Mini (M.M. Sri Sumarni)

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Mengembalikan Senyum di Bibir Tiara
dokumen pribadi dengan aplikasi picsart

Mengembalikan Senyum di Bibir Tiara

Part : 5

Tagur 365/ hari ke-17

Setelah tiga hari dirawat di rumah sakit, Tiara pun kembali pulih dan diperbolehkan pulang. Ia kembali dalam perjuangan dan pertarungan dalam hidupnya. Ia kembali dalam rutinitasnya.

Pengumuman hasil ujian pun tiba, Tiara tetap menduduki posisinya, walaupun nilainya agak menurun. Seperti biasa, Ibunya memproklamirkan keberhasilan anaknya media sosial dan pada orang-orang yang ditemuinya.

Tiara pun melanjutkan sekolah ke SMP impiannya. Pilihannya jatuh pada SMP Favorit di kotanya. Persaingan semakin luas dan berat. Pelajaran pun semakin sulit. Tiara tidak tahu harus bagaimana dan harus kemana untuk meminta bantuan saat menghadapi kesulitan dalam pelajaran. Orang tuanya sibuk dengan tuntutannya. Satu demi satu, nilai-nilai yang diperoleh Tiara tidak sesuai yang diharapkan. Dalam kebingungan dan ketidakberdayaan, Tiara hanya bisa pasrah ketika segala usaha dan perjuangannya terasa sia-sia.

Setelah mengetahui secara lengkap latar belakang Tiara, sesuai yang telah aku janjikan pada Ibu Tiara, Aku memanggil Ibu Tiara ke sekolah. Kulayangkan surat panggilan kepada Beliau, yang aku titipkan pada Tiara.

***

Pagi yang cerah, matahari malu-malu memberikan pesonanya, tersenyum menyapa, memberikan kehangatan ke bumi. Pukul 06.15, Ibu Tiara sudah duduk di bangku di depan ruang guru. Ia memenuhi undangan sekolah, sekaligus mengantar Tiara berangkat sekolah.

“Selamat pagi, Bu. Sudah lama menunggu?” sapaku ramah.

“Selamat pagi, Bu. Baru beberapa menit lalu,” jawabnya sambil tersenyum ramah.

“Mari Bu, Kita ngobrol-ngobrol di ruang kepala sekolah!”

Ibu Tiara mengangguk dan mengikutiku.

Kami duduk berhadapan, sesaat, kami terdiam. Aku menghela nafas. Ada rasa ragu untuk memulai pembicaraan. Ada kekhawatiran menyelinap dalam hatiku. Bagaimana reaksi ibu Tiara yang temperamen, setelah mendengar alasan menurunnya prestasi Tiara.

“Ibu, apakah Ibu tahu yang dirasakan Tiara selama ini?”

“Maksud Ibu apa? Tiara selama ini baik-baik saja.”

“Tiara sebenarnya tidak baik-baik saja Bu. Ia merasa tertekan karena tuntutan harus selalu berprestasi.”

“Maksud Ibu, saya yang menyebabkan Tiara gagal?” suara Ibu Tiara mulai meninggi. Mukanya mulai memerah menahan amarah.

Bersambung….

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Tiara kasihan sekali engkau. Salam kenal bunda, terimakasih sudah berkunjung ke anitarakhmi.gurusiana.id

17 Apr
Balas

Salam kenal juga Bun.

17 Apr

Terima kasih Bun telah follow. Saya juga sudah folback ya Bun, Sukses. salam literasi.

17 Apr



search

New Post