JADILAH IBU YANG MANJA
JADILAH IBU YANG MANJA
Setiap kali memasak, biasanya bukan hanya tangan dan kaki saya yang sibuk, tetapi mulut saya juga sibuk. Saya akan sibuk meminta bantuan kepada anak-anak secara bergantian.
"Kakak cantik, tolong ambilin bakso di kulkas ya."
"Dede ganteng, tolong ambilin cabe bawang dong."
"Kakak, tolong ambilin air ya sebotol."
"De, tolong ambilin gula ya."
Dan banyak sekali seruan buat anak-anak. Alhamdulillah meski kadang mereka lambat merespon karena sedang asyik main atau membaca, tetapi mereka tidak pernah menolak permintaan tolong bundanya.
Seringkali pulang kerja, saya merasa lelah. Saat itu biasanya saya memanggil Liyana untuk membuatkan teh panas. Saking seringnya saya meminta tolong, Liyana sudah hapal jika saya berkata : "Bunda hari ini capek banget." Liyana langsung merespon dengan bersiap memasak air di teko listrik. Bahkan kini Rasyid juga sudah mahir memasak air dan membuat teh panas untuk bunda. Saya memang senang teh panas, yang dibuat dari air mendidih, rasanya lebih enak dari hanya teh hangat. Bahkan jika saya sedang sakit, Liyana dan Rasyid lah yang menyiapkan makan sekaligus menyuapi saya. Alhamdulillah mereka terinspirasi dari Mas Aidan, kakak tertua mereka yang sering bersikap seperti itu kepada bundanya.
Setiap malam, saya biasa menyediakan air campur madu untuk suami. Beberapa kali saya meminta Liyana atau Rasyid yang menyiapkan. Hasilnya, saat saya harus menginap karena tugas, mereka paham bahwa air madu harus siap sebelum ayah pulang.
Saya ibu yang manja? Ya dan saya tak masalah dengan itu.
Mengapa hanya anak yang dimanjakan? Ibu juga dong 😊
Hasil dari sikap manja saya ke anak-anak, mereka memiliki empati terhadap rasa lelah saya. Mereka memiliki kesadaran harus melakukan apa saat saya sakit. Mereka bisa mandiri saat kondisi meminta.
Tak mengapa sesekali memanjakan anak. Tapi cobalah untuk menjadi ibu manja yang selalu melibatkan anak dalam hal apapun. Rasa percaya diri mereka akan tumbuh karena merasa selalu dibutuhkan.
Buatlah dirimu menjadi ibu yang sering berkata tolong dan terima kasih kepada anak-anak. Karena kelak mereka tak bisa lagi bergantung pada kita. Cepat atau lambat mereka harus mampu lepas dari kita.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar