Jujur,mata sebenarnya minta terpejam. Tapi saya ingat hari ini kesibukan kejar deadline yang lain membuat saya belum sempat merangkai kata menyusun kalimat di gurusiana.

Pada sesuatu hal yang tengah terjadi dan bergolak di sekitar saya akan lebih baik kalo saya abadikan melalui sebuah tulisan.

Sekali lagi, karena dengan tulisan akan lebih terkontrol dan terkendali.Apakah saya sekedar meluapkan emosi atau benar-benar sudah mengambil sikap dengan bijak.

Hari ini,20 Oktober 2017, hari terakhir saya memberi bekal pada siswa saya untuk berangkat ke ajang kompetisi Lks SMK tingkat propinsi Jatim di Kab. Banyuwangi.

Sudah menjadi rutinitas saya sebenarnya membimbing siswa dari tahun ke tahun, untuk maju pada even yang sama.

Tapi tahun ini memang istimewa dan luar biasa bagi saya. Saya benar-benar dikasih ladang ibadah dan kesempatan oleh Allah yang Maha Mengatur semuanya, untuk kembali belajar menggapai yang namanya ikhlas.

Bagaimana tidak, setelah tahun lalu saya dicibir dan dituduh jadi biang kegagalan siswa yang tidak lolos pada seleksi kabupaten. Selanjutnya membawa rentetan buruk tentang nama saya.

Bahkan ekstra jurnalistik yang saya bina dan saya bimbingpun harus dibredel pada edisi ke 11.

Prestasi hasil kerja keras saya yang sudah saya usung sebelumya dari tahun ke tahun, baik tingkat propinsi, Nasional bahkan Internasionalpun tidak lagi berarti apa-apa.

Saya yang berlatarbelakang Seni Rupa dianggap tidak berkompeten untuk membimbing bidang lomba Desain Grafis.

Tapi mengapa baru tahun ini hal itu terjadi.

Sedangkan saya tetap mengajar mapel Desain Grafis di Multimedia. Siswa yang akan maju lombapun tidak bisa lepas dari binaan saya. Teman guru Multimediapun belum ada yang sanggup ,karena mereka memang tidak punya basic ilmu seni dan desain

Dan hari ini, saya hanya bisa berdoa dan memotivasi dua siswa yang menjadi binaan saya di ekstra jurnalistik, untuk berangkat berkompetisi. Tanpa ada kesempatan buat saya untuk mendekat apalagi mendampingi mereka.

"Bunda...siapa sih yang kebangeten kok tega memperlakukan bunda seperti itu."

Rintih salah satu siswa.Karena melihat siswa yang lain berangkat kompetisi dengan didampingi pembimbing masing-masing.

Saya beri dia senyuman manis." Yakinlah akan ada hikmah terbaik buat kita semua, dibalik yang sedang bunda alami saat ini."

Orang kreatif harus bisa berpikir berbalik arah anakku. Ambil hikmah positif dibalik segala peristiwa.

orang boleh bilang bunda mbeling.Kita tidak bisa memaksa semua orang suka dengan cara kita mempertahankan kejujuran.

Bagi kita yang sadar betapa sulit mencapai ikhlas, maka ayok hargailah sekecil apapun usaha dan kerja keras orang lain.

Kita semua manusia,tidak peduli orang golongan terendah sekalipun semua pastinya butuh dihargai. Karenanya ayok terus sadar diri dan berhati hati di setiap posisi anakku.

Tetaplah menjadi diri sendiri. Dengan tetap teguh menjaga hati nurani, yang sudah banyak mati demi sebuah prestise,prestasi maupun posisi.

Semoga kita selalu terjaga dari segala hal yang menggelapkan mata,anakku.

Selamat berjuang buat anak-anakku INSPIRATIF.

M.Safii Munaf (Tek. Graphic Desain)

Y.Andika (Instalasi Jaringan)

Wahai para pengambil kebijakan,jangan patahkan semangat mereka berkompetisi hanya demi penghematan biaya.

Itu adalah sesuatu yang sangat menyakitkan saya dan anak-anak saya.

Mohon Maaf...