MISHAD

Mishad, lahir di Lamongan, 26 Mei 1975. Putra ke-2 dari 5 bersaudara. Pendidikan SD sampai SLTA-nya dija...

Selengkapnya
Navigasi Web
Pembelajaran Guru di Era New Normal

Pembelajaran Guru di Era New Normal

Pembelajaran Guru di Era “New Normal”

Oleh:

Mishad

Seperti dilansir beberapa media, bahwa ada rencana pembelajaran di sekolah akan dimulai pada 13 Juli 2020 mendatang bersamaan dengan rencana diterapkannya “new normal” di sektor pendidikan. Beberapa sekolah menyatakan siap untuk membuka lagi kegiatan belajar mengajar (KBM) di sekolahnya masing-masing. Tapi ada beberapa sekolah yang menyampaikan belum siap karena alasan sarana dan pra sarana yang kurang memadai. Beberapa sekolah di Papua pada saat pembelajaran dalam jaringan (daring) yang sudah berjalan lebih dari dua bulan ini juga kurang efektif. Hal ini karena kepemilikan gadget siswa yang masih minimal (kurang dari 50%) dan SDM guru dan siswa, termasuk orang tuanya yang melek informasi teknologi (IT) juga sangat terbatas.

Kini, ketika era new normal telah diwacanakan di sektor pendidikan telah memicu respon beberapa sekolah. Imbasnya, beberapa sekolah, terutama sekolah swasta yang minim pendanaan sangat berharap sekolah untuk dibuka kembali. Sekarang, mereka kesulitan untuk menarik secara optimal dana ke wali murid karena pembelajaran daring dianggap kurang efektif oleh orang tua. Dampaknya dana SPP siswa tidak bisa dibayarkan secara penuh ke sekolah, padahal mereka kepingin maksimal menggaji guru dan pegawainya.

Untuk mempersiapkan pembelajaran di era new normal, beberapa sekolah sudah menyiapkan wastafel, cadangan masker, hand sanitizer, thermo gun, face shild, dan piranti safety health yang lain. Sekolah juga berencana menerapkan standar protokol kesehatan, seperti sistem shift (bergantian), perampingan jumlah jam pelajaran, out dor/ semi out dor learning, menyusun standar operasional prosedur(SOP) KBM, dan lain-lain.

Guru sebagai salah satu komponen pendidikan, memiliki peran strategis dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah. Dalam kondisi new normal, guru harus mempunyai strategi khusus untuk menghadapinya. Untuk itu perlu dilakukan langkah-langkah yang adaptif oleh guru untuk menyesuaikan dengan kebijakan “new normal” . Langkah tersebut diantaranya adalah: Pertama. Memakai alat pelindung diri (APD) standar, yaitu masker, jika perlu memakai sarung tangan dan face shield. Masker bagi guru berfungsi untuk mencegah penularan dan penyebaran penyakit. Sebaiknya guru konsisten menggunakannya ketika KBM dengan siswa. Ada dua manfaat yang bisa kita dapatkan dari penggunaan masker ini, yaitu guru dan siswa tidak saling menularkan dan menyebarkan penyakit.

Kedua. Menkombinasikan pembelajaran daring dan luring (luar jaringan/ tatap muka), karena perampingan waktu. Dalam kurikulum darurat covid 19, akan diberlakukan perampingan jumlah jam pelajaran. Selain pengurangan jam pelajaran, juga akan tetap dilakukan daring bagi siswa yang tidak memungkinkan datang ke sekolah. Karena masih dimungkinkan beberapa siswa masih terhambat karantina wilayah atau hambatan lain yang tidak memungkinkan mereka masuk.

Guru harus membuat kombinasi strategi mengajar daring dan luring yang efisien, sehingga siswa yang datang ke sekolah terlayani, termasuk yang masih harus belajar dari rumah. Tetapi guru harus meramu strategi KBM yang efisien agar guru tidak kehabisan energi, karena harus melayani siswa yang daring dan luring. Salah satu strategi yang dapat diterapkan, misalnya merekam KBM pada saat KBM luring, kemudian hasilnya disampaikan pada siswa yang belajar daring dari rumah. Merekam tidak harus melalui media video, mungkin juga rekaman suara atau keknik merekam yang lain disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan guru dan sarana yang ada.

Ketiga. Menjaga jarak aman, ketika interaksi dengan siswa. Dalam melakukan KBM luring, tentunya kita akan ada kecenderungan berinteraksi secara fisik dengan siswa. Maka sebaiknya interaksi tersebut tidak sampai terlalu dekat apalagi harus kontak fisik. Selain penggunaan masker dan APD lain, untuk melakukan phisical distancing dengan siswa bisa dilakukan dengan cara out dor learning, yaitu melaksanakan pembelajaran di tempat terbuka yang agak luas. Jika sekolah tidak ada ruang terbuka yang memadai, maka bisa tetap di kelas tapi dengan menjaga jarak aman.

