Literasi? Paham!

Oleh: M. Maghfur Qumaidi

Literasi mungkin cukup familier di telinga kita. Itu bukan program baru. Hanya saja, gema itu menjadi keras, bahkan memekakan telinga, setelah literasi berinovasi. Literasi bukan lagi hanya sekedar gerakan baca. Namun, menjadi gerakan tulis. Gerakan tulis pun berkembang, bukan hanya menulis di meding sekolah saja. Namun, menjadi gerakan menulis buku. Gerakan itu diikuti oleh siswa, guru, dan siapa pun yang ingin mengikuti gerakan itu.

Sebenarnya tanpa gerakan tulis, tidak masalah. Karena setiap orang mempunyai kemauan dan kemampuan yang berbeda dalam mengimplementasikan literasi.

Artinya bila mau membaca dan menulis, boleh. Hanya membaca juga tidak masalah. Tidak dua-duanya juga tidak apa-apa. Gerakan lierasi hanya gerakan moral. Himbauan intelektual. Agar kita tak tertinggal oleh peradaban. Dengan beriterasi Kita bisa mengikuti perkembangan, dan tidak terus mempertahankan sesuatu yang tradisional. Harus dipahami bahwa zaman terus berubah dan berkembang

Pada saat saya membangun rumah. Saya minta tolong seorang tukang bangunan. Tukang itu lumayan laris. kalau minta bantuan harus antri sampai berbulan-bulan, bahkan sampai tembus tahun. Memang terkenal bangunanya bagus. Saya tanya dari mana, mendapatkan model-model bentuk rumah, serta pernik-pernik lain. Katanya dari membuka intetnet. keren betul tukang itu. Saya tanya apa alasanya, katanya agar tidak ketinggalan, karena hampir tiap tahun, model bagunan itu berubah. kalau tidak bisa mengikuti dengan membaca dan melihat ganbar, bisa-bisa hanya akan disuruh orang memperbaiki kandang sapi.

Saya juga pernah berbincang dengan sahabat saya seorang guru. Guru dibatasi ruang dan waktu. Selain itu juga dibatasi kurikulum dan jumlah murid. Guru mengajarkan mapel tertentu.

Berbeda dengan menulis. Ide-ide kita kapan pun bisa dibaca, tanpa harus bertemu.

Kembali tentang literasi. Boleh memilih apapun. Namun, bagi orang yang ingin maju pasti akan memilih literasi.