Udara segar pagi ini, masih kuhirup atas izin-Nya. Allah limpahkan udara untuk semua makhluknya tanpa kecuali. Nafas yang masih menyatu dalam dalam tubuh ini.

Banyak lagi kasih sayang, nikmat iman, islam, rezeki yang diberikan-Nya untukku. Sering mengeluh, bersedih, marah, kecewa, dan merasa makhluk yang paling menderita.

Ssst, astaghfirullah, sadar Na, sadar! Itu dulu, saat ini kuharus menjadi pribadi yang lebih ikhlas. Di usia mencapai kepala empat, banyak hal, pengalaman hidup yang menyenangkan, menyedihkan.

Takdir hidup, mendewasakan, Menempaku, menjadi makhluk yang lebih sabar, kuat, menjalaninya.

Tak ada keinginan menggebu. Kuingin ketenangan jiwa, hati, dan pikiran. Berharap, pada saatnya kutemui kebahagiaan yang sesungguhnya, sampai takdir hidupku.

Kebahagiaan pada Sang Pencipta, kepada pemilik tubuh ini. Ya Allah, bantu, bimbing, agarku terus melangkah menjalani hidup ini, sesuai Petunjuk-Mu.

Saat ini, berfikir bagaimana berguna untuk orang-orang disekitar. Berusaha berbuat baik kepada siapapun. Ssst, ingat Na! Ikhlas, sabar, syukur, dan possitif atas takdir hidup ini.

Ku hanya makhluk biasa, makhluk lemah. Saat sendiri, kubersujud, kusampaikan isi hati ini kepada-Nya. Kepada Rabb Sang Pencipta Langit dan Bumi. Semoga Allah selalu mendampingiku setiap detik nafas ini berhembus dalam raga. Aamiin YRA.

Seperti panggung sandiwara, semua memiliki peran masing-masing. Allah telah tentukan peran setiap makhluk, bagaimana kita memerankannya.Peran yang berakhir dengan kebaikan, atau berakhir dengan keburukkan.

Doaku, bimbinglah agar meraih cita-cita yang mulia hidup dijalan yang Engkau Ridhoi. Aamiin YRA.