mindi Ana

Nama: Mindi Ana Alumni : SagusabuDki8 Alamat :Vila Pamulang, kota Depok, Jawa Barat Instansi : SDI AL IKHLAS CIPETE Profesi : Guru SD...

Selengkapnya
Navigasi Web

Sayap Yang Hilang 1

Hari kedua belas, 26 Januari 2020

Sebagai wanita, ku merasa bahagia, memiliki suami yang soleh, baik, perhatian, penyayang, suami sempurna. Perkenalanku dengannya saat kami kuliah di Kota Bogor.

Dari nol, kami bangun rumah tangga ini, penghasilan suami yang belum mencukupi kebutuhan kecil kami, karena baru beberapa bulan bekerja. Kami jalani bersama dengan penuh kebahagiaan.

Seiring berjalannya waktu, alhamdulillah di enam bulan usia pernikahan, Allah berikan hadiah kehamilan untukku, untuk keluarga baru kami. Hari-hari kehamilanku seperti umumnya wanita lainnya, keinginan tiba-tiba, ngidam kata orang. Suami memahamiku, dengan sabar dan penuh kasih sayang.

Kehamilanku bertambah besar, memasuki usia tujuh bulan. Alhamdulillah Allah berikan suami terbaik untukku, pengertian, dan jadi imam dalam hidupku, dan akhiratku.

“Mau sarapan apa dik, ucap Bang Hari”

“Mau makan bubur ayam bang, ucapku.”

“Sebentar, abang belikan ya?”

“Terima kasih, ucapku.”

Saat libur, suami memintaku istirahat, jadi untuk makan, kami beli semua masak. Suamiku bekerja di maskapai penerbangan sebagai co-pilot, dua minggu terbang, dua minggu libur, istirahat , berkumpul dengan keluarga.

Hari ini, kuhabiskan waktu dengan suami setelah dua minggu tak bertemu, melepas rindu. Saat abang tugas hanya suara yang dapat kudengar.

Kuhabiskan kebersamaan ini. Mencari suasana baru, dan udara segar. Kami jalan-jalan, ke tempat wisata, yang belum kami kunjungi. Kami Juga menikmati makanan kuliner setempat.

Dua minggu tak terasa, cepat berlalu. Besok saatnya abang kembali terbang. Pesawat domestik yang hanya membawa sedikit penumpang, ke daerah Papua.

Kulepas kepergian abang dengan berat, karena disaat kehamilanku pertama, kami terpisah jarak dan waktu. Kudoakan doa terbaik untuknya, semoga Allah menjaganya di sana.

Delapan bulan kehamilanku, abang berjanji ingin menemani saat proses persalinanku nanti. Saat proses persalinanku, alhamdulillah abang sedang tidak terbang.

Kami siapkan perlengkapan keberangkatan ke rumah sakit. Masuk ruang bersalin, dokter, perawat, sudah menungguku. Persalinanku normal, kata dokter yang rutin memeriksa kehamilanku setiap bulan.

Yang kami nantikan persalinan pertamaku, alhamdulillah persalinan normalku berjalan lancar. Anak kami berjenis kelamin laki-laki, lahir dengan keadaan sehat.

Setelah tujuh tahun pernikahan kami, abang dipindah tugaskan ke luar daerah, saat itu kami sudah memiliki dua orang anak, yang pertama anak laki-laki berumur tujuh tahun dan yang kedua anak perempuan, berumur empat tahun.

Kami semua ikut pindah mendampingi abang yang dipindah tugaskan ke daerah Sumatera. Di sana abang membeli rumah untuk kami tempati, karena akan lama abang bertugas di Sumatera.

Kami membeli rumah sederhana di komplek yang tak jauh dari kantor suamiku bekerja. Profesi pilot, 2 minggu diterbang, dan 2 minggu di darat, bersama keluarga.

Kebahagian kami bertambah karena di tempat tinggal saat ini, Allah berikan kami amanah lagi dengan kehamilanku anak ketiga. Dikehamilan anak ketiga, dari awal hingga persalinan baik-baik semuanya, alhamdulillah tidak ada masalah semua berjalan baik-baik saja.

Waktu terus berjalan tak terasa anak ketigaku sudah berusia tiga tahun, keluarga kami sangat bahagia. Setiap suami sedang tidak tugas kami habiskan waktu bersama keluarga, terutama anak-anak.

Kadang antar jemput anak sekolah, makan keluar, rekreasi, atau lainnya. Anak-anak sangat menikmati kebersamaan ini, begitupun aku sangat bahagia.

Pagi ini abang akan bertugas, seperti biasa kami mengantarkan abang bersama anak-anak di depan gerbang pintu pagar.

“Ma, jalan dulu ya . . . titip-titip anak-anak di rumah dengan baik, ucap abang kepadaku ‘.

“Insyaallah bang, tidak usah khawatir yang utama abang pergi tugas dengan tenang ya”.

Abang tersenyum sambil kuraih tangan untuk mencium tangannya, “Assalamu,alaikum, ucap abang”.

“Wa’alaikumsalam ucapku dan anak-anak”.

Selama perjalanan menuju kantor, dan sebelum take off kami masih berkirim pesan, sampai pesan itupun terhenti karena abang akan terbang.

Biasanya saat sampai tujuan, atau landing biasanya abang berkabar denganku, tapi ini sudah lewat beberapa jam perjalanan abang belum mengabari, ku sms, telepon pun tidak dibalas, tidak diangkat-angkat.

Berlanjuut . . .

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post