Minerpa

Lahir dan dibesarkan di sebuah kampung pinggir danau Singkarak Solok Sumbar. Sejak SD suka menulis sampai SMA.Kuliah di IKIP Padang S1 Pendidikan Dunia Usaha. S...

Selengkapnya
Navigasi Web
KENANGAN NAIK MINIBUS (Tagur ke 62 ) Pentigraf ke 27

KENANGAN NAIK MINIBUS (Tagur ke 62 ) Pentigraf ke 27

 

Mini bus itu masih terlihat beroperasi. Setiap kali melihat mini bus itu lewat di depan perkantoran  tempat buk Esi bekerja dia senyum senyum sendiri.  Kenangan itu masih teringat segar di ingatan buk Esi. Kenangan itu tak perlu dicontoh oleh anak anaknya, karena kenangan itu salah satu bukti kenakalan buk Esi semasa muda.

 

Buk Esi kini telah memiliki 3 jagoan dan 1 orang putri yang baru beumur 6 bulan.  Si jagoan pertama pernah melihat bu Esi tersenyum saat melihat mini bus itu melintas  tepat di depan kantornya dan bertannya, namun bu Esi berusaha mengalihkan pertanyaan jagoannya tentang apa arti senyuman buk Esi itu. Untuk apa lagi diceritakan pikirnya,  karena itu perbuatan salah dan buk Esi tak ingin putranya nanti malah mencontoh kenakalannnya itu kelak. Buk Esi sangat menginginkan anak nya menjadi anak yang soleh nantinya.

 

Masih terbayang di pelupuk mata buk Esi, di suatu sore saat matahari hampir tenggelam, dia bersama 2 temannya yang telah 4 jam menunggu mobil tujuan ke kota Padang tempat dia menuntut ilmu di salah satu perguruan tinggi disana. Lega hati mereka bertiga saat mendapatkan mobil yang ditunggu tunggu, mereka duduk di bangku depan dekat sopir bertiga karena muatan mobil itu telah penuh di bangku belakang.  Baru 500 meter  mobil itu berjalan , tiba tiba mereka disuruh turun oleh si sopir karena ada 2 orang cewek dengan pakaian ketat dan seksi  menyetop mobil itu dan akan disuruh duduk dekat sopir, sehingga si sopir menyuruh buk Esi dan 2 teman nya turun dari mobil. Sambil turun buk Esi sempat menarik kunci mobil yang tergantung di dekatnya dan sampai di bawah kunci itu lansung dibuangnya ke dalam selokan tepat di samping mobil itu. Aksinya itu tak diketahui oleh orang lain, apalagi si sopir yang gatal itu. Mereka berjalan menjauhi mobil itu dan tak ingin tahu lagi apakah mobil itu bisa tetap ke Padang atau tidak. Akhirnya ketiga gadis berjilbab itu dengan penuh kecewa dan kesal harus menumpang bermalam di salah satu klinik bersalin yang tak jauh dari situ, karena mobil angkutan ke kampungnya sudah tidak ada lagi.

 

 

 

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren. Sukses ya buk

15 Jul
Balas

Makasih rina..sukses juga buat rina

15 Jul

Keren. Sukses ya buk

15 Jul
Balas

Mokasih rin

15 Jul

Trimakasih admin

15 Jul
Balas

Kerrenn kisahnya bu

16 Jul
Balas

mokasih yen

16 Jul

Kerenn Epa

15 Jul
Balas

Makasih neri

15 Jul

Keren dan sukses ya bu

15 Jul
Balas

Makasih sdh mampir bu..sukses juga buat ibu

15 Jul

Mantap, uni...

15 Jul
Balas

Makasih ira

15 Jul

Menarik ceritanya bun...moga sukses selalu

15 Jul
Balas

Makasih bu ..sukses juga buat bu via

15 Jul

Ntar anaknya ada yg usil ...he..he..keren Bu ceritanya

15 Jul
Balas

Haa..masa muda banyak kenangan ya bu..maksih sdh mampir bun..makasih apresiasinya bun

15 Jul



search

New Post