Mirdayanti

Guru Biologi di SMAN 1 Kinali, Pasaman Barat, Sumbar. Seorang istri, ibu dari 2 anak dan Uci dari dua orang cucu....

Selengkapnya
Navigasi Web
Asam Kandis
Sumber: Pribadi

Asam Kandis

Asam kandis, asam gelugur

Ketiga asam si riang-riang

Menangis mayat di pintu kubur

Teringat badan tidak sembahyang

Anda pasti pernah membaca atau mendengar pantun tersebut, ya kan? Saya tidak sedang membahas pantunnya, tapi membahas sampirannya yang menggunakan beberapa jenis asam. Salah satu asam yang disebut adalah asam kandis.

Asam kandis adalah bumbu masakan pada masakan minang yang berasal dari sejenis buah yang dikeringkan. Buah itu adalah asam kandis, setelah keringpun tetap disebut asam kandis, atau bahasa minangnya asam kandih.

Tanaman asam kandis atau nama latinnya Garcinia xanthochymus, berkerabat dengan manggis (Garcinia mangostana) yaitu sama-sama bergenus Garcinia. Pohon asam kandis sepertinya manggis juga pohon yang cukup tinggi, bisa mencapai 20 meter.

Buah asam kandis sangat asam sehingga tidak bisa dijadikan buah segar. Buah tersebut diiris tipis-tipis lalu dikeringkan dengan cara dijemur di bawah sinar matahari, itulah yang menjadi bumbu masakan. Saat saya masih mengontrak, pemilik rumah kontrakan saya memiliki pohon ini di kebunnya, dan mereka sering menjemur asam kandis itu di halaman.

Asam kandis yang dikeringkan pada masakan minang adalah pelengkap untuk gulai, baik gulai ikan, gulai ayam atau gulai daging. Rasanya yang asam menambah cita rasa masakan sehingga menjadi lebih sedap.

Di pasar harga asam kandis tidak mahal, saya bahkan sering membeli dengan Rp 2.000 saja. Kalau saya membeli Rp 5.000 itu bisa digunakan untuk lebih sebulan. Secara umum penggunaan asam kandis hampir sama dengan asam jawa, walau tidak bisa saling menggantikan, karena kurang cocok. Di luar Sumatera mungkin asam kandis kurang dikenal, karena bila anak saya pulang kampung, maka dia membawa asam kandis ke Kalimantan. Apakah Anda biasa menggunakan asam kandis?

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kereeen ulasannya, Bunda. Salam literasi

21 Sep
Balas

Asam donk

21 Sep
Balas

Selau ada di dapur, tapi belum pernah melihat buah yang belum dikeringkan

22 Sep
Balas

Saya tahu asam ini juga dari orang Sumatera, Aceh.

21 Sep
Balas



search

New Post