Ekskul Jurnalistik, Mendidik untuk Membebaskan

Oleh: M. Maghfur Qumaidi, S.Sos., S.Pd., M.Si.

Sepuluh sampai limabelas tahun ke depan, peserta didik yang saat ini belajar di sekolah akan mengantikan tongkat estafet pembangunan bangsa di semua lini kehidupan. Untuk itu, lembaga pendidikan  sebagai knowlwdge Based Agen agar tidak hanya melakukan tranformasi pengetahuan semata. Namun, juga menjadi wadah untuk menggali dan mengembangkan potensi yang dimiliki setiap peserta didik dalam menghadapi masa depannya. Sehingga tidak mengukur keberhasilan peserta didik dalam belajar dengan indikator tingginya capaian nilai pada mata pelajaran tertentu saja. Tetapi sejauh mana peserta didik dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensinya. 

Setiap individu mempunyai potensi yang berbeda, dan  potensi-potensi itulah yang memungkinkan sebagai dasar untuk mengembangkan kehidupannya di masa yang akan datang. Tidak sedikit fakta terjadi, ketika masa belajar di sekolah mempunyai nilai akademik yang biasa-biasa saja. Namun, setelah tumbuh dan berkembang di masyarakat ia sukses dalam kehidupannya. Ini setidaknya dapat menjadi acuan, agar sekolah memberi wadah, dan banyak memberi kesempatan yang seluas-luasnya kepada peserta didik untuk menumbuhkembangkan potensinya sehingga apa yang belum terkafer dalam mata pelajaran dapat diakomodasi.

Program ekstrakurikuler merupakan salah satu wadah untuk mengembangkan potensi, karena program tersebut bertujuan agar peserta didik dapat tambahan pengetahuan, keterampilan, wawasan, serta membantu membentuk karakter sesuai dengan minat dan bakat masing-masing anak. 

Kegiatan jurnalistik merupakan bagian dari program ekstrakurikuler di sekolah, dalam kegiatan tersebut banyak nilai-nilai karakter yang dapat tergali sekaligus dapat dikembangkan. Karena jurnalistik bukan hanya terampil menulis berita, opini, dan lain-lain. Namun juga kemampuan menggali informasi, baik melalui pengamatan, wawancara, atau membaca. Selain itu, jurnalis di era modern harus mampu mengaplikasikan teknologi informasi secara baik, karena masyarakat modern menginginkan berita-berita yang tersaji dengan cepat. 

Ekskul jurnalistik di era tekhnologi, tentu tidak bisa hanya dikelola secara konvensional, seperti menempel berita di majalah dinding, menulis buletin yang terbit satu atau enam bulan sekali, dan lain-lain. karena ciri khas jurnalistik di era tekhnologi moderen adalah kecepatannya dalam memperoleh dan menyebarkan informasi. Untuk itu kegitan jurnalistik di sekolah juga harus dinamis, terorganisir, dan menampilkan informasi terkini dengan cepat. Penyesuaian itu tentunya perlu adanya paradigma baru dalam mengelola ekstrakurikuler jurnalistik di sekolah, yaitu dengan melibatkan semua potensi peserta dalam sebuah tim, sekaligus mengenalkan dan melaksanakan cara kerja dari penerbitan media informasi, meskipun dengan cara yang sederhana. Misalnya bagaimana mereka menulis berita yang ditemui, mengirim pada tim redaksi untuk diedit, kemudian menyebarkan berita ke publik.

Peserta ekstra jurnalistik, meskipun semua mempunyai minat menulis, mereka juga mempunyai keunggulan potensi yang berbeda-beda. Misalnya kemampuan membuat ilustrasi, kemampuan menggali informasi, wawancara, kemampuan melakukan edit, dan kemampuan menggerakan anggota tim. Berbagai kemampuan tersebut dipadukan dalam tim jurnalistik yang bekerja dengan sistem mengelola media informasi. 

Ekskul jurnalistik yang dikembangkan secara baik, secara tidak langsung memberikan pembekalan life skill untuk peserta didik agar cakap menghadapi permasalah hidup. Karena kegiatan tersebut melibatkan fisik, mental, dan intelektual. Aspek fisik jurnalis harus mempunyai ketangguhan fisik dalam memburu informasi yang sebagian besar di peroleh di luar ruangan. Aspek mental jurnalis harus mempunyai kesiapan dalam menggali informasi pada pihak lain yang dilakukan secara mandiri. Aspek intelektual jurnalis dituntut mempunyai kemampuan  mengolah informasi yang harus dipahami oleh publik. 

Sementara life skill yang dibutuhkan dalam menghadapi persoalan hidup untuk remaja yang ditetapkan oleh WHO, juga melibatkan aspek-aspek tersebut, di antaranya membuat keputusan dan sekigus mencari solusi, berpikir kreatif dan kritis, konunikasi dan kemampuan interpesonal, kesadaran diri dan empati, dan mengatasi, dan kemampuan untuk mengatasi emosi dan stres. Dan ekstrakurikuler jurnalistik telah menjawab semua kebutuhan itu. Wallahu a'lam bissawab.

Profil Penulis

M. Maghfur Qumaidi, asal kabupten kediri. Lahir di kediri 20 Agustus 1975. Saat ini mengajar di MTsN 7 Kediri dan sebagai Tim literasi Madrasah. Selain itu juga aktif sebagai penggiat literasi yang tergabung dalam berbagai organisasi di antaranya, ketua IPP-Jatim, Sekretaris IGMPL-Jatim, Bidang riset dan pengembangan Komnasdik kab/ kota kediri, dan Ketua Dewan Redaksi JPPP.  

Buku-buku tunggal ber-ISBN yang pernah ditulis antara lain: Terciptanya surga di kelas, Mengalir jernih menulis buku populer, Menyingkap rahasia bumi literasi, Subsidi pupuk dalam realitas fakta berbicara petani bersuara, dan tergoda kiamat. Selain itu terdapat 20 judul buku antologi esay dan puisi.