Di sebuah kantor pemerintahan, diingkari atau tidak, sangat mudah untuk mendapatkan uang 1 juta yang dihabiskan untuk sekedar uang harian plus transportasinya. Pekerjaan pegawai tentu ada yang memang profesional dan ada juga yang hanya sekedar ngabjs duit.

Sementara di luar sana, sekelompok pemikir, pengajar, penjamin masa depan bangsa, bahkan hanya untuk membeli perlengkapan siswa lomba baris berbaris sungguh sangat susah memikirkannya. Tiada anggaran untuk itu. Tidak bisa seenaknya mengelola uang negara.

Saya bukannya iri, saya sudah pernah merasakan kedua-duanya. Dan ternyata memang, realita itu sesedih ini.

Ternyata semakin nyaman pekerjaan itu semakin membuat lalai dan terlena.

Ternyata realita itu senyata ini.

Ternyata ketimpangan sosial itu memang ada dan akan senantiasa ada apabila yang berjaya hanya memikirkan kesenangannya. Apabila yang kaya telah hilang belas kasihnya.