Mimi Susilowati

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Jurus serep

" yang ditanyain apa? Terus... Sembilan di bagi tujuh berapa? Sisanya berapa? " Tiwi kecil itu dengan lincahnya membantu teman2 nya menyelesaiakan soal matematika.

Tak lama kemudian dia berdiri menghampiri teman yang memanggilnya. Rupanya temannya meminta bantuan. Dengan riang, tiwi kecil itu menjelaskan bagaimana proses pengerjaan harus di mulai.

Aku hanya mengamati dari mejaku. Hatiku senang, gadis cerdas itu pemurah dan senang membantu temannya. Tapi jangan dimintai bantu ketika ujian. Dia akan bungkam seribu bahasa.

Satu jam yang lalu aku berencana menilai praktek SBDP dengan beberapa lagu daerah. Rencanaku harus berubah ketika dua orang siswaku terlibat pertengkaran. Aku harus segera menyelesaikan. Jika tidak dan merembet melibatkan orang tua. Itu akan semakin runyam. Sementara kutinggal untuk menyelesaikan masalah pertengkaran, ku beri tugas pada yang lainnya untuk mengerjakan soal Matematika US tahun lalu.

Sejauh ini Matematika memang jurus terampuh untuk membuat mereka tenang. Mereka harus fokus dan bersungguh-sungguh.

Mereka tampak enjoy, di ujung waktu mendekati ujian, hampir semua materi matematika sudah mereka kuasai. Meski ada satu dua siswa yang tetap sulit mengerti. Aku maklum, mungkin bakatnya tidak di Matematika.

Selesai semua aku berniat mengoreksi sambil membahasnya bersama-sama. Karena waktu masih ada ku tambah 5 soal lagi dan segera ku periksa.

Seperti ditunjukkan saja aku meminta dua siswa untuk mengerjakannya ke depan, satu orang membacakan soalnya dan satu lagi menuliskan di papan tulis.

Tidak seperti sepuluh soal yang lalu semua mengerjakan dengan sigap.

Yang berdua kali ini lama hanya berdiri. Dan keduanya ternyata tak menjalani apa yang telah menjadi tanggung jawanya. Ketahuan nakalnya aku meminta keduanya untuk menyelesaikan lima soal di depan. Dengan susah payah mereka berusaha. Kadang aku meminta salah satu teman lainnya untuk membantu mengarahkan.

Akhirnya selesai juga. " ibu tidak menghukum kalian berdua, ibu hanya ingin kalian mengerti" jalasku pada mereka. Sambil berpikir akan kududukkan dengan siapa lagi Dia ini. Setiap dipindahkan tempat duduk dia selalu menulari sifat malas belajarnya pada teman sebangkunya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Wah indahnya suasana kelas. Sehat, bahagia, dan sukses selalu. Barakallah bu.

09 Apr
Balas

Aamiin.... Mudah2an selalu begitu pak.. Terima kasih sudah mampir.

10 Apr

Semoga ketemu teman sebangku yang gak bisa ketularan, nggih Bunda. Sama si tiwi aja, Bun? Salam sehat, bahagia, dan sukses selalu. Barakallah, Bunda.

09 Apr
Balas

iya Bunda... setiap kepala membutuhkan pelayanan khusus, terutama yang agak antik. apapun.. mereka tetap istimewa dengan keunikannya itu... Walau kadang seperti kehabisan jurus..

09 Apr

Anak anak yah Bunda, selalu berulah. Sukses selalu dan barakallah fiik

09 Apr
Balas

Iya Bunda, tapi disitu pula asiknya bersama mereka. Terima kasih Bun..

09 Apr
Balas



search

New Post