengajarkan kemandirian pada anak-anak, selain diajarkan baris berbaris, bermacam permainan seru mengasah otak juga diajari bagaimana belajar bertahan hidup, setidaknya anak-anak diajarkan memasak untuk memenuhi kebutuhan sendiri.

Semua peserta perkemahan kebagian membawa alat masak dan bahan masakan.

“Mak, Sisi pinjam pancinya,” Sisi memilih panci terbaik milik nenek Mua, membawa tiga telur dan segelas beras. Semua dia masukkan dalam kantong plastik dan membawanya berkemah.

“Ayo, makan dulu. Sebentar lagi kalian akan penjelajahan,” seru bu Rahmi sambil tergopoh mengambilkan lauk telur dadar dan tempe goreng ke piring anak-anak perempuan.

Menyendok sayur bayam ke piring mereka dan beberapa anak menambahkan sambal dalam piringnya.

Sisi bingung harus bagaimana cara makannya, hari kedua berkemah disuruh makan bayam.

Sampai kini dia masih pilih-pilih sayuran yang harus dimakan. Bayam yang sudah diletakkan di atas nasi dia singkirkan ke tepi piring, kemudian sesendok demi sesendok dia masukkan nasi dengan secuil telur.

Sisi selalu merasa bahwa rasa bayam itu aneh, “gak enak,” gumamnya hampir tak terdengar. Dia terlihat ogah-ogahan saat makan.

Bu Rahmi semenjak tadi memperhatikan tingkah Sisi, “kok gak semangat makannya?”

Sisi gelagapan ditegur Bu Rahmi, dia memang agak rewel makannya.

“Ee … ,” hanya itu yang bisa dia ucapakan walau sebetulnya pingin menangis karena sebenarnya lauk yang diberikan tidak cocok dengan seleranya.

“Yang ada hari ini, harus disyukuri,” nasihat Bu Rahmi. Sisi terpaksa mengangguk, terpaksa harus setuju.

“Coba ambil bayamnya, tutupi dengan telur dadar atau sama nasinya, kemudian makan!”

Sisi mencoba mengikuti nasihat Bu Rahmi, tapi rasa bayam itu masih terasa aneh, Sisi memandang Bu Rahmi meminta persetujuan bahwa rasa bayam itu tetap tidak enak, seolah paham Bu Rahmi langsung merespon.

“Coba sambil terpejam,” usul Bu Rahmi.

Sisi mencoba lalu tersenyum, tapi dia mencoba akur dengan rasa bayam yang terlanjur dikunyahnya.

“Enak kan?” Sisi mengangguk setuju.

“Bayam itu bagus buat tubuh kalian, biar kuat. Apalagi sebentar lagi mau jalan jauh.” Bu Rahmi mengeraskan suaranya dan semua setuju dengan yang disampaikan Bu Rahmi.

“Iya, Bu,” serempak mereka menyahut.

“Piringnya dicuci sendiri-sendiri,” pinta Bu Rahmi lagi, setelah mereka menyelesaikan makannya.

Mereka berebut mencuci piring karena setelah sarapan pagi mereka harus mengikuti penjelajahan.

Semua sudah bersiap untuk melalukan penjelajahan, berbaris rapi berkumpul di lapangan membentuk barisan. Tiap regu sudah menyiapkan peralatan yang dibutuhkan untuk penjelajahan.

“Semua peralatan siap?” Kak Saiful bertanya kepada seluruh peserta Perkemahan.

Anak-anak SD kelas 5 yang mengikuti Perkemahan berasal dari beberapa Sekolah Dasar itu menjawab serentak.

“Siap!” jawab mereka serempak.

Kak Saiful melanjutkan memberikan instruksi, semua mendengarkan dengan penuh hikmat.

“Jangan bergurau di jalan!” tutupnya kemudian mengucap salam lalu tepuk tangan.

Semua regu berjalan beriringan, beberapa bernyanyi menyemangati diri sendiri dan regunya.

Menyusuri jalan desa yang sedikit berbatu membuat mereka harus berhati-hati, selain itu petunjuk arah yang diletakkan di pohon harus mereka perhatikan dengan cermat agar tidak tersesat.

Pos satu dan pos dua telah mereka lewati dan tantangan di pos tersebut juga telah dapat mereka selesaikan dengan baik, lanjut ke pos tiga, pos terakhir. Tapi tiba-tiba angin bertiup kencang seperti mau hujan.

Regu Sisi menepi karena sedikit gerimis, beruntung gerimis tak berlangsung lama, maka mereka bisa melanjutkan perjalanan ke pos terakhir.

Kembali mereka melanjutkan perjalanan, tapi belum juga bertemu petunjuk arah, mereka kembali berhenti dan dua regu di belakang mereka bergabung.

“Bagaimana ini, sepertinya kita tersesat.” Andi mulai bingung.

“Kita jalan lagi, siapa tahu di depan ada petunjuk jalan,” usul yang lain.

Bagaimanakah kelanjutannya, apakah mereka bisa sampai pos terakhir?

Bersambung

❤❤❤

Krisannya ditunggu

MY, 240321

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren, reportasenya Bun. Salam literasi

29 Mar
Balas

Makasih

30 Mar

Salam pramukaSalaam literasi

29 Mar
Balas

Salam

30 Mar

Salam

30 Mar



search

New Post