Nh Dini, Karya-Karyanya Saya Sukai
Saya pertamakali membaca tulisan Nh Dini saat kelas satu SMP. Saya meminjam dari perpustakaan sekolah novel yang berjudul La barka.

Sebetulnya novel itu agak berat untuk anak yang baru tamat SD, tapi saya terkesan dengan cara menulisnya yang seperti bertutur. Sejak saat itu saya selalu meminjam di perpustakaan bila bertemu buku karya Nh Dini.
Saat kelas tiga SMA, di sekolah saya ada syarat untuk kelulusan dengan menulis satu karya tulis. Ketika teman-teman sekelas melakukan hal tersebut dengan memilih topik “biasa” seperti “Beternak Ayam” atau “Beternak Ikan” maka saya melakukan seperti mahasiswa Sastra Indonesia menulis skripsi. Saya bolak balik ke perpustakaan daerah dan perpustakaan sekolah, untuk menganalisis tiga karya Nh Dini, yaitu: Pada Sebuah Kapal, Namaku Hiroko dan La barka

Sayang saya tak menyimpan karya tulis tersebut dengan baik. Karena setelah saya lulus CPNS dan merantau ke kabupaten lain, Ibu membuang buku-buku lama saya termasuk karya tulis tersebut.
Nh Dini lahir di Semarang tanggal 29 Februari 1936. Ya, tanggal itu hanya muncul sekali empat tahun pada penanggalan. Nama lengkapnya Nurhayati Sri Hardini. Beliau memiliki dua kakak perempuan dan dua kakak laki-laki, beliau adalah anak bungsu pada keluarga tersebut. Ayahnya bekerja pada perusahaan kereta api.
Nh Dini mulai menulis sejak SMP. Sebagian besar karyanya bercerita tentang dirinya sendiri, walau beliau tidak secara langsung mengatakannya. Selain itu beliau semasa sekolah mengisi kegiatan dengan belajar tari Jawa dan menembang.
Setamat SMA beliau ke Jakarta untuk mengikuti tes untuk menjadi pramugari di Garuda, dan lulus. Hal itu menyebabkan beberapa tulisannya berlatar belakang kehidupan di bandara atau pekerjaan pramugari. Seperti “Kemayoran” dan “ Keberangkatan”
Nh Dini menikah dengan seorang diplomat Prancis Yves Coffin tahun 1960. Pekerjaan suaminya membuat beliau tinggal di beberapa negara seperti Jepang, Filipina, Kamboja dan Amerika Serikat. Dari perkawinan itu beliau melahirkan dua orang anak yaitu Marie Claire Lintang dan Pierre Louis Padang (Pierre Coffin), anak kedua ini terkenal sebagai sutradara film animasi Minions
Sebagian orang mengatakan Nh Dini terlalu vulgar bercerita tentang kekhususan hubungan perempuan dan laki-laki, tapi menurut saya hal yang dituliskannya tidaklah membuat tulisannya menjadi seperti bacaan porno.
Nh Dini memang perempuan yang suka berterus terang menyatakan pendapatnya, dan itu agak beda dengan perempuan Jawa umumnya.
Mengenai hal berketuhanan, Nh Dini jelas mengatakan bahwa orangtuanya menganut agama Islam, tapi dalam kesehariannya Nh Dini tidak pernah menuliskan beliau salat atau ibadah Islam lainnya, tapi lebih cenderung kepada mendekatkan diri dan ingat pada Tuhan, saya kira itu disebut Kepercayaan pada Tuhan Yang Maha Esa.
Saat ini di perpustakaan mini saya dirumah, saya memiliki 18 buah karya Nh Dini, saya membuat label sendiri di rak untuk karya Nh Dini tersebut. Saya masih berusaha untuk membeli beberapa novel Nh Dini yang belum saya miliki yaitu:
1. Sebuah Lorong di Kotaku
2. Jepun Negerinya Hiroko
3. Pertemuan Dua Hati
4. Hati yang Damai
5. Orang-Orang Tran
Demikian juga dengan buku-buku kumpulan cerpennya seperti Istri Konsul, Janda Muda, Pencakar langit dan Tuileries.
Setelah bercerai dengan suaminya tahun 1984, Nh Dini kembali ke Indonesia. Pada masa tuanya beliau tinggal pada sebuah panti jompo di Semarang. Beliau meninggal di Semarang tanggal 4 Desember 2018 pada sebuah sebuah kecelakaan lalu lintas, saat itu beliau berumur 82 tahun.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Saya waktu SMK pernah baca "Namaku Hiroko", bu.Wah, gak nyangka akhir hayat beliau cukup memprihatinkan ya, bu..Makasih, jadi nambah pengetahuan saya...
Karena tonggal di panti jompo?Tapi beliau nyaman kok tinggal disana, dan tetap aktif menulis
Keren bund...
Terimakasih bu Neli,maaf telat membalas
Sip ..Bu
Bapak karya suka Nh Dini juga? Makasih sudah mampir pak.
Wah..salut saya sama bu yanti, hobbi membacanya dan menulis sdh terlatih semenjak msh muda.Pantasan..tulisan di MGI nya bagus2Sukses selalu ya bu yanti..salam
Saya masih belajar bu Elly, selalu berusaha belajar, termasuk dari bu Elly. Terimakasih.
mantap... Gmn klo namanya ditambahkan jadi, NH Dini Mirdyanti...
Aturan dari mana pak, he he.Eh, tumben yang mampir bapak bapak semua