Mimi Susilowati

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Selamat dari mutilasi

Tak ada yang mengantar, padahal temanku sudah lebih dulu berangkat dengan berboncengan sepeda motor. Ku benahi ransel di punggungku, sangkutan di lengan kiri melorot. Tiba-tiba motor itu menyala dengan sendirinya. Otomatis aku memegang kedua stang dan mulai melaju. Semakin lama semakin kencang. Aku tidak merasa khawatir karena biasa mengendarai motor. Tapi medan jalan tiba-tiba menjadi muntir, laksana roller coaster posisiku menjadi seperti cicak di langit-langit rumah. Kupegang erat kedua stangku. Aku berusaha tetap dalam kecepatan penuh dan stabil. Melambat sedikit pasti grafitasi bumi akan mengalahkan aku. Dan akhirnya pluk..! Aku ceblok...Aduh ya Allah! jadi apa aku nanti pikirku. Sempat berharap tidak ada pengendara lain yang berlawanan arah. Sampai juga akhirnya di jalan menapak normal seperti seharusnya. Tapi jalanan berair. Ku lihat kakak iparku mbk Narni sedang menuntun sepeda, perlahan dia berjalan di antara genangan air.

Sampai juga akhirnya di suatu tempat dimana orang-orang berhenti. Jalanan putus oleh derasnya arus air dari arah kiri. Tanpa pikir panjang aku menyeberangi sungai dadakan itu. Airnya keruh dan deras. Luas permukaan air itu tak ubahnya Batanghari yang sering kupandangi dari atas jembatan ketika melintasinya. Aku hampir hanyut, tak kuasa menahan derasnya arus. Aku kembali ke tepi.

Kulihat ada sebuah mobil pick up menyebrang. Aneh mobil itu terapung. Tanpa membuang waktu aku ikuti mobil itu. Dengan kemampuan berenang semampuku sambil ngenter (menghanyutkan diri mengikuti arus tanpa tenggelam) akhirnya aku sampai di seberang. Sebuah mobil pick up berisi banyak ikan siap berangkat, pas berada didepanku. Aku ulurkan tanganku ke arah mobil itu agar aku segera keluar dari derasnya arus air.

Sebuah tangan menyambutku lalu menarikku masuk ke dalam bak mobil itu. Sesaat ku usap sisa-sisa air di wajahku. "Terima kasih mbk" ucapku pada perempuan yang telah mengulurkan tangannya padaku tadi. Perempuan itu tidak menjawab. Kulanjutkan pertanyaanku "ini mau kemana ya mbk ?" " ke solok!" jawabnya. "Lah.. Kok sama, saya boleh nunut ya? " pintaku. Perempuan itu mengangguk pelan. Ku lihat selain aku dan perempuan itu ada laki2 duduk di sebelah kananku. sepertinya suaminya, dan seorang anak kecil laki-laki, pasti anaknya batinku.

Tidak ada yang ganjil semua diam. Untuk mencairkan suasana aku bertanya tentang ikan-ikan di dalam keranjang itu. " sekilo dijual berapa mbk? " tanyaku. " dua puluh delapan ribu" jawabnya singkat.

Oh... Hampir sama, aku ingat kemarin aku beli sekilo dua puluh lima ribu. Batinku lagi.

Tiba-tiba perempuan itu menyibak gamisnya melakukan gerakan ndodok seperti mau pipis. Aku terbelalak... We la dalah! kok ora isin, kataku dalam hati. Lebih heran lagi ternyata dia hanya memakai gamis itu saja. Tanpa celana dalam atau under rok. Aku berusaha bersikap tenang dan normal. Walau sebenarnya sebagai sesama perempuan aku malu sekali.

Entah bagaimana, ternyata jalan kami melewati depan rumah pamanku yang sudah meninggal. Lek Wakimin sepupu Bapak. Di teras nampak duduk istri paman lek Sini dan Mamakku. " Mak..! " sapaku keras, sambil kumelambaikan tangan kananku ke arah Mamak.

