
PENANG, I'M COMING
Aku senang karena lolos seleksi Exchange of Experience on Teacher Professional Development yang digelar oleh Putera Sampoerna Foundation (PSF). Segera kukabarkan berita baik ini pada keluargaku dan pimpinan di sekolahku. Aku meminta doa restu dan izin dari mereka sebelum aku berangkat ke Penang, Malaysia pada tanggal 26 Juni – 1 Juli 2011. Segera aku urus semua administrasi yang diperlukan, membuat paspor ke kantor imigrasi Karawang itu yang pertama kulakukan. Meski lama mengantri dan prosesnya cukup panjang, semua kujalani dengan penuh semangat dan senang hati.
Hari yang dinantipun tiba, aku mohon pamit pada suami dan kedua anakku dengan diiringi doa restu. Sambil kubawa dua koper, aku meninggalkan rumah diantar oleh suamiku sebelum matahari terbit menuju tempat dimana teman-temanku menunggu untuk berangkat bersama. “Hai, Bu Min gimana nih sudah siap semua ?” Tanya Bu Tita dengan penuh semangat. “Sudah dong”, jawabku sambil meletakkan dua koper yang kubawa. Tak lama kemudian rombongan Pak Deddy datang untuk menjemput kami menuju bandara Internasional Soekarno-Hatta. Waktu menunjukkan pukul 06.30 WIB ketika kami sampai di bandara. Setelah menuju titik kumpul yang sudah ditentukan, kami bertemu dengan rekan sejawat dari Pasuruan dan Surabaya, serta pejabat yang menyertainya. Pak Sumar Hendayana dan Pak Tatang Suratno dari UPI Bandung, Pak Sigit Kurniawan, Pak Aditya Dharma dan Pak Simon Rafael dari Putera Sampoerna Foundation (PSF) turut menyertai dan mendampingi kegiatan ini. Kami juga bertemu dengan Ibu Wendy dari PSF yang akan melepas keberangkatan kami.
Setelah semua berkumpul, kami mempersiapkan pemeriksaan bagasi dan administrasi paspor, tiket dll. Setelah selesai dengan semua kelengkapan itu, dan mendengar pesan yang disampaikan oleh Bu Wendy, kami langsung menuju terminal keberangkatan D7. Namun, tak lama kemudian ada pengumuman bahwa pesawat delay hampir satu jam. Terus terang ini adalah kali pertama aku berada di bandara apalagi penerbangannya ke luar negeri. Sambil menunggu waktu keberangkatan, aku menenangkan hatiku dengan berdoa serta bersenandung lagu Antara Jakarta dan Penangnya Poppy Mercury. Jika tidak, di hatiku berkecamuk berbagai rasa antara takut dan senang naik pesawat terbang untuk pertamakali. Tak lama kemudian Announcer mengabarkan bahwa aku dan teman-teman harus segera mempersiapkan diri karena pesawat akan segera berangkat.
Disambut senyuman hangat nan ramah pramugari, kami memasuki pesawat. Tak lama kemudian, pesawat tinggal landas. Hatiku berdebar tak menentu ketika pesawat take off, lalu perasaanku agak tenang ketika pesawat sudah berada di ketinggian. Tak lupa doa terus kupanjatkan seiring perjalanan ini. Pramugari mondar-mandir untuk memberikan makanan dan minuman, dengan senyum ramahnya mereka menawarkan pada kami berbagai cemilan dan makanan khas pesawat. Aku melihat Pak Deddy mengambil cemilan kacang, dan memasukkannya pada tas kecilnya. "Hanya buat kenang-kenangan", Sahutnya ketika kutanya mengapa tidak langsung dimakan. Aku hanya tersenyum mendengarnya. Aku sekarang dapat menikmati perjalanan ini dengan hati yang tenang setelah berada di atas awan putih yang berarak-arak yang kulihat dari jendela pesawat.
Tak terasa perjalanan udara selama beberapa jam segera berakhir setelah sang pilot mengabarkan bahwa pesawat akan segera landing. Segera kupasang sabuk pengaman dan membereskan semua yang ada di sekitar kursi penumpang seperti majalah dan meja lipat yang berada di depan tempat dudukku. Akhirnya, dengan selamat aku turun dan meninggalkan pesawat menuju tempat pemeriksaan kedatangan penumpang. Semua barang bawaan penumpang, kecuali bagasi yang ada di pesawat dicek oleh petugas bandara Kuala Lumpur dengan ketat. Mereka terlihat sangat gagah dan berwibawa mengenakan seragam dinasnya dengan postur tubuh yang tinggi besar. Kami disini hanya transit, karena perjalanan akan di lanjutkan ke Pulau Penang. Lagi-lagi aku merasa deg-degan untuk ganti pesawat yang lebih kecil. Aku harus berdamai dengan diriku untuk menikmati perjalanan ini. Benar saja, setelah kurang lebih satu jam pesawat dapat landing dengan mulus di bandara Pulau Penang. Aku sujud syukur dan berteriak Penang, I’m coming…. Teman-temanku hanya bisa tersenyum melihat apa yang kulakukan.
Setelah selesai pemeriksaan administrasi di terminal kedatangan, kami segera menuju tempat bagasi untuk mengemasi barang bawaan yang keluar dari bagasi pesawat. Kami menunggu penjemput yang datang untuk mengantarkan ke tempat tinggal selama kami mengikuti kegiatan beberapa hari di Pulau Penang.
Sungguh, perjalanan pertama naik pesawat ini sangat melelahkan sekaligus menyenangkan bagiku. Namun, aku bersyukur bisa mengikuti kegiatan ini tanpa mengeluarkan biaya perjalanan dan penginapan bahkan diberi uang saku sebagai bekal selama mengikuti kegiatan. Terima kasih aku sampaikan kepada semua pihak, terutama Putera Sampoerna Foundation yang telah memberi kesempatan kepada kami, guru-guru untuk dapat mencari ilmu sampai jauh ke negeri jiran, Malaysia. Bagaimana pengalamanku selama berada di Malaysia untuk mengikuti kegiatan ini ? Mari ikuti pada tulisanku mendatang.
Bersambung
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kapan-kapan, aku diajak gong Mrs. Min!
Hi hi hi lacang Pa Dedy dibekal sampai ke penginapan...
Lucu pisan nya mimik na kala itu he..he
Mantap Miss
luar biasa..guru..eh,master guru..pasti loloslah...dan alhamdulillah,.the dreams come true..proficiat,bu...salam
Sll menarik...kisah nyata yg dikupas dg begitu lugas,diksi yg tepat...pokoknya keren