Sekolah juga bisa membantu mengurangi kepadatan di kelas melalui strategi shift (siswa masuk bergilir). Sistem bergilir sangat dimungkin dengan cara separuh masuk pagi sampai siang dan separuh masuk siang sampai sore. Beberapa sekolah yang siswanya kemungkinan mayoritas masuk semua, sangat sesuai menerapkan strategi ini. Bagi sekolah yang sama-sama dominan antara yang bisa datang ke sekolah dengan yang masih harus belajar di rumah, maka secara otomatis akan mengurangi kapasitas penghuni kelasnya. Maksudnya separuh siswa akan mengikuti luring di sekolah dan yang separuh akan mengikuti daring dari rumah.

Ke-empat. Menjaga kebersihan, rajin cuci tangan, bila perlu membawa hand sanitizer. Biasanya, aktivitas cuci tangan sering dilakukan oleh guru, terutama ketika tangannya belepotan tinta spidol waktu selesai mengajar. Tapi di era pandemi ini, sebaiknya guru dan siswa harus rajin cuci tangan setelah aktivitas apa pun, karena tangan kita sering tidak sengaja menyentuh benda/alat/ atau tempat-tempat tertentu yang rentan terdapat bakteri/virus. Oleh karena itu, menjaga kebersihan sarana pra sarana dan lingkungan sekolah perlu digalakkan lebih intensif di sekolah.

Untuk menunjang program cuci tangan, fasilitas wastafel di sekolah perlu dibuat lebih banyak dan disedikan sabun. Cuci tangan dengan sabun lebih diutamakan daripada harus menggunakan hand sanitizer, karena terlalu sering menggunakan hand sanitizer berdampak buruk pada kulit. Penggunaan hand sanitizer dilakukan jika memang tidak memungkinkan/ kesulitan mendapatkan tempat cuci tangan. Tentunya semua kegiatan menjaga kabersihan sekolah dan cuci tangan ini dilakukan bersama-sama oleh seluruh komponen sekolah.

Ke-lima. Menjaga kebersihan alat/ tempat/ fasilitas yang digunakan bersama dengan siswa/teman sejawat. Era pandemi ini menuntut kita untuk lebih telaten dan peduli pada sesuatu yang mungkin sebelumnya kita anggap tidak perlu. Membersihkan keyboard komputer di lab, menyemprot berkala ruangan dengan desinfektan, membersihkan pegangan tangga dan pegangan pintu , dll perlu dilakukan berkala demi kebersihan serta pencegahan penyebaran dan penularan penyakit di sekolah.

Budaya bersih dan sehat tentunya harus diterapkan bersama seluruh komponen sekolah, termasuk ketika menggunakan fasilitas bersama di sekolah. Perlu ada panduan/protokol yang harus diterapkan semisal ketika KBM di laboratorium, aktifitas di perpustakaan, makan di kantin, di kamar mandi/toilet, bahkan ketika di tempat ibadah. Guru sebagai inspirator sekaligus motivator harus menjadi teladan dalam menggalakkan budaya ini.

Ke-enam.Perlu membuat SOP (standar operasional prosedur) KBM. Implementasi aturan yang diterapkan akan lebih sistematis jika dibuat SOP-nya, termasuk dalam KBM. Guru dan pihak terkait di sekolah idealnya harus membuat SOP KBM di kelas, SOP KBM out door learning, SOP belajar di perpusatakaan, SOP belajar di laboratorium, dan lain-lain. Harapannya dengan SOP ini segala aktifitas guru dalam KBM-nya bisa lebih tertuntun, teratur, terukur dan terkontrol.

Ke-tujuh. Memperbanyak dzikir dan do’a. Setelah berikhtiar dengan langkah-langkah preventif di atas, kita sebagai guru juga harus banyak berdzikir dan berdoa. Rasulullah bersabda “Ikatlah untamu lebih dahulu, kemudian bertawakal.” Langkah-langkah yang sudah kita lakukan di atas merupakan implementasi dari “mengikat unta”. Do’a dan dzikir adalah perwujudan dari tawakkal. Do’a dan dzikir adalah suatu cara untuk menutup celah atas kekurangan dan keteledoran dari apa yang sudah kita ikhtiarkan. Berserah diri kepada Allah SWT setelah ikhtiar dengan langkah-langkah di atas adalah bentuk pengakuan, bahwa kita sebagai manusia ini tempat dari salah dan lupa. Sehingga pada dasarnya Allah SWT, Tuhan yang maha kuasalah yang bisa menolong dan menyelamatkan kita dari marabahaya dan keburukan lainnya, termasuk dari wabah korona ini. Semoga Allah SWT, Tuhan maha kuasa memberikan kemudahan dan keselamatan bagi kita semua yang berencana kembali mengadakan pembelajaran tatap muka di era new normal ini. Aamiin. Wallahua’lam

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Aamiin, referensi untuk persiapan new normal

10 Jun
Balas

Mudah-mudahan bermanfaat

10 Jun



search

New Post