Akupun kembali duduk tenang. Kulihat perempuan bergamis dengan morif bunga itu mendekati rak-rak di bagian depan bak mobil tepatnya di depanku.

Astagfirullahhalazim.....!

Bergidig seketika, perutku mual ingin muntah. Jantungku berdegup kencang, ketakutan yang luar biasa tiba-tiba menyergap. Aku tak percaya dengan apa yang kulihat di atas rak-rak itu. Potongan wajah-wajah manusia. Jelas terlihat bentuk wajah-wajah dengan mata terpejam, tatanan rambut wajah-wajah itu masih rapi seperti habis di sisir. Sisa-sisa darah tercecer di sana-sini. Potongan kepala itu sudah di pangkas di bagian belakanganya seperti layaknya sebuah topeng, sehingga dengan mudah diletakkan di atas rak.

Benar-benar keluarga jagal ! batinku.

Tapi aku tetap bersikap normal agar keluarga itu tidak curiga.

" saya turun di sini saja mbk!" pintaku sopan. Seketika mobil itu berhenti, aku turun. Rasanya aku ingin menghilang saja supaya tidak dapat dilihat lagi oleh keluarga jagal itu. Tapi itu tidak mungkin. Aku ingin berlari tapi kakiku sungguh berat laksana terhimpit batu besar. mungkin karena rasa takut yang hebat. Aku ingin segera masuk dan bersembunyi ke rumah lek Sini. Aku takut ada yang mengikuti, membacokku dari belakang, memenggal kepalaku dan meletakkan seperti potongan kepala-kepala di atas rak itu.

Ya Allah... Kakiku kenapa berat sekali!

Napasku terengah-engah. Aku terus berlari.... , tiba-tiba mataku terbuka. ternyata aku bermimpi..

Alhamdulillah.... Aku selamat dari mutilasi.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mampu mengocak emosi. OK Bun

06 Apr
Balas

Tapi belum bisa nyokot sampai ngghengghet pak... Terima kasih pak ....

06 Apr

Hi....udah terlanjur takut nih. E...keburu bangun.

06 Apr
Balas

Syukur cepet bangun pak, coba kalau tidak. Pasti keluarga jagal itu nututi saya, takut rahasianya kebongkar.

06 Apr

Alhamdulillah cuma mimpi...sudah deg-deg an saya Bun

06 Apr
Balas

Iya Bun.. Tapi terlanjur gembrobyos bangun tidur nya.

06 Apr

Hiiiiii...serrrreeemmmm, kirain beneran. Ndak baca doa, ngkali...hehehe. Salam sehat, bahagia, dan sukses selalu. Barakallah, Bunda.

06 Apr
Balas

Ia, kali ya Bun..? Terima kasih Bun...

06 Apr

Keren mimpi pun jadi tulisan yang menegangkan. Sukses selalu dan barakallah fiik

06 Apr
Balas

Makasih Bun... Hanya coba mengingat, sesuatu yang membuat berkeringat saat bangun tidur...

06 Apr

Hahahahha hahhahaha, masih bisa mengingat mimpinya sedemikian detilll, ya Mi...di mutilasi lagi,...hebat, ya,...

07 Apr
Balas

Hi hi hi.... Cepet2 di tulis Bu... Setelah sebelumnya cerita dulu sama mas, sambil ngos2an..

07 Apr

Bundanya terlalu cepat bangun.hihihi

07 Apr
Balas

Untung cepat bangun Bun... Kalau tidak! Entah apa yang terjadi.

07 Apr

MasyaAllah.. saya ikutan tegang bu, ternyata cuma mimpi.. ya elah... Mantap bunda.. lanjutkan..!!

06 Apr
Balas

Mantaap Bu... Aku dah serius membaca dan semakin penasaran kebawahnya ternyata buat tertawa diriku saja

06 Apr
Balas

Maafkan saya Bun...

06 Apr

Mimpiku malam tadi Bun...

06 Apr
Balas

Ayo buk lanjutken,

06 Apr
Balas

mimpi yang menyeramkan itu? Yo wegah no! Bangun tidur gembrobyos ijek campur deg-degkan e...

06 Apr



search

New Post