Kue Lebaran
Setiap menjelang lebaran drama itu akan berulang kembali, Bu Sinta yang repot membuat kue kering dan Pak Rinto yang melarang. Mereka suami istri tanpa anak, kedua orang tua mereka sudah tiada, komplek perumahan mereka umumnya dihuni oleh perantau yang mudik, jadi tidak perlu repot menyediakan hidangan lebaran, tetapi Bu Sinta tetap merasa itu hal yang wajib. Tiga hari setelah salat Ied, tetangga kiri kanan belum balik, tamu yang datang tak satupun, kecuali tukang sampah yang dipaksa Bu Sinta untuk mencicipi kue lebaran, "Ayo Bu, habiskan kue-kue keringnya yang banyak ini, mubazir lo," sindir Pak Rinto.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Tenang, kalau tetangga dah pulang, kasihkan saja. Kue kering kan lama basinya hehe.....
hahaha... kirim ke Jember kuenya bunda
Gambarnya juga dapat nyomot Pak, he..he
waduh
Luar biasa kuenyo ni...cod Yo ha ha