Mimi Susilowati

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Kulupakan Mandiku Demi Buku Perdanaku

Bisa menulis adalah cita-cita yang sejak lama terpendam. Setidaknya mengabadikan kisah hidupku sendiri, sehingga masih bisa dikenali anak putu meski kelak saya sudah tiada.

Kusingkirkan embel-embel untuk angka kredit naik pangkat atau yang lain-lain. Sedikit saja tantangan yg ingin kupatahkan. Aku tidak takut lagi dengan "mengarang buku". Bagiku pengarang buku itu "Wah" sekali. Butuh perjuangan, terlebih untuk seorang wanita pekerja yang sibuk dengan bayak kegiatan dan tugas tambahan. Sementara urusan keluarga jangan pernah berpikir untuk meninggalkan.

Selasa siang usai jam mengajar aku tak hendak beranjak dari kursi guru di kelasku. Sibuk mengedit alakadarku karena rabu adalah batas waktu pengiriman naskah buku.

Aku membatin sambil menunggu siswaku kembali tentu banyak yang bisa aku selesaikan. Ya... Jam 14.30 aku ada les IPA untuk persiapan US SD tanggal 20 besok.

Tiba-tiba aku teringat persediaan ikan laut untuk kucing-kucingku habis. Ada 6 ekor kucing liar yang tinggal di rumahku. Aku berusaha berbagi Meski hanya nasi bercampur ikan laut rebus.

Ku kemas laptopku lalu kumasukkan ke lemari di kelasku. Segera aku pulang. Dengan diantar suamiku segera melaju menuju pasar ampalu yang berjarak kurang lebih 6 km. Sebentar saja, hanya untuk beli ikan, Cabe, bawang dan sayuran. Meski pasar sudah mulai lengang tapi masih menyisakan beberapa pedagang.

Tak sampai 15 menit kembali pulang. Hanya meletakkan belanjaan, aku pun langsung kembali ke kelas siap dengan kisi-kisi soal US IPA.

Usai les sore itu aku bergegas ke kantor. Masih ada bu Guru Trisna dan operator sekolah yang sibuk dengan pekerjaannya masing-masing.

Tak ingin mengganggu aku pun langsung membuka laptop dan duduk lesehan di karpet ruang tamu. Kulanjutkan editanku. Kulirik luar jendela semakin gelap. Kutetap melanjutkan mengedit kata demi kata. Tak kupedulikan hujan deras mengguyur dan malam yang mulai merangkak.

Pukul 18.00 aku mengajak operator Devi untuk pulang. Sejenak aku teringat jemuran baju dan kasur yg sempat kulihat saat meletakkan belanjaan Tadi siang. Mungkinkah bujangku ingat untuk mengangkatnya? Ku tahu suamiku pasti segera pergi ke ladang untuk mengambil rumput pakan ternak sepulang mengantarku ke pasar tadi. Kalau sempat kehujanan nanti malam mau tidur di mana? Ah.. . Biar saja, nanti dipikirkan nanti.

Setiba di rumah aku lega, tidak ada jemuran yang kehujanan. Ku buka tudung saji di atas meja makan, masih ada yang akan di makan sampai malam ini. Kulanjutkan mengedit naskah bukuku, aku merasa masih ada beberapa yang perlu aku tambahkan. .

Tak terasa hari sudah terlalu malam, suamiku sudah terlelap di kamar begitu juga gadis kecilku. Aku sadar aku belum mandi, tapi cuaca yang dingin membuatku enggan ke kamar mandi. Lagi pula dengkulku pasti akan terasa cekut-cekut jika tersiram air dingin.

Jam 12 lewat kantukku mulai menyerang. Ku rebahkan tubuhku di atas kasur santai ruang tengah di dekat meja bundar pendek tempatku bekerja. Aku segan untuk tidur di dekat suamiku karena tidak mandi. Meski sudah ku baui kanan kiri bola-bali. Tidak tercium aroma keringat yang menyengat. Tapi tetap saja aku tidak percaya diri.

Suara azan subuh membangunkanku, dingin terasa menusuk sampai ke tulangku. Aku tidur tanpa selimut. Aku bergegas bangun dan beraktifitas rutin sebagai ibu rumah tangga.

Selesai tanggung jawabku sebagai ibu. Ku lanjutkan mengirimkan naskah dengan bantuan adikku yang sudah mengirim duluan. Diapun sudah sejak semalam begadang.

Alhamdulillah... Naskah itu akhirnya terkirim sudah..

Wes... Sak rupa-rupane sing penting dadi disek...!

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Ok, spirit of the best way. Sipp.. Bun

03 Apr
Balas

Lhaaa...isuk gak mandi juga...? Gegara naskah buku...hihihi. Semangat Bunda luar biasa. Semoga bukunya segera terbit, Bun. Sekarang, udah mandi kan apa belum Bun? Hehehe. Salam literasi dari Medan. Salam sehat, bahagia, dan sukses selalu. Barakallah, Bunda.

03 Apr
Balas

Alhamdulillah... Begitu terkirim langsung mand, saya dobeli, menyabuni diulang dua kali. Salam kembali Bun.. Matursuwun sanget, sudah sudi mapir.

03 Apr

Alhamdulillah... Begitu terkirim langsung mand, saya dobeli, menyabuni diulang dua kali. Salam kembali Bun.. Matursuwun sanget, sudah sudi mapir.

03 Apr

Alhamdulillah, akhirnya selesai jyga, jadi ikut plong nih. Aku mah sering lupa juga dengan mandi Bund, kalau asyik nulis, hehehe. Sukses selalu dan barakallah fiik

03 Apr
Balas

Sedikit lega, ternyata saya punya kanca yang pernah lupa mandi. Makasih Bun.. Sudah mampir, semoga semua menjadi berkah. Aamiin...

03 Apr

Menarik pengalaman pertamanya ini. Semoga berlanjut

04 Apr
Balas

Semoga Pak... Terima kasih...

05 Apr

Alhamdulillah ikut plong.... semangat bu Mimi

03 Apr
Balas

Matursuwun Bun... Inshaallah selalu semangat. Berkat dorongan dari guru-guru hebat.

03 Apr
Balas



search

New Post